Novelleta #16

159 32 2
                                    

Langkah kaki Alleta berjalan ke arah toilet. Dia sudah sangat tergesa gesa sekarang. Dengan cepat gadis itu masuk ke bilik yang ada di dalam.

Setelah selesai, Alleta berdiri di depan cermin wastafel dan menatap dirinya sendiri. Alleta tersenyum dan menyelipkan helai rambutnya di belakang telinganya sendiri.

Alleta kembali melangkahkan kakinya di koridor yang sangat sepi. Koridor sangat sepi bahkan hanya ada Alleta yang berjalan di sana.

brughh

Alleta tersungkur di lantai karena tersenggol oleh seseorang. Alleta melihat kaki orang itu di depanya. "Lo gak papa?" tanya nya.

Alleta seperti mengenal suaranya. Tak asing di telinganya. Alleta berdiri dan mendongakan wajahnya. Betapa terkejutnya dia melihat orang itu. Laki laki itu, laki laki yang paling Alleta benci ada di depanya.

"Alle!!" ucap laki laki itu tak percaya apa yang ada di depanya.

Dia meraih tangan Alleta dan menatapnya dengan mata yang penuh arti dan pertanyaan. Tapi Alleta menatapnya dengan penuh rasa benci. "Al! selama ini gue cari lo al. Lo kemana aja selama ini?" tanya nya.

Alleta membisu tak menjawab apa apa. Gadis itu masih menatap laki laki di depanya dengan tatapan benci. "Lepasin!" ucap Alleta singkat. Dia meminta agar laki laki itu melepaskan tanganya.

"Nggak al. Gue butuh jawaban lo, banyak pertanyaan tentang lo di pikiran gue al." Ucap nya.

"Lo buang pertanyaan lo tentang gue jauh jauh. Lo mau apa lagi. Belum puas lo hancurin kebahagiaan gue? Belum selesai lo buat keluarga gue menderita?" Tanya Alleta dengan ketus.

"Al gue minta maaf. Gue gak sengaja...." ucapnya.

"Kalo maaf lo bisa balikin dia lagi ke gue. Gue bakal maafin lo Sandi. Tapi percuma lo gak bakal bisa kembaliin kakak gue. Dan gue gak bakal pernah maafin lo Sandi Aditiya!!!" Potong Alleta dan ucapan nya begitu ketus kepada Sandi.

Sandi, Sandi Aditiya. Dia adalah sahabat Alleta dulu sejak kecil. Tapi hubungan mereka hancur karena sebuah kesalahan fatal di hidup Alleta. Dia harus kehilangan orang orang yang dia sayang karena Sandi.

"Al gue minta maaf. Gue waktu itu gak sengaja al" ucap Sandi meminta maaf kepada Alleta.

"Siapa yang lo panggil al itu? Asal lo tau aja. Alle udah mati. Dia udah mati sejak lo hancurin kehidupanya. Dan apa? sejak saat itu lo malah pergi dari dia. Dia sayang sama lo tapi lo malah hancurin kehidupanya" Ucap Alleta dan melangkahkan kakinya.

Entah kenapa bisa Sandi ada di sini. Tak mungkin di sengaja karena Alleta dan Sandi sudah lama tidak bertemu sejak kejadian itu. Kabar Sandi pun menghilang setelah tuntutan nya di cabut oleh ayah Alleta.

Alleta pergi meninggalkan Sandi sendiri di tempatnya. Dia menatap Alleta yang sudah menjauh. Langkahnya sangat cepat sekali.

Gue minta maaf al. Ucap Sandi dalam batinan nya.

Rasa bersalah Sandi akan selalu ada. Dia tak bisa melupakan Alleta dan kesalahan fatal itu. Sandi benar benar gila selama ini. Dia sangat frustasi karena kejadian itu.

Sahabatnya sendiri kehilangan nyawanya di tangan dirinya. Dia yang bersalah. Dia telah membunuh sahabatnya sediri.

•••

Sejak pertemuan pertama setelah satu tahun, Alleta murung. Setelah dari kamar mandi, gadis itu nampak murung dan sering melamun. Perkataan Lio kepadanya juga tak ia gubris. Sejak tadi Lio heran dengan sahabatnya itu.

"ta! lo kenapa sih?" tanya Lio tapi Alleta masih saja melamun.

Lio mendengus kesal karena Alleta tak menjawabnya. Sudah dua jam Alleta diam saja. Lio pun berpikir apa yang terjadi kepada sahabatnya itu. Kenapa dia jadi seperti ini.

"Alleta!!!! " teriak Novel.

Laki laki itu masuk ke dalam kelas Alleta. Gadis itu tak merespon apa puh hanya menoleh sebentar saja. Dia duduk di sebelah Alleta, bangku milik temanya mungkin pemiliknya masih di kantin.

Sekarang adalah istirahat ke dua. Dan Alleta duduk melamun di kelas. Jika tak ke kantin biasanya Alleta akan membaca novelnya tapi sekarang tidak. Dia melamun sedari tadi.

"ta lo kok diem sih?" tanya Novel dengan ketus.

Alleta tak merespon apa pun. Dia hanya menatap bukunya saja. "Ta!!!" bentak Novel hingga Alleta menutup telinganya. Semua pandangan menuju mereka bertiga. "Apa apaan sih lo?" Tanya Alleta dengan nada meninggi.

"Lo juga kenapa gak ngrespon gue?" tanya Novel. "Gak ada waktu" ucap Alleta cepat "udah ah gue mau ke kantin. Yuk li!" Lanjut Alleta dan berdiri dari kursinya diikuti oleh Lio.

Novel hanya menatap Alleta dengan penuh pertanyaan. Kenapa gadis itu diam saja. Biasanya akan selalu emosi dan membuat Novel marah. Tapi sekarang dia memilih pergi dari Novel.

"Ta! lo kenapa sih. Gue sedih tau gak lo kaya gini. Kenapa lo gak mau cerita sama gue sih ta?" tanya Lio sambil mendengus.

Mereka sudah duduk di bangku kantin dan sudah memesan makanan. Kali ini adalah batagor yang mereka pilih. "Gue ketemu Sandi" ucap Alleta dengan malas menyebut nama laki laki itu.

Lio tersentak mendengar ucapan Alleta. "Sandi? dimana?" tanya Lio dengan cepat.

"Di koridor tadi setelah ke toilet" Jawab Alleta.

Lio berfikir buat apa Sandi datang lagi. Apa belum puas dia mengjancurkan kehidupan sahabatnya ini. Sampai dirinya mati dan bangkit menjadi orang lain.

Mereka memakan batagornya kembali. Tak ada pembicaraan lagi setelah jawaban Alleta. Mereka hanya diam satu sama lain.

•••

"Lio!!!" panggil seseorang ketika Lio berjalan ke luar dari kelasnya.

Gadis itu menoleh dan pandanganya mendapatkan seseorang yang di temui Alleta tadi. Lio sama dengan Alleta, dia menatap benci laki laki itu, Sendi.

plakkk

tamparan keras mendarat di pipi kiri Sendi. Laki laki itu memegang pipinya dan menatap Lio. "ini bukan apa apa san. Ini sedikit balasan buat orang kayak lo!!" Desis Lio.

"Udah puas buat Alle mati?. Udah puas buat sahabat lo sendiri kehilangan nyawanya?. Udah puas lo buat keluarga Alleta hancur?. Lo tau, kemana lo selama ini setelah berbuat itu? hah. kenapa diem? lo gak tau harus ngomong apa lagi?" Tanya Lio semuanya.

Sendi bungkam tak bisa menjawab apa apa. Semuanya benar yang di katakan Lio. Dia adalah penyebaba dunia Alleta hancur. Dia juga tak bertanggung jawab setelah itu.

"Gue mau minta maaf sama Alleta" ucap Sandi dan Lio tersenyum sinis.

"Minta maaf? maaf lo gak bakal buat kak Alana kembali lagi!!" Ucap Lio dengan ketus. "Gue cinta sama Alle. Selama ini gue cari dia li. Dan gue baru ketemu dia sekarang" ucap Sandi.

plakkk

Lio kembali menampar pipi kiri Sandi untuk kedua kalinya. "Cinta lo bilang? Kalo lo cinta sama Alleta, lo gak bakal bunuh kakak nya sendiri san. Otak lo dimana sih? oon banget jadi orang. Sampai kapan pun Alleta gak bakal suka sama orang yang udah buat kakaknya meninggal dan udah buat keluarganya hancur!!" ucap Lio sambil menunjuk Sandi dengan jari telunjuknya.

Ucapan Lio sungguh menusuk Sandi. Ini kedua kalinya ada cewek yang menampar dirinya setelah Alleta satu tahun yang lalu. Saat Alleta tau jika pelaku tabrak lari kakaknya itu adalah sahabatnya sendiri, Sandi.

Lio melangkahkan kakinya meninggalkan Sandi yang berdiri di depan kelas. Lio pulang sedikit terlambat karena ada piket kelas. Sedangkan Alleta sudah pulang sekitar sepuluh menit yang lalu.

•••Novelleta#16•••

Gimana yang part ini?
Tinggalin jejak dong! feedback!!!
Amanah, gak pernah ingkar

dila :p

NOVELLETA | Novel is my Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang