Kursi rodaku ditarik oleh seorang wanita dan memintaku untuk diam tak berteriak. Jaket yang dipakainya mengingatkan ku pada wanita yang membeli gantungan kunci waktu itu.
Wanita itu mengajakku untuk duduk ditaman dekat tempat jualan ku tadi. Aku tidak mau mengucapkan satu kata pun karena dia yang memaksa ku untuk ikut. Dia membuka topi jaketnya dan aku benar benar bisa melihat bahwa wanita itu sangat mirip sekali dengan Yara. Dia menangis dan aku bingung harus apa?
Dia menarik nafas untuk menenangkan dirinya lalu menghapus air matanya yang keluar. Aku benar benar tidak tau harus berbuat apa.
"Andi." Ucapan pertamanya membuatku terkejut. Kenapa dia bisa tau namaku?
"Maaf? Dari mana anda tau nama saya?" Aku tidak bisa menahan rasa penasaran ini. Dua kali aku bertemu dan tidak tau apa tujuannya.
"Pria tadi jahat. Tolong jaga Yara dan buatnya merasa cinta," katanya membuatku berpikir. Pria tadi? Yang keluar dari mobil?
Dia melanjutkan kalimatnya, "Saya adalah mamanya Yara. Pasti kamu bisa menebak siapa pria tadi, kan?"
Wanita itu menangis kembali, sepertinya sakit untuk mengingat pria itu. Seperti yang kalian tau kan kisah Yara seperti apa. Dengan tiba tiba wanita itu mengeluarkan kertas kecil dan memberikannya padaku.
Kertas itu berisi alamat rumah. "Ini adalah rumah Yara, nak. Dia tinggal dengan papanya yang kejam. Selama ini pasti selalu Yara yang menghampiri kamu kan? Itu karena Yara tidak mau ada orang yang mengetahui rumahnya. Rumah itu sangat berantakan dan tak layak huni. Semua penuh dengan asap rokok, yang dipikirkan ayahnya Yara hanyalah uang dan bagaimana cara mendapat kepuasan. Dia akan mengandalkan segala cara untuk mendapatkan uang, saya takut kalau..."
Aku menunggu ucapannya, tapi aku seperti bisa menebak apa yang selanjutnya akan dia katakan. Pasti berhubungan dengan Yara.
"Saya takut kalau Yara akan dijual." Aku menutup mulutku dengan spontan. Demi apapun aku tidak menyangka akan sekejam ini perbuatan seorang ayah kepada anaknya. Wanita itu nangis melihatku terkejut. Rasa sesak muncul di dadaku tanpa sadar tanganku gemetar pikiran ku hanya memikirkan Yara dan semua yang sudah aku lalui bersamanya.
Kisahku memang cukup sulit tapi taukah kalian? Kisah Yara lebih berat dari aku. Mempunyai orangtua tapi tidak bersama dan memiliki masalah.
"Kemana seandainya Yara akan dijual?" Tanganku tambah gemetar dengan mengajukan pertanyaan tadi.
"Kumpulan lelaki tadi. Saya tau dimana markas mereka."
"Dimana?"
"Alamatnya ada dibalik kertas itu."
Aku melihatnya, tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah Yara ternyata.
"Kamu akan tau hal yang paling menyakitkan, Andi. Kita semua terlibat disini, saya tau kamu anak kuat. Saya akan selalu ada disini kalau kamu butuh bantuan."
Hal yang paling menyakitkan? Ada apa sebenarnya ini? Kenapa wanita ini seolah olah tau apa yang akan terjadi padaku?
"Nak, saya adalah seorang pelacur yang hamil anak sebaik dan berhati malaikat seperti Yara. Saya hamil dengan papanya Yara dan dia tidak ingin menikahi saya tapi dia mengambil anakku. Semuanya akan kamu ketahui, masalah kamu dan Yara bisa selesai setelah ini. Saya hanya seorang ibu dan sahabat yang ingin menyelesaikan ini tapi saya tidak bisa sendiri. Untuk itu bantu dan kita akan tau bersama sama."
______________________________________
Wow! Padahal sebenarnya cerita Heridson ini tidak akan ada konflik karena aku tidak bisa buat konflik.
Tapi...
Enjoy,
H.