6 - JALAN BARENG

92 23 1
                                    

Setelah berpamitan dengan pelatih dan teman-teman se- eskulnya Vero langsung bergegas menuju parkiran untuk mengambil mobil merah kesayangannya. Vero menjalankan mobilnya dan bersiap keluar gerbang, untung saat ingin melewati gerbang pemandangan yang menyesakan dada itu sudah tak ada lagi bak ghoib yang hilang ntah kemana.

Mata Vero sekarang fokus kembali pada jalanan, namun tiba-tiba matanya menangkap sosok yang sangat Vero butuhkan sedang duduk manis di halte.

“Ah, syukurlah gue jadi gak usah jauh-jauh ke rumah nya dulu.” desah lega Vero.

Lalu mobil Vero melaju menyebrang jalan, dan berhenti tepat di depan Nissa, Nissa yang kini menatap mobil itu dengan tak asing.

“Bhahaaha,” Vero tertawa melihat wajah Nissa yang menurutnya agak konyol, kenapa? Karena lihat lah wajahnya saja memang minta di tertawakan.

Vero membuka kaca mobilnya, dan detik itu juga Nissa terkejut melihat sang pemilik mobil tersebut, ternyata Vero si cogan SMA arjuna.

“Lo mau pulang kan? Mending bareng aja sama gue?” tawar Vero.

“Hm, gak usah kak, Nissa tunggu angkot aja,” tolaknya secara halus.

“Udah ikut aja, gue gak nerima penolakan!” titah Vero dengan tegas.

Nissa hanya menghembuskan nafas pasrah, jika sudah begini mau bagaimana lagi kalau tidak menurut?

Akhirnya Nissa ikut juga dengan Vero, kini Nissa sudah duduk manis disamping Vero yang kini sudah menjalankan mobilnya.

Vero menelitik penampilan Nissa yang sedikit berbeda itu, lumayan kelihatan tidak terlalu norak, Karna apa? botol minum yang sering menggantung kini sudah aman di tas Nissa, dan Vero tak suka melihat penampilan Nissa saat ini, sungguh sangat tak menghibur dirinya, ia jadi risih sendiri melihat penampilan Nissa yang terlihat rapih dari biasa nya jadi sedikit lebih cantik? Apa! Cantik. Vero menggeleng-gelengkan kepalanya tak mungkin, ia cepat-cepat mengusir pikiran ngawurnya itu.

“Lo kok tumben gak pake kalung botol nya?” tanya Vero, mencoba mencairkan suasana.

“Iya kak, soalnya minum Nissa udah habis,” ucap Nissa.

Vero mengangguk paham. “Kalau gitu pake dulu botol kosong lo biar gue beli airnya,” titah Vero.

“Eh gak usah kak, kan kita udah mau pulang.”

“Engga gue bakal ajak lo jalan dulu,” ucap Vero yang membuat Nissa terkejut saat itu juga.

“Lah kak? Katanya mau anterin Nissa pulang?” kata Nissa.

“Ya nanti setelah kita jalan-jalan dulu,” ucap Vero santai.

Kalau tahu akhirnya begini, Nissa memilih pulang sendiri. Nissa sejujurnya senang justru sangat senang karna di ajak jalan bareng cogan di sekolahnya. Namun tak tahu kah Vero? Bahwa di rumah Nissa seorang paruh baya kini tengah menunggu anak semata wayangnya dengan cemas.

“Uhm kak, Nissa boleh pinjam ponsel kak Vero enggak?” pinta Nissa sedikit memohon.

“Oh yaudah nih boleh,” kata Vero, lalu ia menyodorkan ponselnya ke tangan Nissa.

Nissa tampak sibuk dengan ponsel Vero, yang tak di sandi dan di pola, apalagi wallpaper nya seperti seorang pasangan namun poto itu terlihat ngeblur jadi Nissa tidak tahu pasti itu siapa.

+6238xxxxxx

Bu, ini Nissa pakai nomer ponsel temannya Nissa, hari ini pulang sekolah Nissa agak telat soalnya ada tugas kelompok bu, ibu gak usah khawatir ya, Nissa baik-baik aja kok.

VeroNissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang