36 - RINDU

32 5 0
                                    


Sudah kelima harinya Nissa pergi dari rumah, dan itu juga membuat Vero makin frustasi, hari makin hari Vero lebih banyak diam ketimbang ikut ngobrol bersama dua sahabatnya.

Ia merasa tambah bersalah, ia pikir mungkin Nissa pergi karena dirinya, ia juga sudah mohon-mohon pada Ros saat ke rumah Nissa, tapi nihil Ros sama sekali tidak memberitahu keberadaan anaknya, bahkan Vero paling tolol tidak pernah mempunyai nomer ponsel Nissa sama sekali.

Tapi akhirnya ia dapat juga dengan mengotot pada Risa, sudah beberapa kali ia coba untuk menelpon Nissa namun sama saja nihil, yang menyahut selalu mbak-mbak operator, membuat Vero makin uring-uringan.

Sebenarnya kemana Nissa pergi? Apakah jauh? Atau tidak akan kembali. Vero membayangkannya saja ngeri, ia geleng-geleng kepala mencoba menepis semua pertanyaan itu semua.

Tukk

Sebuah penghapus papan melayang naas mengenai dahi Vero, sial Vero hampir lupa bahwa ia sedang ada pak Mamat yang mengajar.

"Kenapa kamu Vero! Bapak sedang menerangkan, kamu enak-enakan ngelamun terus." omel pak Mamat.

Vero meringis sambil memegang dahi mulusnya. "Gak konsen pak, laperrr."

"Kamu belum makan? yaudah silahkan ke kantin makan dulu."

Nah kan gampang sekali untuk tidak mengikuti pelajaran, Vero sangat bersyukur tidak usah banyak-banyak adu bacot dengan guru cerewet itu.

"Makasih pak." ucap Vero, cowok itu segera keluar kelas.

Semua yang ada di kelas sedari tadi melongo saja melihat pak Mamat begitu. Bahkan mereka mau di posisi Vero.

Vero keluar kelas ia sungguh tidak tahu mau kemana, dirinya benar-benar selalu badmood jika tidak ada Nissa. Tapi kenapa langkah Vero dengan sendirinya menuju toilet.

Vero terdiam ia baru sadar di tempat ini ia bertemu Nissa untuk pertama kali, gadis unik dan konyol dengan tampilannya, bahkan hanya Nissa yang bisa membuatnya tertawa lepas.

Mengingatnya Vero jadi tambah rindu, ia sangat rindu sekali.

"Ssa dimana? Gue rindu."

****

"Nissa kamu sudah tau jawabannya, tante bukannya ngusir kamu, tapi cepat selesaikan masalah cinta kamu itu." jelas Rara.

"Makasih banget tante, sekian lama Nissa tersiksa karena rasa ini, akhirnya Nissa tau semuanya."

"Nissa emang paling bodoh soal perasaan." lanjut Nissa.

Selama ini Nissa sangat mencintai Vero tak ada istilah benci jadi tak cinta, memang Nissa benci tapi cintanya masih melekat di hatinya untuk Vero. Kata tante Rara, Nissa sangat polos tak mengerti persoalan anak remaja saat kasmaran. Wajar saja Nissa sangat beda ruang lingkupnya, di saat remaja di usianya banyak teman atau sering bergaul, namun Nissa hanya dengan Risa saja. Cewek itu juga sama bodoh akan cinta sampai sekarang selalu saja belum ada cowok yang nyantol.

"Gapapa Ssa, kamu memilih jalan yang tepat untuk kesini nemuin tante, kamu cepet pulang ya kasian tuh cowok kamu mohon-mohon sama ibu." kekeh Rara.

Ya memang Ros sering berkunjung ke rumah tantenya, bahkan Ros sering memberitahu selalu ada cowok yang menanyakan anaknya. Nissa tersenyum malu-malu saat mengingat itu.

Liat saja Nissa akan mencoba memaafkan Vero. Ia teramat cinta sungguh, baru kali ini ada cowok yang sedekat itu dengan dirinya. Baru dengan Vero. Hanya Vero.

"Nissa pasti cepet pulang tan, tapi ada satu hal yang mau Nissa minta."

"Tante bisa ajarin Nissa supaya gak di bully terus? Nissa juga gak nyaman tampilan tomboy gitu."  lanjut Nissa.

"Kan tante sudah bilang, kamu tak perlu jadi orang lain, bahkan Vero baik loh sama kamu mau jadiin kamu seperti diri sendiri, tidak seperti orang lain. Kamu percayakan saja sama Vero, cowok itu pasti bakal jagain kamu supaya gak di bully."

Nissa mengangguk paham, tapi ia sangat insecure dengan mantan-mantan Vero yang cantik melebihi dirinya, ia tak mau Vero menanggung semua ejekan siswa-siswi apalagi Vero sangat di gemari karena kegantengannya.

"Tapi tan, Nissa pengen berubah, mantan kak Vero semua nya cantik-cantik."

Rara tersenyum mendengar penuturan ponakannya.

"Kamu kalo mau berubah gapapa, cuma sifat kamu jangan sampai berubah." jelas Rara.

"Kamu bisa jadi cewek-cewek biasa lainnya, jangan cupu lagi, kamu ngertikan maksudnya?" lanjut Rara.

Nissa tersenyum sumringah sambil mengangguk antusias, ia sangat ngerti apa maksud Rara.

Nissa jadi tak sabar untuk segera kesekolah atau bahkan langsung menemui cowok itu.

Nissa sudah sangat rindu.

Mereka berdua sudah memendam rindu sama-sama.

****

Voteee gaiss and comentt yupsss

VeroNissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang