Kehamilan Tifanny benar-benar mengganggu pikiran Yoona. Ia tidak fokus melakukan apapun.
"Yoong," panggil Siwon, saat ia masuk ke kamar Yoona sedang duduk melamun di kursi riasnya.
Siwon memegang pundaknya dan ia baru sadar Siwon berada di belakangnya.
"Oppa, sudah pulang. Aku panasi sayur dulu" ujar Yoona dan Siwon menahannya untuk tetap duduk
"Kamu kenapa? Mengapa akhir-akhir ini kamu sering melamun? Ada masalah apa yoong?"
Ia tidak mau menatap suaminya yang melihat wajahnya dari cermin. Ia menunduk.
"Bukankah kita sudah sepakat untuk saling mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran kita?"
"Aku tidak mengapa" ujar Yoona
"Kamu bohong" ujar Siwon
"Aku,,"
"Sudahlah jika kamu tidak ingin bicara" Siwon segera masuk ke kamar mandi.
***
Yoona masuk ke kamar Darren, ia tidak ingin melanjutkan pertengkarannya dengan Siwon. Dalam hatinya ia masih meragukan Siwon, ia curiga anak dalam kandungan Tifanny itu milik Siwon.
"Sayang" yoona melihat tubuh putranya menggigil. Lalu ada bercak darah di bantal Darren. "Sayang" ia memegang tubuh darren dan terkejut betapa terkejutnya dia dengan tubuh putranya yang panas hampir mendidih.
"Darren" panggilnya dan Darren tidak membuka mata sama sekali. Yoona ketakutan dan menangis.
Lalu ia membuka pintu dan meneriaki Siwon, Siwon yang kebetulan sedang di dapur mengambil air, mendengar teriakan istrinya langsung berlari ke arah suara yoona.
"Ada apa yoong?" Tanyanya dan ia menatap istrinya menangis
"Darren, darren tidak bangun. Badan dia panas" ujar Yoona dan Siwon segera menghampiri putranya.
Ia mengangkat putranya dan meminta yoona mengambil kunci mobil.
Mereka membawa Darren ke rumah sakit tanpa ingat membawa apapun.
Yoona terus menangis sepanjang perjalanan.
***
Setiba di rumah sakit, yoona menunggu di depan ruang UGD. Siwon mengurus administrasi untuk rawat inap putranya. Ia melihat darah di baju tidur yoona.
Ia baru ingat ia tidak membawa dompet ataupun ponsel.
"Maaf, boleh saya meminjam telepon sebentar?" Ujar Siwon, lalu ia menelepon Sehun.
Lalu ia meminta Sehun membawa baju ganti untuk yoona. Lalu ia menghampiri Yoona yang sedang duduk disana, ia memeluk istrinya.
"Maafkan aku oppa" ujar yoona, "Jika oppa, aku tidak memperhatikan darren beberapa hari ini. Aku tidak tahu kalau darren sakit"
Ia menangis
"Sayang, jangan seperti ini. Jika kamu ada masalah, kamu cerita ke oppa"
***
Sehun tiba bersama tuan dan nyonya choi. Sehun yang menggantikan hyungnya mengurus administrasinya ditemani tuan choi. Eommanya segera menghampiri putra dan menantunya.
Dokter keluar dari ruangan UGD.
"Bagaimana keadaan putraku dokter?" Tanya Yoona
"Pasien menderita demam berdarah. Saat ini ia kekurangan trombosit darah. Saya sudah memberikan suntikan penambah trombosit" ujar Dokter, "Kita lihat lagi kondisinya besok pagi"
"Ne baik dokter. Terima kasih" ujar Siwon
"Pasien akan dipindahkan ke ruang perawatan"
"Ganti bajumu dulu yoong" Siwon menyodorkan kantongan tas yang dibawa Sehun tadi. Yoona mengangguk dan pergi mengganti bajunya.
***
Siwon dan Yoona menemani Darren. Ia belum bangun sejak tadi malam. Dokter sudah memberikan obat lagi pagi tadi. Demamnya masih tinggi.
"Sayang, kamu harus baik-baik saja" ujar Yoona, ia mengenggam tangan putranya yang tidak diinfus.
"Sayang, minum dulu susunya" ujar Siwon, ia baru kembali dari luar. Ia juga khawatir kondisi darren, tapi ia harus tetap kuat.
"Aku tidak lapar oppa"
"Kamu belum makan sejak pagi"
"Hyung, noona" sapa Sehun, dia datang bersama eommanya yang membawa makanan untuk putra dan menantunya.
"Yoong, makan dulu" ujar nyonya choi sambil merangkul bahu menantunya.
"Aku tidak lapar eomma"
"Kamu harus makan sayang"
Yoona dengan patuh ikut mertuanya. Ia hanya makan beberapa suap, lalu sisanya dimakan oleh Siwon.
"Hyung, sepertinya darren semakin panas. Aku panggilkan dokter ya" ujar sehun
***
Mereka menunggu diluar selama dokter memeriksa darren.
"Saya membutuhkan donor darah untuk pasien, trombositnya tidak bertambah setelah disuntik" ujar dokter saar keluar dari ruangan darren
"Ambil darahku saja dokter" ujar Yoona
"Siapa yang memiliki golongan darah O? Antara ayah dan ibunya?" Tanya dokter, Yoona dan Siwon saling berpandangan. Mereka tidak memiliki golongan darah O.
"Nyonya, tuan" panggil dokter lagi
"Di rumah sakit apa tidak memiliki stock darah dokter?" Tanya Sehun
"Biasanya keluarga pasien apalagi anak kecil ingin anaknya mendapat darah dari mereka sendiri" ujar Dokter
"Golonganku A" ujar Yoona
"Tuan?"
"Aku B" ujar Siwon
Dokter memutuskan masuk kembali ke dalam. Tanpa meminta salah satu ikut.
Lalu nyonya choi menghampiri yoona dan menampar menantunya itu.
"Kamu memang wanita murahan" bentaknya "Bagaimana bisa kamu menipu kita sekeluarga sejauh ini?"
Sehun memegang eommanya. Ia melihat yoona menunduk dan hyungnya juga tidak mengatakan apapun. Pria itu duduk tanpa mengatakan apapun.
"Kamu membodohi kita, membiarkan putraku menikahimu selama ini dan mengira itu putranya. Mengapa kamu begitu kejam membohongi kita" bentaknya dan ia ingin memukul yoona lagi.
"Eomma jangan begitu. Ini rumah sakit" ujar Sehun
"Dia menipu kita, kamu masih mau membelanya?"
Yoona masih menangis
"Antar eomma pulang. Buat apa eomma disini, lagian dia bukan keturunan choi, dia bukan cucu eomma" ujar nyonya choi
Sehun memutuskan membawa Nyonya choi pulang.
"Aku bukan menyuruhmu, aku meminta hyungmu mengantar eomma pulang"
"Eomma, putranya sedang sakit. Aku yang antar eomma saja" ujar sehun
"Kamu tidak dengar tadi? Darren tidak memiliki darah yang sama dengan hyungmu"
"Eomma, pulanglah dengan sehun" ujar Siwon,
"Terserah kamu saja" ia meninggalkan siwon dan yoona bersama sehun.
"Maaf" ujar yoona setelah tersisa dia dan siwon disana. Ia masih menunduk dan menangis "Maaf,,"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up
FanfictionAku tidak pernah mencintaimu, aku menikahimu itu hanya sebatas terpaksa. Aku terpaksa bertanggung jawab atas benih dalam kandunganmu, aku tidak memiliki sedikit pun rasa padamu. Jika saja bukan karena putraku, aku tidak akan menahanmu lebih lama dis...