Lio turun dari taksi dan segera masuk ke dalam rumahnya, dia ingin mengambil beberapa pakaiannya untuk di bawa ke rumah Alleta. Lio tak bisa meninggalkan sahabatnya ketika sakit seperti ini, dia lebih memilih tinggal bersama sahabatnya daripada bersama orang tuanya yang selalu saja berantem dan ribut pasti ujung ujungnya mengancam cerai. Hanya itu yang selalu Lio dengar di rumahnya sendiri, tak ada ketenangan ketika mereka berada di rumah.
Lio mengedarkan pandanganya ke dalam rumah sambil berjalan lebih ke dalam dan suasana rumah sangatlah sepi. Dia langsung masuk ke kamarnya yang ada di lantai yang sama dan mengganti bajunya. Langkahnya masuk ke dalam kamar mandi dan tak lama ia keluar dengan wajah yang lebih fresh.
Gadis itu mengambil koper yang ada di atas lemari pakaianya dan mengambil beberapa pakaian dan seragam sekolahnya. Dia juga tak lupa memasukan semua buku pelajaranya. Setelah ia rasa sudah cukup terbawa, dia menarik kopernya keluar dari kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
"Mau kemana kamu?" tanya Seseorang yang baru saja masuk ke dalam rumahnya, lio menoleh ke sumber suara itu dan melihatkan seorang bertubuh gagah dan tinggi, rambutnya sudah mulai memutih dan kulitnya sudah mulai mengkeriput. "mau ke rumah Alleta" jawab Lio ragu, dia tau jika papanya pasti tak kan mengizinkan dia untuk pergi dari rumah apalagi membawa koper.
"yasudahlah, kamu pergi saja. dari pada kamu di rumah dan selalu mendengar pertengkaran papa sama mama. papa tau kamu butuh ketenangan, pergilah li" ucap papanya, Lio kira papanya tidak akan mengizinkan dirinya pergi tapi dia malah mangizinkan Lio. Sebelum pergi, Lio memeluk tubuh laki laki itu yang tak lain adalah papanya sendiri. "makasih pa. Lio butuh waktu, Alleta juga lagi sakit sekarang" ucap Lio sambil meneteskan air mataya dan papanya mengelus rambut panjang Lio yang sangat lembut. "iya sayang" ucap papanya.
Pelukan itu merenggang dan Lio melepaskanya. "Lio pamit ya pa" ucap Lio sambil menghapus air air matanya dan papanya menganggukan kepalanya. Gadis itu melangkahkan kakinya sambil menarik kopernya menuju pintu rumahnya dan keluar dari rumah.
•••
Ketika Lio sampai di rumah Alleta, hal yang pertama kali Lio fikirkan adalah kondisi Alleta. Lio langsung berjalan menaiki anak tangga di rumah Alleta dan mendorong pintu kamar Alleta dengan pelan, Lio melihat Alleta sedang tidur di kasurnya, gadis itu tersenyum dan menutup kembali pintu kamar Alleta.
Lio duduk lemas di sofa ruang keluarga yang ada di lantai atas. Dia menutup wajahnya dengan telapak tanganya dan menyenderkan tubuhnya ke dada sofa. Dia merasakan rumah Alleta sangat tenang, tidak seperti rumahnya sendiri yang selalu saja riuh karena pertengkaran papa sama mamanya.
"Gue harus sabar, Alleta benar. Ini cuma ujian buat keluarga gue" ucap Lio yang masih menutup wajahnya dengan telapak tanganya.
Lio dan Alleta sedang sama sama rapuh sekarang, Keluarga Lio yang mungkin sebentar lagi akan hancur dan Alleta yang teringat akan masa lalunya membuat kondisinya drop lagi.
•••
"gue pesenin green tea aja"ucap Lio kepada Alleta dan gadis itu mengangguk pelan.
Alleta sudah berangkat lagi hari ini setelah izin selama dua hari. Dia tahu jika tak ada surat dokter maka dia tak boleh izin selama tiga hari lebih. Alleta memesan minuman saja di salah satu penjual minuman itu di kantin. memang ada beberapa penjual kantin dari luar yang menyewa tempat di kantin untuk berjualan.
"Thai tea satu sama green tea satu" ucap Alleta dan mengambil uang dari dalam saku bajunya, setelah minumanya jadi dia mengambilnya dan memberikan uang pas pada penjual itu, Alleta kembali menghampiri Lio yang duduk di bangku yang tak jauh dari tempatnya sekarang.
Alleta memberikan green tea nya kepada Lio dan Lio memberikan uang kepada Alleta untuk mengganti uangnya yang terpakai untuk minumanya. "keluar yuk li" ajak Alleta dan Lio mengangguk, mereka hanya membeli minum di kantin. Kali ini Alleta tidak membawa novelnya ke kantin karena dirinya tau jika hanya ingin membeli minum saja jadi tak kan lama.
"eh lo!!" panggil seseorang yang berada tak jauh di depan Alleta dan Lio. Mereka berdua kaget dengan kehadiran Novel yang ada di depanya, mau apa lagi Novel sebenarnya. "minta maaf gak!!" perintah Novel kepada Alleta tanpa mengetahui kalau gadis yang sedang dia ajak bicara adalah Alleta.
Alleta menarik nafasnya panjang panjang dan menghembuskannya, Lio bisa mendengar hembusan nafas Alleta yang mengudara. "Nggak akan dan nggak akan pernah terjadi" ucap Alleta dengan nada rendah sedikit membisik tapi Novel bisa mendengarnya. Alleta meraih tangan Lio dan menariknya pelan meninggalkan Novel dan Regan yang berdiri mematung di tempatnya, Regan tersenyum seperti ingin menertawakan Novel saat ini, Novel yang menyadari itu langsung membentak Regan. "Diem lo!!" Seru Novel kepada Regan supaya laki laki itu berhenti menyembunyikan tawanya kepada Novel.
Alleta mengajak Lio ke taman sekolah, dia tak kan terpancing dengan kelakuan laki laki tadi. Dia sudah bisa menahan emosinya sekarang, Alleta melihat kolam ikan yang di atas airnya ada bunga teratai berwarna ungu yang sangat indah, Alleta tersenyum melihat bunga itu dan Lio dia tersenyum menatap wajah Alleta yang tersenyum.
"bunganya bagus li" ucap Alleta. Lio tersenyum dan membalikan badanya, dia sekarang bersender pada pagar jembatan, "bukan hanya bagus tapi juga cantik seperti kamu ta" ucap Lio sambil tersenyum dan menoleh ke arah Alleta dan gadis itu pun menatap Lio. Pandangan mereka saling bertemu satu sama lain, mereka juga sama sama tersenyum.
Alleta meminum thai tea nya dan kembali tersenyum. Dia berjalan ke bangku bercat putih yang ada di bawah pohon, langkah kakinya pendek pendek tetapi cepat. Lio pun mengikuti langkah Alleta dan duduk di sebelah sahabatnya itu. Taman sekolah memang selalu sepi hanya ada beberapa siswa dan siswi yang berlalu lalang di sekitar taman.
"sikap lo udah tepat kok tadi. Novel udah terdiam tadi denger ucapan lo" Bisik Lio sambil tersenyum. Alleta diam dan mencerna ucapan Lio.
Jadi nama nya Novel. Gak pantes banget namanya sama kelakuannya. Cibir Alleta dalam hatinya. Memang benar yang dikatakan Alleta, mungkin nama Novel terlalu bagus untuk laki laki se jahat dia.
"Aku cuma tau siapa dia di sini tapi belum tau namanya" ucap Alleta tanpa menoleh ke Lio.
Lio memutar tubuhnya hingga menghadap ke Alleta. "tapi sekarang udah tau kan?" tanya Lio sambil menaikan satu alisnya. Alleta menaikan pundaknya dan memanyungkan bibirnya. Sebenarnya Alleta tak peduli siapa dia dan siapa namanya.
Taman ini adalah tempat paling tenang di sekolah ini, hanya ada beberapa pohon saja membuat taman ini sedikit panas, karena itu siswa dan siswi lebih memilih duduk di kantin kalau tidak di bangku koridor.
•••Novelleta#6•••
Jangan lupa VOTE ya!!
follow ig @dilanrhikmah._
dila :) 22 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVELLETA | Novel is my Life [END]
Fiksi RemajaNovelleta [COMPLETED] Typo bertebaran [Belum direvisi] start : 21 APRIL 2020 finish : 20 MEI 2020 •Alleta Sastra Maharani •Raka Brama Noveltino Bagaimana jika seseorang di dalam kehidupan skenario hadir di dalam hidup kita. Bagaimana jika sikap bu...