28 - TENTANG H-1

42 9 0
                                    

Double up ni😁

——~~~••'~

"Kalian sangat kompak ya telat berduaan gini." ucap bu Ayu sinis.

Mereka baru saja sampai di sekolah pada pukul 07:20, dan itu artinya mereka telat 20 menit, mati sudah.

"Maaf Bu, tadi kita bantuin kakek nyebrang." alibi Risa.

Nissa mengangguk."Betul Bu."

Bu Ayu menatap Nissa memicing.

"Astaga Nissa, kenapa kamu jadi urakan kayak gitu, kamu tuh anaknya diem ko sekarang nakal sih."  ucap Bu ayu masih menatap Nissa dari atas sampai bawah.

Nissa meringis.

"Ehm Bu saya gak nakal kok, cuma beda tampilan aja." cengir Nissa.

Risa ikut menyengir lalu merangkul pundak Nissa.

"Kami kan kembar tak terpisahkan Bu,"

"Kembar matamu, nama boleh hampir sama tapi orangtua kalian beda ya inget," ceramah Bu Ayu.

Padahal Risa hanya bercanda, susah ngomong sama Bu galak tanggapannya selalu serius.

"Iya Bu, kita boleh masukkan Bu?" tanya Risa hati-hati.

Bu Ayu melotot garang sambil berkacak pinggang.

"Ibu tetap hukum kalian, berdiri di depan tiang bendera sambil hormat selama jam pelajaran sampai istirahat!" tekan Bu Ayu.

Risa maupun Nissa melongo.

"Lah Bu lama banget." keluh Risa.

"Tidak ada bantahan, silahkan lakukan!" tegas Bu Ayu.

Dengan pasrah Risa dan Nissa berdiri di depan tiang bendera sambil hormat.

***

Akhirnya bel yang di tunggu-tunggu bunyi juga, Nissa maupun Risa sudah sama-sama tak kuat, apalagi mereka belum sarapan, alhasil lesu bangetkan sekarang.

"Ayo Ssa kantin lemes banget gue," ajak Risa.

Nissa diam, tiba-tiba kepalanya pusing sekali.

"Ehh Ssa lo gakpapa?" tanya Risa khawatir, pasalnya muka Nissa ini sangat pucat.

Nissa masih meringis memegangi kepalanya.

"Gakpapa Ris, cuma pusing dikit aja, yuk kita ke kantin," jawab Nissa agak lesu.

Akibat belum sarapan Nissa jadi sakit, apalagi semalaman ia hanya nyemil saja tanpa makan nasi.

Mereka akhirnya menuju ke kantin dengan Risa yang merangkul Nissa.

"Ssa," panggil Vero tepat di depannya.

Risa dan Nissa refleks berhenti.

Vero masih tak yakin dengan tampilan Nissa saat ini, sangat beda dari biasanya, dan Vero tak suka.

Nissa tampak masih kaget, Ia sedikit gugup tapi Ia coba menutupinya, untung Risa selalu mengelus pundaknya seolah memberi semangat.

"Ada apa ya? Maap bisa minggir gak." ucap Nissa mencoba menirukan gaya bicara ala Risa yang waktu semalam di ajarkan.

Vero mendelik kaget, Nissanya kenapa jadi seperti ini.

"Ssa, jangan kayak gini, ini gak bener."

"Ini hidup gue, terserah gue,"

Aneh rasanya Nissa berbicara seperti itu, sangat tak sopan, tidak seperti Nissa yang dulu yang sopan dan kalem kalau ngomong tidak seperti sekarang lumayan judes.

"Ssa plis jangan jadi orang lain, lo kayak bukan lo,"

"Gue sebenernya mau jela—" ucapan Vero terpotong.

"Kakak Vero yang cakep bisa minggir gak kita habis di hukum dan mau makan," desak Risa.

Vero menghela nafas pasrah, dan membiarkan mereka lewat.

Vero menatap punggung Nissa sedih, juga kecewa, kenapa Nissa cari jalan yang salah.

"Bro," panggil Bedul sambil menetup pundak Vero.

Vero menolah tatapannya sangat datar.

"Tugas lo sekarang buat Nissa jadi diri sendiri, dan terus berjuang jangan menyerah." lanjut Bedul memberi semangat.

Erik mengangguk antusias.

"Never give up sayang," ucap Erik lebay.

Vero mendengus malas.

"Najis,"

Erik tertawa keras.

Semua yang ada di kantin memekik kagum, apalagi kaum hawa.

Cogan SMA arjuna ketawa keras banget jarang-jarang mereka lihat rezeki nomplok seperti ini.

Brukkk.

"NISSA!"

Semua penghuni kantin terdiam kaku.

****

VOTE GUYS:*

VeroNissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang