Im Yoona POV
Aku memasukkan semua barangku ke dalam koper sambil menangis. Air mata ini terus mengalir mengingat mungkin hari ini terakhir kalinya aku melihat darren. Pagi tadi sebelum Siwon oppa berangkat kerja, aku juga sudah menyelipkan sebuah surat perpisahan ke dalam saku jasnya.
Aku tidak sanggup mengucapkan selamat tinggal secara langsung.
Ponselku berbunyi dan itu dari Seulong oppa, saat aku memintanya mencarikan aku seorang dokter untuk melakukan cangkok ginjal, dia melakukannya dan saat ini ia tahu aku yang akan melakukan operasi donor ginjal untuk suamiku, dia menolakku. Dia memarahiku dengan segala makiannya, semua itu tidak akan mengubah keputusanku. Tanpa aku, ia dan darren akan hidup dengan baik bersama tifanny. Sedangkan aku, tanpa mereka, aku tak ada arti apapun lagi.
Darren masuk, ia menatapku dan wajahnya tampak lesu, aku tahu dia tidak ingin aku dan daddynya berpisah. Tapi ini adalah jalan terbaik, dengan berpura-pura pergi maka tidak akan ada yang tahu jika aku lah yang mendonorkan ginjalku. Aku akan mati tanpa meninggalkan bekas. Aku tidak akan membiarkan siapapun tahu tentangku. Mereka semua hanya butuh waktu sesaat untuk melupakanku.
"Darren tetap disini, hanya mommy yang pergi" ujarku saat ia mengatakan ia telah siap untuk pergi denganku. Aku menghapus air mataku, aku harus membuatnya tidak menginginkanku lagi. Dia tidak bisa ikut denganku walaupun aku sangat menyayanginya.
"No, aku mau ikut mommy" darren mulai menangis dan ia memelukku, aku juga terluka, tapi aku tidak memiliki jalan lain.
Aku menggeleng, aku melepaskan pelukannya yang begitu erat, ia menangis sampai seluruh wajahnya basah oleh air mata dan ia tampak sesugukkan.
"Mommy tidak menyayangi darren?" Tanyanya lagi
Aku menggeleng lagi, aku menyimpan air mataku yang terus memaksa ingin keluar dari bola mataku.
"Darren bukan anak mommy. Mommy darren itu adalah aunty tifanny bukan aku" ujarku pada akhirnya dan darren memelukku lagi, ia menangis
"No, aku bukan anak aunty. Aku anak mommy. Mommy tidak boleh mengatakan hal ini, aku anak mommy" ia menangis sambil meronta dalam pelukanku, aku tidak bisa menahan air mataku lagi. Aku menangis bersamanya.
"Apa yang mommy katakan adalah kenyataan. Itu alasan mommy tidak menginginkanmu. Kamu adalah anak dari wanita yang mommy benci, jadi sekarang mommy membencimu juga" aku melepaskan pelukan darren di tubuhku. Aku merasakan sakit saat mengatakannya tapi aku harus tega demi masa depan Darren.
"Mom, mommy benaran tidak menginginkan aku lagi? Mommy membenciku?" Ia terus menangis
"Ne, aku tidak menginginkanmu lagi. Pergilah cari mommymu. Aku bukan mommymu lagi" ujarku, aku meninggalkan darren menangis sendiri di dalam kamar. Aku keluar dari sana, aku akan pergi sekarang.
***
Darren yang masih menangis, ia melihat ponsel mommynya tertinggal di dalam kamar. Ia mengambilnya dan memutuskan untuk menelepon unclenya. Seulong.
"Yeoboseo yoong" seulong segera menjawab saat melihat itu panggilan dari Yoona
"Uncle, ini aku darren" ujarnya, ia masih menangis
"Darren, kamu kenapa menangis? Mana mommymu?" Tanyanya
"Uncle mommy pergi. Tolong carikan mommyku"
"Sayang, kamu jangan menangis. Uncle sudah hampir sampai di rumahmu. Uncle akan cari mommymu" ujar Seulong
"Gomawo uncle" darren menyimpan ponsel yoona. Ia terus menangis. Lalu ia mengambil satu baju yoona dan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up
FanfictionAku tidak pernah mencintaimu, aku menikahimu itu hanya sebatas terpaksa. Aku terpaksa bertanggung jawab atas benih dalam kandunganmu, aku tidak memiliki sedikit pun rasa padamu. Jika saja bukan karena putraku, aku tidak akan menahanmu lebih lama dis...