Novelleta #2

904 69 8
                                    

"Siapa yang mau jadi pacar gue!!!"

Teriakan laki laki itu membuat pandangan seisi kantin tertuju pada laki laki itu dan seluruh siswi menjerit histeris. Dan dua gadis yang sedang makan siomay di pojokan kantin juga ikut menoleh, "itu yang kemarin gue ceritain ke lo" ucap Lio sambil menunjuk ragu ke arah laki laki yang berdiri di tengah kerumunan itu.

"oh dia, itu sih gue kenal Li" ujar Alleta sambil menyedot es tehnya dengan sedotan.

"hah??" ucap Lio dengan nada sedikit meninggi dan beberapa pasang mata tertuju pada mereka berdua. Lio yang mendengar itu sontak berteriak, "lo tau dari mana?" tanya Lio kepada Alleta yang masih meminum es tehnya.

Bukannya menjawab, Alleta malah menaik turunkan bahunya dan membuat Lio mendengus kesal. Alleta memang seperti itu jika bersama Lio, dan Lio pun bisa memahaminya, dia tak pernah marah dengan sahabatnya yang seperti itu. Dibalik itu Alleta punya sifat yang sangat mulia dan baik.

Laki laki yang tadi sudah mendapatkan kemauannya disini. ada gadis yang bersedia menjadi pacarnya, tapi dia harus menerima resiko bila laki laki itu mempermainkanya saja. Sudah biasa, dia selalu bersikap seenaknya kepada siapa saja dia memang laki laki tak punya hati kepada perempuan.

Dengan sombongnya dia berjalan menggandeng tangan pacarnya itu menuju keluar dari kantin. Apakah gadis itu bisa dikatakan kalau dia bodoh? jawabanya tidak, semua gadis juga akan sama jika ada tawaran emas seperti ini. Jarang sekali laki laki itu mencari pacar terang terangan seperti ini, walaupun dia tak pernah melakukanya dengan perasaan.

Alleta menghabiskan es tehnya dan mengelap mulutnya dengan tissue, "kelas yuk" ajak Alleta setelah memastikan tak ada makanan yang tersisa di sekitar mulutnya. Dan Lio menganggukan kepalanya, mengiyakan ajakan Alleta, kebetulan makanannya juga sudah habis jadi tak masalah.

"Alleta bosen nih, masa gue kayak jalan sama pohon sih" sambat Lio karena sedari tadi Alleta berjalan sambil membaca novelnya yang tadi ia bawa ke kantin. Alleta melirik pelan ke arah sahabatnya yang sedang cemberut ini. "yaudahlah terima aja kali, kan biasanya juga gitu" ucap Alleta dengan gampangnya berbicara seperti itu.

Mereka berjalan menuju kelasnya, tak lama langkah kaki mereka memasuki ruangan yang hanya ada beberapa murid saja. Mungkin sisa nya masih ada di luar kelas. Alleta duduk di kursinya dan masih membaca novelnya, Lio yang merasa bosan pun mengeluarkan hpnya dan memilih untuk melihat nontifikasi dari instagramnya.

"selamat siang anak anak"

sapa seorang wanita yang jabatanya sebagai guru itu mengagetkan siswa yang ada di dalam kelas, yang tadinya ricuh menjadi senyap dalam hitungan detik. Dia memberitahukan kalau hari ini pulang awal karena akan ada rapat osis dengan semua guru di aula.

Lio dan seluruh siswa akan pulang kecuali Alleta dan anggota osis lainya. Entah ada apa hingga ada rapat dadakan seperti ini, biasanya jika akan ada rapat pasti akan di kabari lebih awal dan seluruh siswa yang tidak bersangkutan tidak akan di pulangkan.

"yaudah lo nanti pulangnya hati hati ya" ucap Lio sambil memasukan beberapa bukunya dan Alleta menganggukan kepalanya pelan beberapa kali. Mereka berjalan keluar kelasnya bersama, sekalian Alleta akan ke ruang osis terlebih dahulu sebelum ke aula.

"Daaa" ucap Lio lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Alleta. Tak lama punggung Lio sudah tak terlihat karena Lio sudah menuruni tangga, suasana di koridor sekolah masih cukup ramai karena beberapa siswa dan siswi masih pada mengobrol di sana, entah apa yang mereka bicarakan.

Alleta melangkahkan kakinya meninggalkan koridor depan kelasnya menuju ruang osis yang letaknya ada di pojok koridor. Ada beberapa temanya di sana yang sedang mengambil beberapa barang yang mungkin penting untuk rapat nanti.

NOVELLETA | Novel is my Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang