Novel dan Regan sedang melaksanakan hukuman nya membersihkan toilet. Dia tertangkap basah saat masuk melalui pintu belakang sekolah.
Dengan tak ikhlas Novel mengepel lantai toilet dengan sangat kasar. Dia menuangkan sabun dengan sangat banyak tanpa memberi air.
Tiba tiba ada gadis yang masuk ke dalam toilet dengan tergesa gesa. "Eh lo gak liat gue lagi ngepel?hah?!!" Tanya Novel dengan suara meninggi.
"duh gue udah kebelet" Jawab gadis itu dan-
brughhhh...
Gadis itu terjatuh. Novel melihatnya dan menertawakan gadis itu, tak ada respon. Gadis itu hanya merintih kesakitan karena pantat nya terasa sangat nyeri.
"Hahahaha. Gue udah bilang lo gak liat gue hah?" Tanya Novel sambil menertawakan gadis itu dengan senang. Dia sangat puas melihat gadis itu terpeleset di sana.
"aduh sakit banget" Ucap gadis itu kesakitan.
"Heh!! lo mau masuk atau keluar? gue mau lanjutin ngepel. Kalo nggak nih, lo lanjutin" Ucap Novel sambil menjatuhkan ember pel di depanya dan alhasil airnya tumpah membasahi rok abu abu yang di kenakan gadis itu.
"Maaf kak" Ucap gadis itu lirih tanpa menatap Novel. Dia sangat takut dengan Novel apa lagi dia adalah gadis yang masih lugu.
Novel pun pergi di ikuti oleh Regan. Itulah akibatnya jika melawan ucapan Novel. Semua orang harus mengikuti ucapan Novel. Jika tidak berarti mereka tidak boleh melakukanya.
"Alleta!! " Panggil Novel saat melihat Alleta sedsng berjalan sendirian di koridor. Tak ada jawaban dari Alleta Novel pun berlari menghampirinya. "Sayang tunggu dong!!" Teriak Novel hingga langkah Alleta terhenti.
Semua siswa siswi yang mendengar ucapan Novel membulatkan matanya. Jadi memang benar mereka sudah jadian.
"Mereka beneran pacaran?" tanya salah satu siswi yang ada di koridor dengan nada lirih dan raut wajah yang kecewa.
Novel hanya mendengar lontaran kalimat itu tanpa mempedulikanya. Ia sednag fokus kepada Alleta. Novel hanya akan berusaha membuat Alleta jatuh hati padanya hanya itu tujuanya sekarang.
"Ta gue tu manggil lo bukan manggil tiang lampu" Ucap Novel kesal karena Alleta tak mengeluarkan sepatah kata pun.
"Ya terus?" tanya Alleta jutek.
"Ya lo harus jawab dong. Iya sayang atau apa sayang gitu kek. Kayaknya susah amat ya tinggal jawab" Ucap Novel dan Alleta hanya mendengus kesal.
"Iya sayang ada apa?" Tanya Novel dengan senyum yang ia paksakan dan Novel tersenyum gembira karena jawaban Alleta.
"Aaaaaa!!!!" Teriak seorang siswi yang memperhatikan Novel dan Alleta.
Mereka berdua pun menoleh dan melihat siswi itu menganga mendengar ucapan Alleta. Patah sudah harapan kaum hawa untuk mendapatkan Novel. Sedikit beruntung mereka yang sudah sempat merasakan jadi pacar Novel saat di playboy.
"Eh lo bisa diem gak sih? Gak usah teriak kayak anak kecil gitu deh!!!. Lo gak liat gue lagi ngomong sama pacar gue!!!!" Teriak Novel kepada gadis yang berteriak tadi dengan sebal.
Novel merasa tak di hargai jika seperti ini. Mau bicara dengan Alleta saja sangat susah apa lagi ada siswi yang selalu saja memandangi mereka.
"Udah deh jangan keterlaluan, biarin aja mereka. Cepet ngomong ada apa?" Tanya Alleta geram.
"Nanti malam dinner yuk" Ajak Novel dan Alleta membulatkan matanya.
Dia sudah terjebak sekarang. Pura pura pacaran dengan Novel tak semudah yang ia bayangkan. Mungkin hari ini dia meminta untuk dinner bagaimana jika suatu hari nanti Novel memintanya bertemu dengan orang tuanya.
"hah?" tanya Alleta sambil mengernyitkan dahinya.
Novel memegang kedua pundak Alleta dan tersenyum senang. "Kita kan belum pernah dinner sejak jadian jadi nanti malam kita dinner" Ucap Novel membuat Alleta geram.
Alleta harus menahan emosinya ia harus bisa bertahan dalam situasi seperti ini. Alleta yang meminta Novel jadi Alleta harus bertahan.
"Yaudah deh" Ucap Alleta dan Novel tersenyum kemenangan. "Yesss" Ucap Novel lirih namun masih bisa Alleta mendengarnya.
Alleta pun berbalik badan dan berjalan meninggalkan Novel. Novel hanya membuntuti kemana Alleta pergi sedangkan Regan, dia memilih untuk pergi ke kelasnya saja dari pada menjadi nyamuk di antara Novel dan Alleta.
Alleta duduk di bangku taman depan ruang lab ipa. Novel pun duduk di sebelahnya. Tak ada pembicaraan di antara mereka. Suasana sangat sepi karna tak ada siswa atau pun siswi di sana kecuali mereka berdua.
Jika jam istirahat seperti ini seluruh siswa seantero sekolah memilih pergi ke kantin atau pun duduk di depan kelasnya masing masing.
"Lo masih hutang sama gue ta!" Ucap Novel membuka pembicaraan.
"Nanti gue bayar. Tapi nggak sekarang". Ucap Alleta.
Alleta tau maksud dari Novel. Dia masih punya hutang cerita kepada Novel kronologi sebab dia meminta Novel menjadi pacarnya.
Novel hanya diam. Dia menyenderkan kepalanya di pundak Alleta. Alleta merasakan pundak kanannya terasa berat dan menoleh mendapati kepala Novel.
"Gue mohon biar seperti ini dulu. Gue gak akan dapet kesempatan seperti ini ta" Ucap Novel sambil menatap lurus kedepan.
Alleta pun menurut. Dia tak marah atau pun beranjak dari tempat duduknya. Alleta malah merasa nyaman dengan posisinya sekarang. Alleta merasa sangat tenang sekarang walaupun ada Novel.
Tanpa mereka berdua sadari. Sandi tengah memperhatikan mereka. Dengan raut wajah tak ikhlas sandi menatap Alleta dari balik pohon besar yang ada tak jauh dari bangku tempat Alleta duduk.
"Gue akan coba ikhlasin lo ta. Kalo lo bahagia sama dia maka gue juga bahagia atas kebahagiaan lo walau akan menyiksa hati gue sendiri" Ucap Sandi sambil memukul pohon yang ada di depanya dengan tanganya sendiri.
Sandi tak tahan lagi dengan pemandangan yang ia lihat. Sandi pun memilih untuk pergi dari sana.
•••Novelleta#25•••
Rajin baca yuk karna setiap hari aku akan update dan target selesainya tu akhir Mei kalo gak awal Juni. Jadi tinggal beberapa chapter lagi Novelleta akan selesai.
Jangan lupa Vote, satu vote kalian sangatlah berarti bagiku. Makasih :)
• 17 MEI 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/221707920-288-k961695.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVELLETA | Novel is my Life [END]
Teen FictionNovelleta [COMPLETED] Typo bertebaran [Belum direvisi] start : 21 APRIL 2020 finish : 20 MEI 2020 •Alleta Sastra Maharani •Raka Brama Noveltino Bagaimana jika seseorang di dalam kehidupan skenario hadir di dalam hidup kita. Bagaimana jika sikap bu...