27 - H-1

39 8 0
                                    


——~~•'...~~

"Bego, bego, bego gue emang bego banget," ucap Vero frustasi.

"Sabar bro, semua udah terjadi lo gak bisa nyalahin diri lo sendiri." kata Bedul.

Erik sedari tadi diam saja sambil meminum kopi buatan mang Uwa.

"Menurut gue, lo emang bego Ver, kenapa lo gedein gengsi lo," sambung Erik.

Bedul membenarkan. "Hooh tuh bener, mentang-mentang si Nissa cupu terus lo malu jadiin dia pacar lo?"

Vero makin frustasi.

"Gue gak tau kalo jadi nya begini bangsat!" umpat Vero kasar.

Kalau dari awal tahu jadi akan sekacau ini untuk dirinya, Vero lebih memilih tak mau bertemu mantan sialan itu.

"Gak nyangka Niken ko berubah jadi ular ya, najis Ver kalo gue si udah di cincang aja tuh cewek." decak Erik tak masuk akal.

Bedul tertawa terbahak-bahak,"Lo mau di kira banci berani sama cewek,"

"Ya gak lah."

"Udah, gue disini lagi pusing gak tau harus gimana lagi sama Nissa," ucap Vero putus asa.

"Yaelah bro, ini saatnya lo berjuang lagi, tapi ingat lo harus bener-bener tulus, jangan kayak kemarin lo cuma jadiin dia pelampiasan." jelas Bedul.

Erik mengangguk membenarkan

"Bener bat tuh, lo harus berjuang dari nol lagi bro."

Vero diam, kali ini Ia harus benar-benar berjuang, semoga Nissa masih menerima dirinya.

"Thanks bro."

*****

"Ssa bangun, udah pagi." ucap Risa tepat di samping Nissa.

Risa sudah siap dengan baju seragamnya.

Semalam Nissa juga Risa bergadang untuk pembelajaran H-1, Risa baru melatih Nissa cara bicara yang sangar, judes, jutek dan cuek pokoknya semua Risa ajarkan perihal berbicara.

"Hmmm," Nissa menggeliat dan perlahan matanya terbuka.

"Jam berapa Ris?" tanya Nissa, mukanya masih muka bantal.

Risa berdecak, "JAM 6 NISSA!" teriak Risa.

Nissa melotot kaget lantas beranjak dari ranjang menuju kamar mandi.

Setelah mandi secepat kilat Nissa buru-buru memakai seragam dan mengikat rambutnya jadi satu.

Kebiasaan Nissa yang dulu , sekarang di buang jauh-jauh, Nissa memang tidak akan mengikat rambutnya sesuai tanggal lagi, biarlah semua ini mengalir begitu saja.

Risa sedari tadi menonton saja.

"Yuk Ris, nanti kita telat,"

Risa menatap Nissa dari atas sampai bawah.

"No, no, no, seragam lo nanti harus ganti jangan kegedean banget kayak gini, minimal yang ketat tapi masih standar,"

Nissa melongo, yang benar saja, Nissa benar-benar tak nyaman jika pakai seragam ngepas begitu.

"Ris gak usah aneh-aneh deh,"

Risa menggeleng keras.

"Ini gak aneh, lihat nih penampilan gue."

Risa memakai seragam ngepas dengan rok di atas lutut, lengan bajunya Risa lipat keluar, dengan seragam tak begitu masuk di dalam androknya, kesan tomboy mendominasi tampilan Risa.

"Ish, iya deh gue coba," ringis Nissa.

Mau tak mau Ia harus mencoba, tanggung juga sudah matang rencananya masa akan di gagalkan begitu saja.

"Nah gitu dong, sini gue benerin seragam lo,"

Bukannya di benerin, malah Nissa di buat urakan, emang beda pikiran anak badgirl dengan goodgirl.

Lengan baju Nissa di lipat, seragamnya di biarkan agak keluar sedikit.

"Nah gini kan cakep." puji Risa.

"Hmm,"

"Kalau tampilan kayak gini gak ada yang berani sama lo,"

Nissa mulai jengah.

"Ayo Ris, berangkat sekolah, kita bisa telat dodol." ucap Nissa.

Risa menatap Nissa kagum, kemajuan yang sangat cepat.

"Lo keren," tepuk Risa.

"WHAT! Kita telat, ayo berangkat,"

Risa mulai grasak-grusuk kebawah di ikuti Nissa.

Bagus, H-1 Nissa dan Risa telat ke sekolah.

***

Vote guyss jan lupa:*

Next capt? Coment Next skrng jugaa;)

VeroNissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang