29 - KACAU

37 8 0
                                    


——~~••~'°

Semua penghuni kantin diam tak bergeming, melihat Vero yang sangat anti sama cewek sekarang malah menggotong Nissa yang tadi pingsan di kantin.

Vero membawa Nissa ke UKS, dengan telaten Vero menidurkan Nissa di ranjang, Vero melihat sudah ada anak PMR yang siap siaga untuk memberi pertolongan.

"Cepet periksa dia," titah Vero sangat amat khawatir, ia takut Nissa kenapa-napa.

Anak PMR yang sedang bertugas hari ini pun, mengecek keadaan Nissa.

"Dia cuma kecapean aja kak, dan kayaknya belum sarapan, tinggal kasih kayu putih bakal sadar kok,"

Vero mengangguk paham, setelahnya Risa datang sambil membawa sepiring nasi goreng di tangannya.

"Nih buat Nissa, lo jagain dia ya gue ada PR belum ngerjain dan kayaknya Nissa juga belum, lo biarin Nissa di sini aja sampe pulang," ucap Risa sambil memberikan nasi gorengnya.

Risa tahu kelakuannya ini salah, malah mendekatkan Nissa kembali pada Vero, namun Risa yakin jika Vero tadi benar-benar khawatir, biarlah Risa biarkan cecunguk sialan Vero ini untuk menebus kesalahannya, walaupun dengan begitu tetap tidak seberapa di banding perasaan Nissa yang hancur.

"Iya lo tenang aja, sama gue Nissa aman."

Rasanya Risa ingin muntah di depan wajah Vero, tanpa membalas ucapan Vero tadi, Risa langsung kembali ke kelasnya.

"Oh iya, tugas aku udah beres, kakak jagain aja, aku kembali ke kelas dulu." pamit Jojo si anak PMR.

Vero hanya mengangguk tanpa niat membalas, setelah anak PMR itu pergi baru Vero memberikan kayu putih dan membiarkan Nissa menghirupnya.

Nissa menyerngit mencium bau menyengat seperti kayu putih, seketika ia meringis memegang kepalanya yang masih pusing.

"Nih minum dulu Ssa," Vero langsung menyodorkan air putih yang memang sudah di sediakan.

Nissa terkejut melihat Vero yang ada dengan dirinya, namun Nissa buang jauh-jauh dulu rasa kagetnya itu.

Nissa menerima air putih itu dan meminumnya sendiri. Setelah itu Vero mengambil nasi goreng dan meletakan gelas yang berisi air putih di atas nakas.

"Lo tadi pingsan, karna belum sarapan, nih dari Risa di makan,"

Nissa menggeleng.

"Makan Ssa, apa perlu gue suapin."

Pipi Nissa memerah mendengar tawaran Vero yang begitu enteng, pemandangan itu juga tak luput dari pandangan Vero, ntah kenapa senyum kecil terbit di bibir Vero.

"Iya," jawab Nissa di buat sejutek mungkin.

Kalau sedang bullshing begini Nissa malah tidak cocok berbicara dengan nada jutek, justru Vero ingin tertawa mendengarnya.

Setelah Nissa menghabiskan makanannya, Vero langsung menuju tempat obat-obatan dan mengambil obat pereda pusing.

"Nih minum obat dulu, gue tau lo tadi pusingkan,"

Kenapa di saat situasi seperti ini Vero malah semakin perhatian, jangan sampai Nissa luluh lagi, sudah cukup Nissa di beri harapan lalu di abaikan begitu saja.

Tanpa membalas Nissa langsung merebut obat dari tangan Vero dan menelannya, rasa pait langsung terasa di lidahnya, Vero dengan sigap menyodorkan air dan Nissa langsung meminumnya.

"Lo boleh tidur lagi."

"Lo daritadi ngomong aja, gue tau kok," ucap Nissa jengkel.

Dari perubahan bicaranya Nissa masih belum terlalu jauh berubah, hanya beda lo-gue saja, tapi jika bentuk fisik jelas sudah sangat berubah.

Nissa membaringkan kembali badannya, lalu ia pejamkan matanya berusaha untuk tidur, Nissa benar-benar tak bisa tidur nyenyak jika ada Vero, tapi dari pada selalu di situasi canggung lebih baik Nissa pura-pura tidur saja.

Baru saja berapa menit berlalu, Vero meraih jari jemari Nissa dan menautkannya dengan jemarinya sendiri.

Nissa rasanya dibuat kalang kabut, Ia ingin segera kabur tapi bagaimana, sudah terlanjur juga.

"Ssa, gue mau lo kayak dulu lagi gak berubah kayak sekarang,"

"Entah kenapa gue risih liat lo tampil beda, soalnya lo tambah cantik gue takut makin suka sama lo,"

"Tapi gue yakin lo sekarang udah benci gue gara-gara ucapan Niken waktu itu, dan gue juga udah berbuat jahat banget sama lo dengan menjadikan lo cuma pelampiasan gue doang,"

"Sebenernya gue mau jelasin bahwa ucapan Ni—" ucapan Vero di potong dengan Nissa yang tiba-tiba bangun.

Sudah cukup Nissa mendengar semuanya dan Ia tak mau mendengar semua lebih lama lagi, bisa-bisa hatinya hancur tak tersisa, sekuat tenaga Nissa menahan air matanya, tapi tak bisa air mata begitu saja lolos.

Vero terkejut ternyata Nissa belum tidur dan mendengar semua ucapannya, bahkan hatinya ikutan sakit melihat Nissa menangis karena dirinya lagi.

"Ssa, gue—"

"STOP GAK USAH LO NGOMONG LAGI,"

Setelah membentak Vero, Nissa langsung berlari dari UKS, kemanapun Nissa akan tuju asal tidak ada Vero.

Sedangkan Vero masih bergeming tak bergerak sedikit pun, perasaannya kali ini benar-benar kacau alias campur aduk.

Semua rasa sesal, sedih, dan bersalah kembali menyatu. Membuat Vero tambah frustasi.

****

Vote gais.

VeroNissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang