Pagi-pagi sekali Vero sudah siap untuk berangkat sekolah, kali ini ada tujuan tertentu— yaitu ingin menjemput Nissa.
Ntah mengapa Ia jadi kepikiran sendiri gara-gara kepergok mengejek Nissa di kantin.
Karena jalanan pagi ini tidak terlalu macet, kini Vero sudah sampai di samping gang rumah Nissa yang sempit, mobilnya Ia parkir di pinggir jalan begitu saja.
Setelah keluar dari mobil Vero berjalan menyusuri jalan sempit sampai akhirnya Ia menemukan rumah sederhana yang tidak terlalu besar namun kesan minimalis sangat mendominasi rumah tersebut, cantik dan enak di pandang, banyak pohon juga tanaman bunga di depan pagar besi yang panjangnya sebahu manusia.
Rumah Nissa dengan Vero tentu berbeda jauh, Vero yang kaya Nissa yang sederhana namun masih berkecukupan.
Vero ingin masuk namun Ia bingung sendiri karena di pagar besi rumah Nissa tidak terdapat bel rumah seperti di rumah besarnya.
“Ah bodo amat gue teriak aja.” usul Vero pelan.
“Assalamualaikum!” salam Vero suaranya sedikit agak membesar.
Akhirnya si empunya rumah keluar juga, terlihat seorang wanita paruh baya yang menuju gerbang pintu itu dan membukanya, Mama Ros— ibunya Nissa.
“Waalaikumsalam, mari masuk.” ajak Ros sopan, Ia sebenarnya cukup terkejut ada anak muda lelaki mengunjungi rumahnya ini pasti berkaitan dengan anaknya Nissa.
“Makasih tante.” balas Vero sopan.
Lalu cowok itu mengikuti langkah Ros yang memasuki teras rumah yang terdapat dua sofa serta meja bundar sebagai perantara.
“Nak ini mau ketemu anak saya?” tanya Ros posisinya masih berdiri dan Vero juga sama masih berdiri Ia juga tau sopan santun jika belum di persilakan duduk Ia takkan duduk duluan.
“Iya tante, Nissa nya adakan?” tanya Vero sesopan mungkin, ternyata jika di lihat Mamanya Nissa seperti sudah tua, terbukti dengan rambutnya yang terdapat banyak uban.
“Ada ko nak, biar ibu panggilkan dulu” pamit Ros, lalu wanita paruh baya itu menghampiri kamar Nissa anaknya.
Disana sudah ada Nissa yang sudah memakai kacamata juga botol minum yang sudah menggantung hanya saja yang kurang itu Nissa belum menyisir rambutnya.
“Eh mama kebetulan, kuncirin rambutku ya ma,” kata Nissa.
“Yaudah sini mama kuncirin.”
Berhubung sekarang sudah tanggal 3, Ibu Ros mengkuncir rambut Nissa dengan tiga bagian di sisi kanan dan kiri juga yang terakhir mengkaitkan dua ikatan tadi menjadi satu, jadilah tiga bagian.
"Sudah, cantik nya anak ibu, sampe ada cowok ganteng yang mau jemput." goda Ros.
Nissa terhenyak.
"Siapa Bu?"
"Ituloh siapa ya namanya ibu lupa nanya," bingung Ros.
Nissa memanyunkan bibirnya.
"Yaudah Bu, Nissa berangkat dulu ya," pamit Nissa sambil menyium tangan Ros.
"Iya sayang hati-hati ya,"
Nissa mengangguk, berjalan menuju luar rumah, terlihat sosok Vero sedang menunggu di sofa teras.
"Eh kak Vero kirain siapa," ucap Nissa kikuk.
"Iya ini gue, yuk berangkat?"
"Ayo kak!"
Mereka berdua akhirnya berjalan menyusuri jalanan sempit dan menghampiri mobil.
Nissa menahan napasnya kala tubuh Vero kini lebih dekat dengan dirinya, aroma maskulin kini terasa di hidung Nissa.
"Sabuk pengaman lo di pake."
Nissa berucap syukur dalam hati, ia pikir Vero akan menciumnya seperti di novel-novel yang pernah ia baca, untung hanya memakaikan seatbelt saja.
"Iya kak, makasih."
Lalu hening, mobil Vero melaju hingga sudah sampai di gerbang sekolah, sekolah memang masih cukup sepi, karena memang waktu masih menunjukan jam 06:05, bahkan masuk sekolah masih 25 menit lagi.
Bak tuan putri, Vero membukakan pintu mobil untuk seorang Nissa? Si cewe cupu yang norak nya kebangetan.
Nissa tersipu, ini perlakuan terlalu manis untuknya, Nissa baper!
"Ehh, ma—makasih kak," kata Nissa gugup sambil keluar mobil.
Semua siswi yang baru saja datang menatap mereka berdua dengan tatapan horor, bagaimana tidak? Vero yang ganteng bersanding dengan Nissa yang cupu tidak ada manis-manisnya.
"Dasar ganjen! Gue yakin tuh si cupu pake pelet!"
"Abang Vero! Patah hati aku bang,"
Sahut-sahutan itu tentu terdengar oleh keduanya, bahkan Nissa sampai merasa tak nyaman dan tanpa sadar memegang tangan Vero erat.
Vero tersengat sentuhan ini, seperti tak asing baginya.
"Ekhem pagi-pagi udah kasmaran aja nih muda mudi."
"Yaelahh pahamin jomblo napa,"
Itu suara Erik dan Bedul yang baru saja datang dan langsung menghampiri keduanya.
Nissa kaget, lantas melepaskan tangannya.
"Maaf kak aku gak sengaja,"
Vero berdecih pelan, jujur saja dia tadi merasa nyaman di pegang begitu.
"Lo sih pegang-pegang modus banget!"
Fiks! Vero nya sudah berubah pahit lagi, karena dua sejoli ini sudah nongol jadi malas Vero melanjutkan aktingnya bisa-bisa Vero jadi bahan Bullying dadakan.
"Ck ck ck, parahh bener lu Ver terhura gue," ucap Erik dramatis.
"Au lo, jahhattt!" sahut Bedul mulai menimpali.
"Maaf semua, aku ke kelas duluan yaa," pamit Nissa kikuk, tadi ia sempat sedih di bilang modus oleh Vero.
"Ati-ati puuu!" sahut Vero.
Nissa bingung. "Puu?"
Vero mengangguk. "Iya lo cupuu, hahah."
Nissa merenggut sedih, tadi saja ia di bikin baper sekarang di jatuhkan begitu saja, memang jahat kau Vero.
Nissa pergi dengan langkah dihentak-hentakan.
Vero masih asik tertawa sedangkan Erik dan Bedul malah melongo melihat tingkah Vero yang begitu jahat. Bahkan mereka berdua merasa iba melihat Nissa di perlakukan seperti itu.
"Haduhh sumpah ngakak, ehh lo berdua mau di situ aja ayo ke kelas!"
Mereka kompak menggeleng dengan wajah melongo mereka masing-masing.
"Ngapa sih gak jelas"
Tanpa mau memikirkan sohibnya, Vero ngacir duluan ke kelas.
Erik melirik Bedul, Bedul yang merasa di lirik melirik balik Erik, terjadilah aksi tatap-tatapan itu.
"Gue punya ide!" sahut Erik.
"Gue juga!" jawab Bedul.
"Ide lo apaan?"
"Gimana kalo si Nissa itu gak pake kacamata pasti keliatan cantiknya tuh!"
"Nah itu ide gue juga, apalagi botol yang suka ngegantung itu, kita harus ancurin bro!"
"Jangan ancurin lah bro! Kasian, mending kita sembunyiin aja kacamata sama botol nya, mantap kan?"
"Tumben otak lo cair?" ejek Erik.
"Lo kira otak gue es batu bisa cair!" decak Bedul.
Mereka tertawa, saatnya menjalankan rencana!
*******
Silahkan voteee semogaa syukaaaaa😍cm nepatin janji ada yang komen up langsng up kan? Hhhha sengkyuuu
![](https://img.wattpad.com/cover/201788183-288-k112817.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
VeroNissa
Fiksi RemajaTidak ada yang lebih penting selain mencari hiburan sendiri, seorang Vero gibranian algino yang baru diputuskan oleh cewe primadona disekolah, tidak sengaja bertemu dengan gadis sekonyol Nissa yang selalu memakai kacamata rantai dan mengalungkan bot...