Lio membanting pintu rumah Alleta dengan sangat keras hingga terdengar sampai lantai atas tepatnya kamar Alleta.
"Ta!!!" teriak Lio sambil berjalan ke arah tangga.
Alleta yang mendengarnya pun keluar dari kamarnya dan bertemu Lio di depan kamarnya. "Kenapa sih li? teriak teriak gitu, pintu gak salah juga di gebrakin" Tanya Alleta dan Lio mengatur nafasnya untuk bercerita.
"Tadi Sandi nemuin gue dia bilang dia cinta sama lo dan dia mau perjuangin lo!" ucap Lio dengan sangat cepat membuat Alleta terdiam.
Dia tak bisa berkata. Jika sandi cinta pada Alleta itu adalah hak nya tapi jika Alleta tidak mencintainya atau membalas cintanya itu adalah hak Alleta jadi terserah Alleta.
"Biarin aja. Hak dia cinta sama gue tapi gue gak bakal pernah cinta sama dia. boro boro cinta maaf aja gue tolak!" ucap Alleta dengan judes
Jujur saja Alleta sedang tidak mood sekarang setelah pertemuan pertamanya dengan Sandi setelah satu tahun.
Alleta turun ke bawah dan Lio masuk ke dalam kamarnya. Alleta ingin minum karena sejak istirahat kedua dia belum minum. Rasanya sangat haus sekali.
Alleta mengambil gelas dan di isi dengan air dingin dari kulkas. Gadis itu duduk di kursi meja makan dan memandang gelas yang ia bawa. Tinggal setengah gelas karena baru saja dia menenggaknya.
Alleta merebahkan kepalanya di senderan kursi. Ia memejamkan matanya. Alleta hilangkan semua masalahnya akhir akhir ini. Dia tersenyum tipis sekilas.
•••
"Vel krang lima hari lagi loh. Lo gak mau minta tambahan waktu? dapetin Alleta itu susah bro!!" Ucap Regan.
Novel masih diam tak berkutik, dia sedang memikirkan sesuatu bagaimana cara supaya mendapatkan hati Alleta dalam lima hari.
Seharusnya hari hari yang lalu tidak ia sia sia kan untuk hal yang tidak penting. Seharusnya Novel menggunakanya untuk membuat Alleta jatuh hati denganya.
"Vell!!! mikirin apa an sih?" Desis Regan dan membuat Novel mendengus.
Laki laki itu menggeleng dengan cepat dan mengambil minuman berkemasan kalengnya dan menenggaknya. Mereka berdua sedang duduk di koridor sekolah.
Hari ini Novel akan ikut latihan basket karena beberapa hari lagi akan ada pertandingan basket antar sekolah dan dia di tunjuk untuk ikut. Sedangkan Regan dia hanya di suruh Novel untuk menemaninya di sekolah selama dia latihan.
Regan tak masalah jika menemani Novel. Regan percaya jika Novel tak kan mendapatkan hati Alleta dan dia akan mendapatkan mobil baru seperti milik Novel dan akan tinggal di rumah mewah Novel.
Regan berdiri dari tempatnya dan meninggalkan Novel. Dia tak berkata apa apa kepada Novel. Novel hanya menatap sahabatnya yang sudah menjauh dari tempatnya.
"weyy lo kemana?" tanya Novel dengan nada tinggi
Regan menoleh dan menunjuk arah kantin dengan dagu nya tanpa berkata apa pun.
Sekarang Novel hanya duduk sendirian di koridor. Tampak dari kejauhan ada siswi yang sedang memperhatikan nya.
•••
Regan menatap heran Novel dari pinggir lapangan. Dari tadi Novel tak konsen dan bola yang selalu ia pegang di renggut oleh tim lawan.
"Novel kenapa sih?". Monolog Regan.
Untung saja ini cuma latihan belum perlombaan. Tapi jika Novel seperti ini saat perlombaan nama SMA Garuda akan tersingkirkan dari juara umum bola basket.
Novel berdiri menatap bola yang di dribble oleh Eka, teman latihanya. Pak Seto yang melihat Novel tak konsentrasi langsung menghampiri laki laki itu.
"Novel!!" Panggilnya membuat Novel tersadar akan lamunanya, dia pun menoleh ke sumber suara yang tak lain adalah suara Pak Seto, guru olahraga sekaligus pembimbing ekstra basket.
"Iya pak?" Ucap Novel dengan nada bertanya. "Kamu ini kenapa? kemarin kamu lincah lincah saja main nya, kenapa sekarang jadi seperti ini. Kalau ini berlanjut, bisa bisa tim sekolah kita kalah nanti di pertandingan!!" Desis Pak Seto kepada Novel dan laki laki itu hanya mengepalkan tanganya dengan penuh emosi tapi masih bisa ia tahan.
Untung saja Pak Seto adalah guru jadi tak mungkin Novel akan memukulnya. "Bukan salah saya kaya gini. Bukan kemauan saya juga kok buat ikut tim ini!!!" Bentak Novel membuat Pak Seto kaget dengan ucapan muridnya ini, Novel lah murid pertama yang berani membentak Pak Seto.
"Bukanya bapak sendiri yang maksa saya buat ikut tim ini? Bapak lihat saya main basket hebat kan? Bapak lihat beberapa piagam dari kejuaraan saya kan?!!! Jadi jangan salahkan saya jika saya tidak fokus di sini!!!" Lanjutnya membuat semua teman teman yang sedang bermain basket berhenti dan mengalihkan pandangan mereka dari bola ke Novel dan Pak Seto.
"Berani kamu sama saya?!!" Tanya Pak Seto dengan nada meninggi, emosi nya pun sudah mulai memuncak.
"Kenapa enggak?" tanya balik Novel.
"Sekarang juga kamu pergi. Dan tidak usah lagi ikut latihan karena saya tidak menerima murid seperti kamu!!" Bentak pak Seto dan Novel tersenyum sinis kepada guru itu.
"Tanpa bapak usir juga saya akan pergi dan keluar dari tim ini. Saya sudah gak tahan lagi, walaupun ini hari pertama saya latihan dengan serius dari hari hari sebelumnya!!" Ucap Novel tepat di depan wajah Pak Seto sambil tersenyum meremehkan.
Laki laki itu berbalik badan dan melangkahkan kakinya menuju tempat Regan. Dia mengambil tasnya dan pergi, Regan pun mengekor di belakanganya.
"Sudah! sudah! Lanjut lagi. Saya minta kalian latihan dengan fokus dan saya tunjuk Eka sebagai kapten tim. Jaga keutuhan tim kamu Eka!" Ucap Pak Seto setelah Novel dan Regan telah jauh dari tempatnya.
"Siap pak!" ucap Eka dan setelah itu menyuruh teman temanya kembali fokus ke latihan lagi.
Novel memasukan Tas nya ke dalam mobil nya, tepatnya di kursi penumpang yang ada di belakang. "Lo kenapa sih Vel?" tanya Regan dan Novel menutup pintu mobilnya dengan kasar.
"Gue mikirin Alleta. Cewek itu berubah tau gak, biasanya marah marah tapi tadi kalem aja tu. Kenapa sih dia?" Tanya Novel dan Regan tertawa kecil membuat Novel mendengus.
Regan menepuk pundak Novel dan membuka pintu mobil Novel dan menutupnya kembali dengan pelan. Kali ini Novel membawa mobilnya yang lain, Tesla putih. Novel memang sangat menikmati kemewahan yang diberikan oleh orang tuanya.
Tapi sayang, hidup Novel sejak umur sembilan tahun sudah mendapat kasih sayang yang kurang dari kedua orang tuanya dan saat Novel berusia tiga belas tahun dirinya mulai menikmati fasilitas yang di berikan orang tuanya seperti mobil, kartu kredit, atm, rumah mewah, dan lain nya.
Orang tuanya tak peduli berapapun nilai uang yang di habiskan Novel dalam sehari karena mereka bekerja untuk kebahagiaan Novel.
Novel pun masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota Jakarta sore hari yang lumayan ramai karena kebanyakan aktivitas orang orang adalah jalan jalan dan pulang ke rumah setelah melakukan kegiatan mereka masing masing.
•••Novelleta#17•••
Waduh gimana nih kalo ngerasain jadi Novel dengan hidupnya yang serba kecukupan dan Mewah, aalagi punya fasilitas tak terbatas. Duh tapi sayang itu semua cuma halu nya Author😂😭.
Ini mungkin ada di kehidupan nyata tapi author gak tau siapa dia yang penting hidupnya kaya Novel tapi mungkin gak sombong ya kaya sifat Novel.
Oh ya penasaran sama Sandi? Baca terus ya sampai part berikutnya dan seterusnya, insyaallah author bakal nulis sebaik mungkin hingga ceritanya menarik.
Tinggalin jejak dong teman teman🙏 Feedback!! dm!!
dila :p, 3 Mei 2020
![](https://img.wattpad.com/cover/221707920-288-k961695.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVELLETA | Novel is my Life [END]
Teen FictionNovelleta [COMPLETED] Typo bertebaran [Belum direvisi] start : 21 APRIL 2020 finish : 20 MEI 2020 •Alleta Sastra Maharani •Raka Brama Noveltino Bagaimana jika seseorang di dalam kehidupan skenario hadir di dalam hidup kita. Bagaimana jika sikap bu...