——•°•Sudah sejak tadi Nissa habiskan menangis tanpa henti di rooftop sekolah, hanya itu tempat yang aman agar tak ada yang mendengar isakannya.
Vero gibranian algino, lagi dan lagi cowok itu yang membuat hati Nissa porak poranda, jujur saja Nissa baru dekat selama ini hanya dengan Vero jika dengan Reyhan dulu langsung di tembak dengan alasan sudah lama mengagumi Nissa diam-diam.
Awalnya Nissa percaya tapi akhirnya kalian tahu sendiri, dan kini Vero benar-benar membuatnya jatuh seketika, sudah di ajak terbang memiliki harapan lebih tapi Vero dengan mudahnya melepaskan Nissa hingga ia terjatuh, sakit.
Nissa akan mengingat semua kenangan buruk ini, biarlah ini semua menjadi bomerang agar ia tak akan mudah percaya pada cowok yang baru mendekatinya.
Tiba-tiba pintu rooftop di buka dari luar, Nissa tak peduli siapa yang datang, yang Nissa lakukan sekarang yaitu buru-buru menghapus bekas air matanya.
"Nissa, astaga lo ternyata di sini," pekik Risa langsung menghambur kepelukan Nissa.
Tak terasa bel pulang sudah berbunyi sejak tadi, namun Nissa benar-benar tak mendengarnya.
"Lo kenapa, jujur sama gue."
Nissa menggeleng tak kuat untuk menceritakan hal yang baru ia ketahui.
Risa jadi menyesal tadi membiarkan Vero menemani Nissa kalau akhirnya seperti ini Risa tak akan sudi, namun apalah daya karna menyesal itu datangnya di akhir.
"Maafin gue Ssa, gue yang tadi nyuruh Vero buat jagain lo, gue mau dia nebus kesalahannya, karna tadi saat lo pingsan Vero keliatan khawatir banget sama lo, jadi gue percayakan sama dia, gue bener-bener gak tau kalau dia akan buat lo sedih lagi." jelas Risa bersalah.
Ntah kenapa Nissa merasa hangat ketika mendengar Vero sangat khawatir tadi, Nissa tahu tadi pun Vero menjaga dirinya sangat telaten, Vero benar berubah, tapi Nissa tak mau menampik karna bagaimana pun juga Vero salah, Ia sangat salah memperlakukan Nissa selama ini hanya untuk pelampiasannya saja.
"Gakpapa Ris, kamu gak salah, berkat kamu juga aku jadi tahu yang sebenarnya." ucap Nissa, gaya bicaranya telah berubah seperti biasa, karena lelah bicara terus dengan lo-gue dengan masih belajar, jadi lidah Nissa bicara dengan kaku terus menerus, lidah juga bisa capek jika bicara selalu di paksakan.
Risa menyerngit mendengar penuturan Nissa tadi.
"Tau apaan Ssa?!" tanya Risa tak sabaran.
Nissa terkekeh pelan. "Ntar aja ya, gue lelah yuk kita pulang."
Risa akhirnya pasrah saja dan menuruti Nissa untuk pulang saja, Risa kali ini tak akan memaksa biar Nissa sendiri yang menceritakannya.
"Hari ini lo pulang kan?" tanya Risa sambil terus fokus menyetir mobil.
"Iya Ris, kasian juga masa ibu di tinggal sendiri terus,"
Risa menghela nafas keras pembelajaran untuk Nissa belum selesai sepenuhnya.
"Ssa lo masih harus banyak belajar, jadi kita belajar di rumah sambil video call oke?"
Nissa mendengus malas, "Aku si oke aja," jawabnya malas-malasan.
"Udah stop ngomong aku-kamu nya lo harus biasain gue-lo."
Kuping Nissa lama-lama pengang mendengar semua celotehan Risa ini.
"Iya Ris iya, udah fokus aja nyetir yang bener."
"Ish."
****
Seperti biasa jika pulang sekolah trio handsome pasti menyempatkan untuk ngopi di warung Uwa sambil sesekali makan gorengan.
"Lo kenapa bro, diem aja daritadi." celetuk Erik.
Bedul masih asik dengan gorengan mang Uwa yang enak dan juga mumer alias murah meriah.
Vero tak mengindahkan celetukan Erik, otaknya kini di penuhi oleh rasa menyesal juga bersalah.
Bedul yang jengah melihat Vero seperti itu lagi lantas menepuk bahu Vero keras.
"Apaan sih," kaget Vero.
"Lo tuh apaan, di ajak ngomong bukannya jawab malah diem aja lo kira enak di kacangin," ucap Bedul mencak-mencak seperti cewek yang suka ngambek akibat di kacangi cowoknya.
"Gue lagi banyak pikiran."
"Come on baby, Ada apa lagi ini ayo cerita sini sama abang." ucap Erik lebay.
Vero maupun Bedul geli sendiri mendengarnya.
"Najissss," ucap Vero dan Bedul kompak.
Erik memelas. "Kalian jaat."
Vero memutar bola matanya malas.
"Gue tadi pas jaga Nissa lagi tidur, gak sengaja ngomong waktu awal gue deketin dia itu buat jadi pelampiasan doang, dan ternyata dia gak tidur sama sekali bahkan ngedengerin gue ngomong, tapi sialnya pas gue mau jelasin tentang omongan Niken yang gak bener dia malah bangun dan lari gitu aja." jelas Vero.
Erik maupun Bedul melotot kaget mendengar penjelasan Vero.
"Daebak! Nissa tau dong lo dulu cuma main-main doang buat dia jadi pelampiasan ?"
"Hmm, dan gue sempet bilang risih kalo dia berubah karna gue takut tambah suka, secarakan dia jadi gak keliatan cupu lagi."
"Tolol maksimal lo Ver," umpat Bedul.
"Lo harusnya bilang jangan jadi orang lain gue lebih suka lo yang dulu seperti diri lo sendiri," lanjut Bedul.
Erik menatap berbinar.
"Betul, dan jangan berubah karna lo bukan power rangers."
"Stresss!," umpat Vero.
"Bacot." umpat Bedul.
***
Vote gais, ini partnya msh blm jelas next capt bakal lebih di jelasin okeeew
Babay
To my self

KAMU SEDANG MEMBACA
VeroNissa
Teen FictionTidak ada yang lebih penting selain mencari hiburan sendiri, seorang Vero gibranian algino yang baru diputuskan oleh cewe primadona disekolah, tidak sengaja bertemu dengan gadis sekonyol Nissa yang selalu memakai kacamata rantai dan mengalungkan bot...