29. Tawa Lepas Ku

1K 77 10
                                    

Kalian tau kan rasanya hidup seperti tidak ada beban pikiran? Aku pun merasa seperti itu sekarang. Biasanya selalu ada hal yang aku pikirkan tapi sekarang pikiran ku selalu ingin dipenuhi oleh hal yang membahagiakan.

Sekolah pun aku merasa lebih baik. Walaupun orang yang tak suka padaku memang ada saja. Apalagi setelah kejadian kemarin, seluruh sekolah tau ternyata. Mungkin karena Melvin juga jadi faktor utama. Melvin ikut ditangkap karena dia juga memakai obat obatan terlarang. Untunglah Vitroy dan Renki tidak sama sekali memakai obat terlarang tersebut.

Oji? Wah dia sekarang membantuku dalam berjualan. Kami sama sama membagi modal untuk buka toko gantungan kunci. Tabunganku selama ini yang sengaja aku simpan dan tak mau buka walaupun memang butuh, akhirnya aku buka. Cukup banyak dan aku bersyukur, doakan saja kami berhasil mendirikan toko kami secafa bersama.

Yara pun ikut untuk berbisnis. Walah usia kami muda kami akan terus berkarya. Karena membuka lapangan kerja pun suatu kesenangan untuk kita mau pun orang yang akan bekerja dengan kita nanti. Kalau Yara membuka bisnis tentang skincare secara online.

Selain gantungan kunci kedepannya Oji juga ingin menambah patung ukiran dirinya sendiri. Sebenarnya Oji adalah orang yang kreatif dalam seni. Oji juga sadar kalau ibu harus istirahat dari berjualan, biarlah semua pencarian Oji yang mencarinya.

Hidupku lebih indah daripada yang aku bayangkan. Disekelilingku banyak orang baik dan mau saling membantu. Doakan apa yang kamu mulai bisa kami terlaksana.

Sekarang saatnya aku mengedarkan angket untuk karya ilmiah tugas bahasa Indonesia. Aku dan Yara sama sama membagi walau ada yang tidak menerima angket dariku. Yara membantu untuk orang mau mengisi angket dariku.

Setiap kelas ada perwakilan untuk menjawab satu angket. Setelahnya baru aku membuat jawaban atas angket tersebut.

Angket dikumpulkan hari ini juga. Jadinya kami duduk ditaman sekolah karena ini sudah pulang sekolah. Kenapa tidak di perpustakaan karena mau menghirup udara diluar daripada AC.

"Andi, ternyata dunia itu indah setelah ada badai," ucap Yara sambil memegang tanganku. Ku tatap genggaman tangannya, rasanya memang nyaman dan menenangkan sekali. Tetapi kami tetap sahabat dan tidak lebih dari itu.

Aku segera tersadar dan menjawabnya, "Semoga selamanya seperti ini. Karena saya belum merasakan kebahagiaan seumur hidup saya."

Yara mengangguk, "Namanya hidup sih pasti ada bahagia dan gak nya. Tapi carilah bahagia menurut kamu sendiri."

Tiba tiba saja Yara menarik kursi rodaku menjadi didepannya. Dia menatap mataku sekarang. "Apa yang bakal lo raih setelah ini?"

Aku kalah! Matanya terlalu indah. Aku mengalihkan pandanganku tapi ditarik kembali olehnya. "Tatap gue dong. Eh maksudnya tatap aku."

"Mungkin...."

"Jangan jawab mungkin dong! Jawab pasti!" Ucapnya tegas dan sedikit menggoyangkan kepalaku.

"Pastinya mau kuliah, doakan saja bisa mendapat kampus negeri dan mendapat beasiswa. Mengembangkan toko bersama sama. Kalau kamu?"

Dia menghembuskan nafasnya dan melepas tangannya dari wajahku. Aku salah ngomong? Karena wajahnya terlihat murung.

"Masa gak ada bagian gue nya direncana hidup lo? Kesel banget gue ah."

Aku gelabakan.

"Maksud kamu?"

"Yaelah udah deh lanjut kerjain tugas bahasa Indonesia aja, karena tiga hari lagi harus di kumpul terus kan harus di cek dulu sama guru."

Kami sama sama diam dan fokus mengerjakan. Tetapi pikiranku masih memikirkan maksudnya tadi. Salah tidak aku bilang kalau Yara nyaman denganku?

"Yara, kamu belum jawab pertanyaan tadi."

Dia masih fokus ke layar laptopnya tapi menjawab, "Kurang lebih sama kayak lo. Apa jangan jangan kita jodoh ya?"

"Hah?" Spontan aku kaget dan dia tertawa kencang. Aku melihatnya tertawa sampai puas dan kehabisan nafas. Sampai juga menjatuhkan diri ke bawah. Aku memegang tangannya biar ga oleng karena lemas tertawa terus.

"Muka kamu hahaha." Masih berlanjut tertawa, aku pun tertular dan jadi tertawa bersama. Kami saling tatap kemudian tertawa, seperti itu terus dan akhirnya memutuskan untuk selesai. Perutku sudah merasa kram. Yara masih ada sisa sisa tertawa tapi sudah membenarkan posisi duduknya.

"Haduh cape banget ketawanya."

Aku berani bersumpah ini adalah ketawa terlepasku. Karena hal seperti tadi bisa tertawa sampai lemas dan bahagia.

"Eh Andi! Gimana kalo emang kita jodoh?" Tanyanya dengan excited.

"Kita gapai dulu semuanya, kalau berjodoh pun kita akan selalu bersama."

"Akhirnya Andi sadar juga mau kuliah ya. Mau semangat lagi dan bangkit lagi. Aku juga merasa hal yang sama, kita berteman sangat positif."

Yara memelukku tapi aku tidak berani membalasnya. Biarlah dia memelukku sepuasnya walau rada minder karena mungkin aku bau keringat.

"Yara, kita belum selesai tugasnya."

Yara akhirnya melepaskan pelukan itu dan kami sama sama melanjutkan tugas tanpa canggung sedikit pun. Sebenarnya jantungku berdetak sangat cepat, baru aku dipeluk oleh seorang wanita asing selain keluarga.

Setelah tiga hari kami mengumpulkan hasil tugas kami yang sudah direvisi kemarin. Akhirnya tugas itu selesai karena cukup berat.

Itu tugas terakhir untuk kelas 12, setelahnya hanya tinggal ujian dan fokus mencari universitas yang akan dituju. Aku sudah membuat planning bersama Yara. Kami memang berniat bersama sama kuliahnya tapi kita lihat takdir Tuhan apakah kami tetap bersama atau harus terpisah antar kota.

Untunglah masih antar kota, karena sebenernya Yara disuruh kuliah di Rusia tapi Yara tolak dan ingin di Indonesia saja. Bayangkan bagaimana kalau antar negara.

***

Kejadian di hidupmu masih panjang. Tatap masa depan dan yakin kan dirimu bahwa segala keputusan yang kamu ambil dalam nama Tuhan pasti adalah yang terbaik.

Buku ini akan sampai pada lembar terakhirnya. Inilah kisah hidup tersulitku. Semoga kalian bisa mengambil sisi positifnya dalam setiap lembar. Aku sangat bahagia menulis buku ini dan membagi semua kisahku.

Jangan takut dan lawan semuanya, walau kamu lemah secara fisik tapi jiwa kamu membara setiap saat.

Aku Heridson Andi, inilah kisahku.

______________________________________

Hai semuanya, akhirnya kisah Andi akan berakhir satu bab lagi. Untuk endingnya akan aku bikin happy ending kok.

Karena sebelumnya aku berpikir untuk membuat Heridson ini sad ending. Ada dua sisi ending yang menurut aku baik semua tapi aku memilih happy ending karena itu semua pasti harapan kalian kan?

Terimakasih untuk support kalian aku sangat berterimakasih:) terutama Andi:)

Enjoy,
H.

HeridsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang