32 - PERJUANGAN

51 8 0
                                        


——••~••

Pagi harinya, Risa berangkat dengan Nissa, seperti biasa saat sudah sampai gerbang semua menatap Nissa sinis, seolah-olah memaki penampilan Nissa yang sok tomboy itu.

"Cupu udah ganti profesi ya." celetuk Siska.

Amel tertawa mendengarnya.

"Buset segitunya lo Sis."

"Geli gue liatnya dia tu cuma cari sensasi doang." sinis Siska—mantan Vero.

Risa sedari tadi diam , ingin meledak-ledak tapi ia ingin Nissa yang bereaksi.

Namun lihat Nissa hanya diam membisu saja.

"Ssa lawan dong." bisik Risa geram.

Nissa menatap garang kepada Siska.

"Eh monyong, lo udah sikat gigi belum si? Bau banget." ejek Nissa sinis.

Semua yang menonton di sana tertawa terbahak-bahak mendengar ejekan Nissa. Sedangkan Siska melotot tak terima, ia malu sangat malu.

"Awas aja lo, masalah lo karna udah mempermalukan gue!" desis Siska tajam.

Akhirnya Siska dan Amel beranjak ke kelasnya.

"Woah lo keren Ssa," ujar Risa semangat sambil bertepuk tangan.

"Eh cupu bisa gitu juga ya dia, udah mulai berani."

"Iya gak nyangka gue."

"Dia kan diem orangnya kalo di ejek sekali pun, ih gue gak berani dah takut di permaluin kek si Siska."

Risa maupun Nissa yang mendengar celotehan tersebut senyum-senyum gemes.

Risa mengajak Nissa bertos ria lalu Nissa membalasnya.

"Yess gue berhasil."

Risa mengangguk ikut senang.

"Pertahanin terus gaya lo tadi okeh."

"Siap captain!"

"Yuk capcusss kelas."

Mereka akhirnya beranjak ke dalam kelas semua yang masih menonton ada yang menatap kagum dua sejoli itu dan ada yang menatap geram.

****

"Ckck lo liat sendiri Ver, Nissa udah beda banget busettt." decak Bedul.

Mereka memang sedari tadi mengintip kejadian itu semua. Mereka masih ada di parkiran.

"Udah gak kaget lagi gue Dul."

"Gilaaa, itu Siska mantan lo Ver yang di permaluin, gue yakin Siska orangnya kan pendendam banget." jelas Erik.

Vero tahu, ia hafal betul dengan sifat Siska itu, dulu saja Niken pernah di bantai langsung oleh Siska karna gosip yang beredar bahwa Niken jadi penggoda Vero, padahal aslinya tidak.

"Gue yakin Nissa bisa jaga dirinya sendiri dia udah berubah." ucap Vero pelan, mereka sedikit-sedikit jalan untuk memasuki kelas mereka.

"Lo kejar Nissa gih, ajak kantin kek mumpung masih pagi, itung-itung perjuangan." kekeh Bedul.

Vero diam nampak menimang-nimang, tapi ia akan coba, meskipun hasilnya mustahil yang penting Vero akan berusaha.

"Gue cabut," pamit Vero lantas cowok itu mengejar Nissa yang masih di koridor.

Bedul menatap punggung Vero yang kini kian mendekati Nissa.

"Gak nyangka dia mau," ucap Bedul heran.

Erik menatap Bedul. "Vero emang suka beneran."

Mereka berdua mengangguk kompak, membenarkan ucapan Erik.

***

"Ssa," panggil Vero.

Nissa berhenti di ikuti oleh Risa. Risa yang masih kesal dengan Vero karna sudah membuat Nissa menangis kemarin mendengus marah.

"Udah lo sana mau ngapain kesini hah?!" usir Risa terang-terangan.

"Gue gaada urusan sama lo," tekan Vero.

"Apa lagi?" kini Nissa yang bertanya.

"Ssa kantin yuk, sarapan." ajak Vero lembut.

"Cih sok banget, tukang nyakitin doang lo." ejek Risa.

Vero menatap Risa jengkel, cewek itu banyak ikut campur urusannya kali ini.

"Ris lo boleh ke kelas dulu gak?" tanya Nissa hati-hati.

Risa melotot kaget. "Ssa dia!"

Nissa mengangguk seakan ia bisa mengatasi sendiri, Nissa takut Vero makin emosi karna Risa. Dan Risa akan menjadi sasaran emosinya Vero.

"Percaya sama gue."

Setelah mendengar ucapan Nissa, Risa pergi menuju kelasnya duluan.

Nissa kembali menatap Vero cowok itu sudah agak mendingan ketimbang ada Risa tadi.

"Maaf, gue udah sarapan." tolak Nissa.

Vero mendengus kecewa.

"Lo berangkat sepagi inu gue yakin lo belum sarapan."

"So tau banget si lo, gue bilang udah sarapan ya udah!" kekeuh Nissa, suaranya agak membentak membuat Vero makin tak mengenali Nissa.

"Yaudah lo temenin gue sarapan mau?"

"Pacar lo kan ada."

"Gue udah putus."

Nissa terkekeh. "Pantesan lo deketin gue terus, ternyata udah putus dan lo mau jadiin gue pelampiasan lagi?! Iyaaa!" tuduh Nissa.

Vero menggeleng keras.

"Gak Nissa, gue bener-bener nyesel, gue sekarang tulus sama lo, plisss beri gue kesempatan." ucap Vero tulus sambil mengambil tangan Nissa dan di genggamnya.

"Maaf lo terlalu spagetti buat gue yang cuma seblak." ucap Nissa lalu menghempaskan tangan Vero.

"Ssa." panggil Vero.

Namun Nissa tak mau mendengarnya, cewek itu sudah beranjak masuk ke kelasnya.

"Pffftt hahaha." tawa Erik dan Bedul meledak.

Mereka sudah ada di dekat Vero.

"Astaga Nissa, bisa aja ya tuh cewek, lo terlalu spagetti Ver." tawa Erik makin gede.

Bedul masih asik tertawa sambil mengelus perutnya.

"Sabar bro, namanya perjuangan."

"Harus nerima pahitnya dulu, baru hasil akhir menentukan seberapa besar perjuangan lo."

*****

Voteee gaisss.

Mau kasih saran ya mangga kwkwk

VeroNissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang