Rambut panjang Alleta beterbangan membuat gadis itu semakin cantik saja. Mereka bertiga sedang duduk duduk di atas pasir pinggir pantai. Gelombang kecil dari laut membuat pemandangan indah.
Faruq tersenyum melihat tawa Lio yang sangat indah nan manis ini. Dia terus saja tertawa dan bercerita tentang kejadian kejadian lucu untuk menghibur Alleta. Padahal dirinya sendiri juga butuh hiburan.
Mereka bersenang senang di sini, sedangkan Novel dan Regan sedang bersusah payah berenang menyebrangi lautan pemisah pulau kenawa dan pulau sumbawa. Mereka memang pandai berenang, tapi seharusnya tidak usah berlebihan seperti ini. "itu ada yang berenang ya?" tanya Lio ketika melihat ada dua orang yang berenang mendekati mereka.
Alleta memfokuskan pandanganya ke arah laut dan benar, dia melihat ada dua orang yang berenang. Mereka bertiga berdiri untuk memperjelas pandanganya. "mereka berenang dari pulau?" tanya Alleta entah ke siapa. "Hebat mereka, selama ini nggak ada lho yang mau berenang" ucap Faruq.
Novel dan Regan mempercepat gerakan renangnya ketika melihat tiga orang berdiri di pinggir pantai. Novel yakin kalau salah satunya adalah Alleta. Senyum dari laki laki itu pun menggembang.
"Itu Regan?" tanya Lio ketika melihat satu laki laki yang sangat mirip dengan Regan, walaupun sedikit tidak jelas. Alleta memfokuskan pandanganya supaya lebih melihat siapa yang berenang. Ternyata benar, ada Regan. Pasti yang satunya adalah Novel.
"Mau apa sih mereka sampai berenang?" Tanya Alleta sedikit kesal karena tingkah mereka yang bisa di bilang nekat.
Tak lama Novel dan Regan sampai di pulau Kenawa dan langsung menemui Alleta yang wajahnya menahan emosi. "Ta!" sapa Novel di depan Alleta, sedangkan gadis itu hanya diam membisu saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. "lo tau? kalau lo tu gila" Tanya Alleta dengan wajah emosinya. Mereka berdua masih berdiri di pinggir pantai tempat Novel berdiri pertama kalinya di pulau kenawa.
Novel membuang mukanya sebentar dari hadapan Alleta dan kembali menatap mata Alleta dalam dalam. "Apa?" tanya Novel tak mengerti pertanyaan Alleta. Alleta membuang nafasnya keras hingga terdengar jelas di telinga Novel.
"Lo berenang sejauh ini ?" tanya Alleta sambil menunjuk ke arah laut dan Novel mengalihkan pandanganya ke tempat yang di tunjuk oleh Alleta. "cuma buat lo" jawab Novel singkat, entah apa yang di maukan oleh Novel hingga dia berani menantang maut dengan berenang di laut bebas seperti ini.
"kalau lo bisa berenang, lo gak perlu nunjukin dengan berenang menyebrangi satu pulau ke pulau lainya. Gini, kalau lo kekurangan oksigen di tengah sana dan tenggelam. Lo tau apa resikonya?" Tanya Alleta dengan menatap wajah Novel yang basah kuyup.
Novel diam tanpa menjawabnya, bahkan saat ini dia sedang menunduk merenung kesalahanya. "ini semua karena gue mau minta maaf sama lo Ta." ucap Novel dengan wajah datarnya. "Ternyata susah buat dapet maaf dari Alleta" Lanjut Novel. Kali ini, Alleta yang bungkam. Dia tak menjawab apa pun dari pernyataan Novel. "Ada cara lain vel, tanpa bahayain diri lo sendiri" ucap Alleta sambil menahan air matanya.
Alleta selalu tak kuat jika berbicara dengan Novel. Apa pengaruh Novel dalam hidupnya hingga dia seperti ini. Sebelum ini tak ada yang membuat Alleta seperti ini jika sedang berbicara kepada siapaun. Sekarang, Alleta tak tahan dengan ucapanya sendiri. Air matanya berhasil lolos dari matanya dan rasanya Novel ingin sekali menghapus nya tapi dia bisa Apa sekarang.
"Gue gak tau gimana lagi cara buat minta maaf ke lo selain gue susulin lo kemana pun lo pergi ta" Ucap Novel, Perdebatan mereka membuat Lio khawatir. Dia khawatir jika Alle keluar dari diri Alleta. Regan yang kelelahan karena Novel pun hanya duduk lemas di bawah pohon sambil meminum air kelapa yanh di ambil Faruq.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVELLETA | Novel is my Life [END]
Teen FictionNovelleta [COMPLETED] Typo bertebaran [Belum direvisi] start : 21 APRIL 2020 finish : 20 MEI 2020 •Alleta Sastra Maharani •Raka Brama Noveltino Bagaimana jika seseorang di dalam kehidupan skenario hadir di dalam hidup kita. Bagaimana jika sikap bu...