Lio mengelus punggung sahabatnya itu, dia tak tahu harus bagaimana lagi, sahabatnya terus saja menangis dari tadi. "gue gak tau harus gimana lagi Li" rengek Alleta dengan Lio.
"Gue tau lo gak sengaja nglakuin itu ta" ucap Lio tapi Alleta menggelengkan kepalanya berkali kali dengan pelan. Lio bisa merasakan sakitnya menjadi Alleta, gadis itu punya masa lalu buruh hingga dia tak kan lagi main kasar dengan tangan kepada siapapun.
Jika ada yang membuatnya marah pasti akan dia biarkan dan memilih untuk pergi, tapi tadi gadis itu melawan dan membela dirinya sampai sampai Alleta yang dulu keluar lagi, Alleta dulu bukan Alleta yang sekarang. Sangat berbeda bahkan namanya bukan Alleta tapi Alle. Dulu dia sangat suka dipanggil Alle tapi sekarang dengan kehendaknya sendiri dia merubah nama panggilan nya Alle menjadi Alleta.
"udah gak usah disesali ta, gak usah di pikir lagi. gue yakin seiring waktu berjalan, pasti lo bakal lupa lagi." ucap Lio dan Alleta masih saja menangis. Mungkin sudah ribuan air mata yang menetes dari mata Alleta.
"Li, lo mau kan bantu gue buat lupain itu?" tanya Alleta. Gadis itu berbicara terputus putus, Lio tak tega dengan sahabatnya. Dia butuh teman bercerita.
•••
Hari ini Alleta tidak masuk sekolah, dia masih butuh waktu untuk sendiri. mungkin karena kejadian lusa kemarin. Dia tak bisa menyampaikan visi dan misi hasil rapat hari jumat kemarin nanti waktu upacara. Lio sudah berangkat ke sekolah dari tadi, sekarang dia lagi di kamarnya menatap keluar dari jendela.
Semoga gue bisa lupain ini. Batin Alleta sambil menarik nafasnya dan memejamkan matanya dengan pelan membuat air mata yang ia bendung menetes.
Dia masih setia berdiri di depan jendela kaca kamarya yang besar itu, bahkan sinar matshari sudah mulai masuk menembus kaca tapi Alleta belum juga berlih tempat, dia masih setia berdiri disana.
tringg... tringg... tring...
Suara hp Alleta berbunyi, tapi gadis itu tak mengubrisnya sama sekali dan dibiarkannya berbunyi nyaring mengisi kamar Alleta ini.
tringg... tringg... tringg...
hp Alleta kembali berbunyi, gadis itu masih tak mengubrisnya, dia masih berdiri di tempat yang sama dan tatapan yang sama. Entah kenapa kejadian dia menampar laki laki itu berdampak besar bagi dirinya.
"Maafin Alleta ma" Monolog Alleta.
Gadis itu malah kembali menjatuhkan air mata nya yang tidak bersalah itu, sebenarnya ada apa dengan dirinya. kenapa dia jadi seperti ini, kemana Alleta yang ceria sekarang.•••
"Lo emang brengsek tau gak!!" geram Lio kepada laki laki yang menjadi lawan bicaranya sekarang. Emosi Lio tak bisa dikendalikan lagi, dia sudah cukup mendengar sahabatnya sakit lagi. "Lo tau? karna lo Alleta jadi sakit. Dan karna lo juga dia teringat masa lalu nya yang seharusnya yang perlu dia ingat lagi!!" Bentak Lio dan Novel masih berdiri membisu di hadapanya.
Tangan Lio pun tak tinggal diam, tangan kirinya mengepal dan tangan kanannya terangkat untuk menunjuk nunjuk wajah Novel dengan Jari telunjuknya. Mereka berdua menjadi pusat perhatian seantero sekolah, bahkan ada siswa yang merekam kejadian ini dan di live in di instagram.
"Lo tuh marah marah gak jelas tau gak!!" Ucap Novel dengan nada tinghinya membuat Lio semakin emosi.
"Marah marah gak jelas?" tanya Lio dengan nada yang lebih tinggi dari Novel, Lio mengangguk anggukan kepalanya beberapa kali dengan pelan sambil tersenyum sinis. "Lo udah buat sahabat gue sakit hati tau gak, dan awas aja kalau sampai gue tau karna lo masa lalu Alleta kembali teringat, gue gak akan tinggal diam" ucap Lio sambil menunjuk dada bidang Novel.
Laki laki itu hanya diam membisu dan kehabisan kalimat untuk memaki gadis yang ada di depannya itu. Lio melangkahkan kakinya maju dan sebagian tubuhnya menyenggol tubuh Novel hingga laki laki itu sedikit terhuyung ke belakang dan melihat gadis itu berjalan dengan cepat meninggalkanya.
Novel dan Regan pun pergi dari kerumunan itu menuju kelasnya. Novel sama sekali tak tau maksud gadis tadi, siapa yang dia maksud? siapa Alleta? dan kenapa dia sampai teringat masa lalunya, ada apa sebenarnya. Novel terus bertanya tanya di fikiranya tentang Alleta. Hingga langkahnya sampai di depan pintu kelasnya ia berhenti dan membuka kenop pintu dengan kasar. Dia masuk ke dalam dan duduk di bangkunya.
Regan melihat Novel yang seperti itu hanya diam saja, dia mulai melangkahkan kakinya menuju bangkunya yang ada di sebelah bangku Novel dan meletakan tasnya. "Lo kepikiran?" tanya Regan sambil tersenyum sinis melihat raut wajah Novel yang sepertinya sedang berfikir.
"Tadi itu namanya Lio, Liona. Dia sahabatnya Alleta." Ucap Regan, Novel melirik sekilas ke arah Regan dan kembali lagi ke tatapannya semula. "Siapa juga yang nanya namanya" ucap Novel gengsi kepada Regan. Regan tau itu, tak mungkin laki laki itu bertanya siapa nama gadis itu. Pasti dia akan mencari tau sendiri siapa dia, tapi ya sudahlah jika Novel sudah tau dari mulut Regan.
"Gue bingung sama lo Vel, lo apain Alleta sampai Lio ngelabrak lo gitu?" Tanya Regan. Novel diam sebentar dan menoleh ke arah Regan, dia tak tau siapa Alleta dan dia sudah mengapakan Alleta hingga Sahabatnya seperti itu. "Siapa juga yang ngapa ngapain si siapa itu, Alleta - Alleta itu. Kenal juga enggak. " geram Novel dengan pertanyaan Regan dan Regan hanya mengangguk anggukan kepalanya pasrah, dia tau Novel pasti pernah bertemu dengan Alleta tapi dia nya aja yang tidak tau namanya siapa.
Di kelas Lio, teman temanya tengah menanyakan kenapa dia bisa melabrak Novel. Dan kenapa Alleta di sangkut pahutin sama masalah ini. Alleta tadi malam memang cerita sama Lio tentang laki laki yang udah buat dia gak mood di cafe waktu itu dan Alleta cerita kalau dia adalah cowok yang cari pacar dengan gampang di kantin jumat lalu.
"duh gue pusing. kalian bisa gak sih gak usah nanya nanya soal begituan?" Bentak Lio karena kepalanya sakit mendengar pertanyaan pertanyaan mereka dan dia juga pusing mau jawab apa. Setelah bentakan Lio semua temanya pergi dari bangku Lio, Lio menutup wajahnya sendiri dengan telapak tanganya dan menutup matanya pelan.
Lio mengambil hpnya dan melihat kontak Alleta. Status kontak gadis itu masih terakhir dilihat dari tadi malam, dan telefon Lio juga tidak di angkat, sms juga tidak di balas, boro boro di balas di baca aja enggak. "lo gimana sekarang ta, kenapa gak angkat telfon gue, kenapa gak baca sms gue?" Geram Lio karena Alleta tak kunjung membaca pesanya.
Kalau Lio, dia sudah gampang dengan sikapnya yang seprti ini dengan orang lain tapi jika Alleta tidak, gadis itu tak pernah sekasar itu kepada siapapun selama Lio kenal. Dia tak pernah membentak bentak siapa pun. Dan dia sudah janji dengan dirinya sendiri tak kan pernah melakukan itu sampai kapan pun tapi dia telah melakukannya kemarin.
Gadis itu sangat rapuh kali ini, setelah tiga tahun yang lalu Lio tak pernah melihat Alleta menangis lagi sejak di rumah sakit itu. Tapi sudah dua hari Alleta menangis dan tadi malam tubuhnya sangat panas, Alleta demam.
•••Novelleta#5•••
Jangan lupa VOTE ya!!
Follow ig @dilanrhikmah._
dila :) 22 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVELLETA | Novel is my Life [END]
Teen FictionNovelleta [COMPLETED] Typo bertebaran [Belum direvisi] start : 21 APRIL 2020 finish : 20 MEI 2020 •Alleta Sastra Maharani •Raka Brama Noveltino Bagaimana jika seseorang di dalam kehidupan skenario hadir di dalam hidup kita. Bagaimana jika sikap bu...