Satu persatu lembaran roti itu Alleta olesi oleh margarin. Dengan seragam sekolahnya yang sudah lengkap Alleta memasak roti bakar di dapur. Dia merasa bosan harus makan roti dengan slai begitu saja. Dan ini dia butuh menu baru walaupun sama sama berbahan baku roti.
"ta lo masak?" tanya Lio yang baru saja turun dari lantai atas.
"iya nih, bosen tau gak makan roto slai terus" ucap Alleta tanpa menoleh ke Lio karena dirinya sedang membalik roti supaya tidak gosong. "itu susu hangatnya udah gue buatin" ucap Alleta sambil menunjukan dua gelas yang ada di meja makan dengan dagunya. Dia tersenyum dan di balas oleh Lio.
Lio duduk di kursi meja makan dan meminum susunya. Tak lama Alleta selesai dan membawa roti bakar karyanya ke meja makan dan siap untuk di santap. Alleta sudah mengolesi madu di permukaan roti saat sudah selesai.
•••
"Ta! Alleta!" teriak Novel di sepanjang jalan.
Alleta sebenarnya mendengar teriakan Novel tapi dia tak mengubrisnya. Dia berusaha tetap tenang dan menjaga emosinya. Dengan cepat Novel menarik tangan Alleta dan membuat langkah gadis itu terhenti.
"Apa sih?" tanya Alleta baik baik.
"Lo kenapa?" tanya Novel balik dengan wajahnya sedikit menunduk karena wajah Alleta lebih rendah dari wajahnya. "kenapa apanya?" tanya Alleta dan Novel berkaca pinggang.
"Kenapa lo nggak emosi!!" Desis Novel di depan wajah Alleta secara langsung.
"terserah gue!!!" Ucap Alleta dan meninggalkan Novel yang sedang berdiri di tengah lapangan.
Banyak siswa siswi yang berlalu lalang mendengarkan pembicaraan mereka. Novel mendnegar seseorang tengah mencibir dirinya karena di tinggal oleh Alleta begitu saja. "Apa? mau cari gara gara sama gue hah? Pergi lo semua!!!" Bentak Novel dengan keras dan penuh amarah.
Dengan cepat mereka membubarkan dirinya sendiri dari hadapan Novel. Novel berlari menyusul Alleta yang berjalan di koridor dengan tenang. Gadis itu sangat kalem tanpa amarah.
"ta!!" panggil Novel dan membuat Alleta menoleh mendapati Novel yang berjalan ingin menghampirinya.
Panggilan itu tak membuat langkah kaki Alleta berhenti, dia masih saja melangkahkan kakinya. Novel yang berjalan cepat di koridor ingin menyusul Alleta terlihat sangat sangat tampan dan cool.
Seragam putih yang bagian belakang di keluarkan sedangkan bagian depanya masih rapi membuat penampilan cowok itu semakin cool saja. Jangan lupakan rambuk ikalnya yang tertata rapi di kepalanya.
"Alle!!" ucap Sandi sambil menarik lengan Alleta.
Mereka berpapasan di koridor dan membuat pagi Alleta hancur. Novel yang melihat Alleta berdiri bersama cowok lain di depanya itu langsung mengepalkan kedua tanganya. Kini emosinya naik, rasanya tak suka melihat Alleta dekat dengan dia.
"Al kenapa sih lo selalu ngindarin gue?" tanya Sandi.
Sedangkan Alleta hanya berdiri malas di depan Sandi. "Berapa kali gue harus bilang ke lo kalo gue gak bakal nerima lo di hidup gue lagi Sandi Aditiya!!!" Ucap Alleta dengan nada tinggi. "Gue mau ke kelas!!!" Lanjutnya.
"al-".
"kalo dia udah bilang mau ke kelas biarin aja sih!" Sahut Novel berjalan dengan kedua tanganya yang di masukan ke dalam saku celananya dari belakang Alleta membuat gadis itu menoleh.
"Siapa lo? nggak usah ikut campur urusan gue sama Alle" tanya Sandi membuat Novel tersenyum sinis.
"Gue? pacarnya dia!!" tegas Novel dengan nada tinggi membuat semua siswa yang ada di koridor tersentak dengan ucapan Novel.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVELLETA | Novel is my Life [END]
Teen FictionNovelleta [COMPLETED] Typo bertebaran [Belum direvisi] start : 21 APRIL 2020 finish : 20 MEI 2020 •Alleta Sastra Maharani •Raka Brama Noveltino Bagaimana jika seseorang di dalam kehidupan skenario hadir di dalam hidup kita. Bagaimana jika sikap bu...