Novelleta #28

131 25 0
                                    

Alleta berdiam diri di rumahnya tepatnya di kamarnya. Ia memikirkan kejadian beberapa jam yang sudsh berlalu itu. Dia tersenyum simpul ketika membayangkan hal itu.

Apa sebenarnya Alleta sudsh mulai menyukai Novel. Tapi bagaimana bisa? Alleta tak mau berfikir lagi dan langsung menggelengkan kepalanya supaya tersadar.

"Heh apa an sih gue malah mikirin itu" Ucap Alleta sambil menepuk kedua pipinya dengan telapak tanganya sendiri.

ceklekkk...

Pintu kamar Alleta terbuka. Alleta pun terkejut karna tak ada orang di rumahnya, dia sendirian di rumah saat ini.

"Alleta!" Panggil orang itu ketika pintu kamar Alleta terbuka.

Alleta terkejut atas kehadiranya Papanya itu. Dia tidak tau jika papanya akan pulang. Dan ini sungguh kejutan besar baginya.

"Papa?!!" Ucap Alleta dan berlari menuju tempat papanya.

Tanpa mengulur waktu, Alleta langsung memeluk papanha itu dan di balas baik oleh beliau.

"Alleta kangen sama papa. Papa kemana aja sampe nggak pernah pulang buat temuin Alleta. Udah gak ada lagi orang yang sayang sama Alleta pa" Ucap Alleta sambil menangis di pelukan papanya itu.

"Maafin papa al. Papa dulu nggak tau lagi harus gimana. Dan sekarang papa sadar kalo papa masih punya putri yang selalu menanti kehadiran papa" Ucap Ferdi.

Ferdi melepaskan pelukan Alleta dan menghapus air mata putrinya itu. Ferdi menganggap air mata Alleta adalah sebuah permata yang sangat berharga, jadi Ferdi tak mau Alleta mengeluarkan itu dengan sia sia.

"Papa janji gak bakal ninggalin kamu lagi" Ucap Ferdi sambil menatap mata putrinya itu yang di penuhi air mata.

Alleta mengangguk pelan sambil mengelap pipinya karena basah. "Udah jangan nangis lagi" Ucap Ferdi dan Alleta menurut.

Dia sudah tak menangis namun beberapa air matanya masih turun membasahi pipinya. Rasa rindu Alleta kepada Ferdi dua tahun ini tak bisa di bayangkan lagi. Dua tahun Alleta hidup tanpa keluarganya dan itu sangat tidak enak sekali.

"Mama gak ikut pulang? Papa pernah ketemu mama?" Tanya Alleta.

Ferdi diam tak bisa menjawab. Dia memilih menundukan kepalanya sambil menahan tangisnya. Betapa rindunya Alleta kepada mamanya, tapi mamanya sudah tak peduli lagi denganya. Buat apa lagi peduli, dia sudah tak ada hubungan lagi dengan Ferdi dan Alleta.

"Papa nggak pernah bertemu mama kamu. Yang papa denger, dia sudah punya suami dan tinggal bersama suaminya di Australia" Ucap Ferdi dan air mata Alleta berhasil lolos dari bendungan matanya.

"Suami? Mama udah nikah lagi? Tapi kenapa mama gak kabarin Alleta pa. Alleta butuh kabar dan tau apa yang mama jalani sekarang. Alleta berhak tau karna Alleta adalah anaknya" Ucap Alleta sambil menangis.

"Hussttt.. ta dengerin papa. Mama udah gak peduli sama kita. Bahkan dia udah gak peduli sama anak nya sendiri. Kamu nggak perlu marah sama mama, kalau kecewa wajar menurut papa tapi jangan pernah marah atau pun membencinya" Ucap Ferdi dan Alleta mengangguk.

Alleta di anggap apa oleh mamanya. Menikah lagi tanpa persetujuan Alleta. Alleta merasa sangat tak di hargai. Benar kata Ferdi, kecewa boleh saja tapi marah dan benci sebaiknya jangan berlebihan. Bagaimana pun beliau yang melahirkan kita ke dunia ini dan merawat kita hingga sekarang ini.

"Papa tunggu di bawah. Kita makan malam ya, papa udah beli makanan sebelum pulang" Ucap Ferdi sambil mengelus rambut Alleta pelan.

"Iya pa" Ucap Alleta.

Ferdi keluar dari kamar Alleta dan kembali menutup pintu kamar Alleta. Gadis itu lemas dan duduk di bawah bersender di ranjang tempat tidurnya.

Mama tega sih sama Alleta. Kenapa mama gak bilang ke Alleta kalau mama udah nikah lagi. Dan waktu itu Alleta sempat telfon mama tapi apa mama gak bilang sama Alleta. Mama nggap Alleta ini siapa sih ma, Alleta anak mama. Ucap Alleta dalam batinanya.

Kata kata itu membuat Alleta menangis. Hatinya seperti teriris dan hidupnya tak ada gunanya lagi. Alleta bertahan untuk membanggakan kedua orang tuanya dan membuat keduanya semakin bangga kepada nya. Tapi bukan bangga lagi, mamanya sudah tak menganggapnya.

Apa mama cuma sayang sama Kak Alana aja kenapa mama gak sayang sama Alleta. Kita berdua sama sama anak mama dan kita juga sama sama sayang sama mama. Lanjutnya lagi.

Alleta mungkin belum bisa menerima jika hidupnya tak ada lagi. Pedih rasanya tak di anggap oleh ibu kita sendiri. Setelah dua tahun pergi dan akhirnya tau kabar jika mamanya telah menikah lagi bukanlah hal yang mudah.

"Novel? Iya Novel bisa bantu aku" Ucap Alleta dan mencari hpnya.

Dia menggulir layar hpnya mencari kontak Novel. Alleta menghubunginya dan meminta Novel menjemputnya jam tujuh malam karna Alleta ingin bercerita kepada Novel.

Entah kenapa hanya Novel yang bisa meringkankan beban pikiran Alleta saat ini. Untung saja Novel bersedia menjemputnya malam ini jadi Alleta sedikit lega.

Dia butuh teman, Alleta tak mau menyusahkan Lio saat ini. Gadis itu sedang ada masalah juga dan Alleta tak mau membebani nya lagi. Alleta akan cerita ke Lio saat waktunya tepat dan semuanya sudah baik baik saja.

Alleta pun menghapus air matanya dan turun ke bawah untuk makan malam. Di sana sudah ada Ferdi yang sedang meminum secangkir kopi. Alleta melihat menu makanan yang Ferdi beli, banyak sekali dan itu semua makanan kesukaanya.

•••Novelleta#28•••

Voment
Vote ya, satu aja sangat berarti bagi aku
Makasih :) jangan read doang di read itu sakit loh.

•18 MEI 2020

NOVELLETA | Novel is my Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang