35 - PERGI

32 10 1
                                    


Setelah pulang dari danau dan kembali ke rumahnya, Nissa buru-buru mengemas semua barangnya, ia harus pamit kali ini pada Ros, walaupun ia tidak tega meninggalkannya sendirian, namun ia harus berani mengambil tindakan, ia akan jujur semua masalahnya agar Ros mengizinkan ia tinggal ke rumah tante nya.

Semua pakaian sudah Nissa masukkan dalam koper, tinggal Nissa membersihkan diri saja. Setelah sekian menit lamanya semua sudah beres Nissa dengan berat hati menuju kamar sang Ibu.

"Bu?" panggil Nissa.

Ros yang habis mandi sore dan sudah rapih membukakan pintu untuk anaknya.

"Kenapa Ssa?" tanya Ros seketika matanya menatap Nissa dari atas sampai bawah.

Melihat penampilan Nissa yang cukup rapih di jam sore ini membuat Ros bingung.

"Mau kemana kamu?" tanya Ros firasatnya tak enak.

"Bu, Nissa mau nginep di rumah tante Rara boleh?" izin Nissa dengan takut-takut.

Ini pilihan terbaiknya tante Rara adalah seorang psikologi, siapa tahu Nissa akan menemukan jawaban dengan apa yang Nissa rasakan.

Ros terkejut mendengar penuturan anaknya.

"Kamu kenapa sayang? Sini cerita dulu sama Ibu."

Ros dan Nissa akhirnya memilih memasuki kamar Ros untuk menjelaskan permasalahan Nissa.

"Bu Nissa sebenarnya suka di bully." adu Nissa.

Ros kaget, selama ini ia melihat anaknya senang-senang saja seperti tak punya masalah dengan teman sekolahnya , tapi Ros kecewa ternyata ia bukan Ibu yang baik, ibu mana yang tidak peka dengan anaknya, cuma dirinya.

"Maafin Ibu nak, ibu emang bukan ibu yang baik buat kamu, ibu macam apa anaknya suka di bully ibu gak tau." ucap Ros sedih.

Nissa mengeleng keras.

"Bukan salah Ibu kok bu, ini emang salah Nissa yang gak pernah terbuka sama ibu, Nissa cuma takut ibu kepikiran terus."

Ros menatap nanar anaknya, setelahnya ia peluk erat Nissa.

"Kamu kuat Ssa, setelah ini ibu akan melapor pada kepala sekolah kamu."

"Gak usah Bu, lagian Nissa gakpapa kan ada Risa yang selalu bantuin Nissa kalo lagi di bully." jelas Nissa.

Ros mengangguk lantas melepaskan kembali pelukannya.

"Kenapa kamu milih nginep di rumah tante kamu?"

"Karena Nissa gak tau apa yang Nissa rasain sekarang Bu, Nissa mau curhat semua banyak hal sama tante Rara, siapa tau bisa bantu Nissa mencari jalan keluarnya."

"Yaudah gakpapa sayang kalo kamu mau nginep di sana, jaga diri baik-baik ya nak, Ibu sesekali akan mampir ke rumah tante kamu."

Memang mereka masih satu kota namun beda kabupaten saja. Rumahnya cukup dekat mungkin hanya memakan waktu satu jam setengah untuk sampai naik bus.

"Makasih bu." kata Nissa lantas mencium pipi Ros kanan dan kiri.

Ros amat sangat paham, anaknya mempunyai masalah akhir-akhir ini, apalagi ia sering melihat raut Nissa yang murung, tapi Ros bener tidak tau soal Nissa yang sering di bully.

Setelahnya Ros dan Nissa menuju halte bus, Ros akan menemani Nissa menunggu bus datang.

"Ibu gak tau masalah kamu apa saja, tapi ibu mau setelah kembali, kamu harus berubah ya nak, jangan murung lagi."

Nissa tersenyum manis. "Iya bu Nissa akan jelasin semuanya kok, oh iya bu kalo ada yang ke rumah dan nanyain Nissa bilang aja Nissa lagi pergi, tapi ibu jangan kasih tau alamat tante Rara ya?"

"Iya sayang, tentu ibu akan turutin apa kata anak ibu." ucap Ros sambil tersenyum.

Jujur Nissa agak berat untuk meninggalkan Ros sendirian, pasti ia akan sangat Rindu dengan ibunya. Selama ini ia kecil sampai besar selalu bersama ibunya.

Berat sekali, namun ini jalan yang ia pilih, biarlah Nissa lari dari masalah, setidaknya manusia membutuhkan tempat untuk menenangkan dan juga membenahi diri.

Nissa sama sekali belum paham soal kasmaran ia juga belum tau masih cinta dengan Vero apa sudah benci di satu sisi ia benci tapi di satu sisi Nissa masih cinta dengan cowok itu.

Nissa juga amat tidak nyaman dengan perubahannya di sekolah, ia seperti di paksa untung akting yang bukan seperti karakter dirinya sekali. Semoga saja setelah konsultasi dengan tantenya dan mencurahkan semuanya, ia akan menemukan jawaban atas semua masalahnya ini.

"Ssa itu ada bus." tegur Ros.

Nissa tersadar dan benar saja bus akan menuju halte, Nissa buru-buru membawa kopernya dan menyalami Ros di sertai cium pipi seperti biasa.

"Bu Nissa pergi dulu ya!" pamit Nissa.

Ros mengangguk, "Cepet pulang."

"Iya bu pasti."

Setelahnya Nissa memasuki bus tersebut dan inilah saatnya menempuh pembelajaran baru lagi.

****

Vote gaiss jan lupa wkwk:v

Konfliknya kurang ngena bgt yaa:(

VeroNissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang