Alleta mempresentasikan hasil diskusi para guru di depan anggota osis. Semua teman temanya hanya menganggukan kepalanya saat Alleta menjelaskan. Cara yang di gunakan Alleta untuk menjelaskan sangat mudah di pahami oleh teman temanya.
"Sepertinya cukup. Temen temen ada yang mau nanya?" tanya Alleta sambil menutup file box yang ada di meja.
"Nggak ada ta" Ucap Beny salah satu anggota osis.
"Oke. Yaudah kita ke ruang rapat sekarang." Ucap Alleta sambil memasukan hpnya ke dalam tasnya.
Alleta tau jika di ruang rapat tak boleh ada hp yang berbunyi jadi Alleta berfikir buat apa membawa hp ke sana.
Alleta berjalan bersama Dita dan di depan sudah ada anggota lainya. Mereka berdua paling belakang karena jalan mereka tak terlalu terburu buru seperti yang lain.
•••
Novel memukul setir mobilnya karena kesal. Sudah dua puluh menit dia diam di mobilnya tanpa bergerak sedikit pun. Jalanan menuju sekolah sudah macet sejak empat puluh menit yang lalu.
"Arghhh!!" Teriak Novel sambil mengacak rambutnya.
Regan yang melihat Novel hanya diam saja. Dia pasrah jika nanti mendapatkan hukuman. Sudah jam setengah sembilan pagi, pelajaran sudah di mulai sejak satu jam yang lalu.
"Ini kenapa sih di depan. Dari tadi masih di sini, gak ada kemajuan tau gak!!" teriak Novel sambil menarik nafasnya panjang panjang penuh amarah.
"Namanya macet gak jalan vel. Sampe nanti siang kita di sini" Ucap Regan sambil menggulir layar ponselnya.
Tak ada hal lain yang bisa di lakukan Regan saat ini. Hanya hpnya yang dapat menghibur dunianya di tengah kemacetan ini. Sedangkan Novel, dia tengah marah marah karena macet panjang ini.
"Gue pindahin Ibu kota ke Jogja besok kalo jalan masih macet gini tau gak" Ucap Novel penuh emosi tanpa memikirkan kalimat apa yang baru saja keluar dari mulutnya itu.
Siapa Novel hingga dia mau memindahkan ibu kota segala. Regan yang mendengar ucapan Novel hanya tertawa terbahak bahak. "Hallu luh vel. Emang bisa lo pindahin nih ibu kota? Emang lo siapa?" Tanya Regan sambil menertawakan Novel.
"Udah diem gak usah banyak bacot!!" Ucap Novel dengan nada tinggi penuh amarah. "eh yang dari tadi banyak bacot siapa? gue apa lo?" Tanya Regan sambil menahan tawanya.
Novel bungkam. Dia tak tau harus menjawab apa lagi. Semua yang dikatakan Regan benar. Dirinya yang sedari tadi terus mengomel saja sedangkan Regan, dia hanya duduk diam di tempatnya.
Novel membuka kaca jendela mobilnya dan mengeluarkan kepalanya. Dia menatap ke depan dan yang terlihat hanyalah mobil mobil yang membunyikan klakson nya.
"Woiii jalan kali!!! Gue mau ke sekolah nih!!! Gue tuntut lo semua kalo lo gak mau minggir!!!!" Teriak Novel dengan emosinya.
Baru saja kepalanya keluar dari jendela, keringat mulai bercucuran di dahinya. Terik matahari jam setengah sembilan memang sudah mulai panas. Apa lagi di tengah jalan raya seperti ini.
"Sabar dong mas!! di depan juga berhenti!!" Jawab seseorang yang turun dari mobilnya.
Novel yang merasa sangat emosi dan kesal dengan jawaban laki laki itu langsung turun dari mobilnya. Regan hanya menatapnya saja tanpa bertindak.
"Siapa lo? jalanin nih mobil butut lo!!" Hina Novel.
"Santai dong mas gak usah ngehina gini, mentang mentang mobil mas lebih bagus dari mobil saya gitu?" Ucapnya, laki laki itu umurnya juga masih sepantaran dengan Novel. Mungkin dia anak kuliah atau masih sma.
"Nggak terima?" Remeh Novel sambil tersenyum sinis menertawakan laki laki di depanya itu.
Laki laki itu merasa terhina dengan ucapan Novel. Dia langsung melayangkan pukulanya ke rahang Novel dengan tepat.
Regan membulatkan matanya melihat laki laki itu memukul Novel. "Panjang urusan nya nih" Ucap Regan sambil melepaskan sabuk pengaman dan keluar dari dalam mobil.
Novel membalas pukulanya dan laki laki itu langsung terhuyung ke belakang. Novel tak berhenti dia menarik kaos yang laki laki itu kenakan dan memukulinya habis habisan hingga dia tak berdaya.
"Lo jangan berani beraninya cari urusan sama gue" Ucap Novel dengan nada tak suka.
Novel melepaskan cengkramanya dan kepala laki laki itu membentur aspal hingga dia tak sadarkan diri. Novel hanya membiarkanya saja tanpa menolongnya.
Sudah banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Bahkan ada yang merekam aksi Novel menghabisi laki laki itu.
"Vel!! Lo tolongin dia" Ucap Regan menyuruh Novel.
"Ogah amat. Gak sudi gue nolongin laki laki songong kaya dia" Ucap Novel sambil melirik laki laki yang tergeletak tak sadarkan diri di atas aspal.
"Panjang urusanya kalo lo di laporin ke polisi" Ucap Regan sambil memajang wajah seriusnya.
"Biarin aja" Ucap Novel sambil berjalan masuk ke dalam mobilnya.
"Ehh!!! Yang tadi ngerekam tolong hapus dan jangan berani buat nyebarin video itu. Jika gue sama temen gue tau kalian yang ngelaporin temen gue dengan bukti rekaman itu, habis lo semua!!" Ancam Regan dengan menunjuk semua orang yang tengah menatapnya.
Mereka semua hanya diam menunduk atas perbuatanya yang telah merekam aksi Novel. Walaupun jika Novel di tangkap pasti akan mudah dia keluar lagi. Papanya punya banyak kenalan pengacara dan juga pastinya punya banyak uang untuk menjamin kebebasan Novel.
Regan masuk ke dalam mobil dan mendapati Novel tengah memegangi dahinya yang sedikit biru karena pukulan laki laki itu.
Hanya dahinya saja yang biru dan sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah karena pukulan tadi. Untung saja Novel jago bela diri jadi dia bisa melindungi dirinya sendiri walaupun dengan cara yang bisa dibilang sedikit keterlaluan.
•••Novelleta#24•••
Maaf ya chapter ini mungkin pendek
Aku ambil kejadian aja, jujur udah ngantuk nih buat nerusin lagi. Udah jam setengah sebelas juga, tadi siang belum sempet istirahat. Dan selanjutnya
juga akan sama, akan aku ambil setiap kejadianya saja. Oke.. makasih...Jangan lupa jejak Vote ya!!
Salam dari Alleta dan Novel nih.• 15 MEI 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVELLETA | Novel is my Life [END]
Teen FictionNovelleta [COMPLETED] Typo bertebaran [Belum direvisi] start : 21 APRIL 2020 finish : 20 MEI 2020 •Alleta Sastra Maharani •Raka Brama Noveltino Bagaimana jika seseorang di dalam kehidupan skenario hadir di dalam hidup kita. Bagaimana jika sikap bu...