"Mommy appo?" Ia memegang bibirku yang sedikit terluka. Aku mengira dia sudah tertidur, nyatanya ia masih bangun dan memergokiku menangis di tengah malam seperti ini. Dan parahnya ia melihat wajahku yang terluka. Ntah sudah berapa banyak luka yang aku terima dan berapa banyak air mata yang mengalir dari mataku selama ini. Tapi demi dia, aku masih bertahan disini. Dengan seseorang yang tidak pernah mencintaiku.
"Baby, kamu belum tidur sayang?" Ia bangkit dari tidurnya dan duduk di pangkuanku sambil memelukku. Dia putra kecilku, ia masih begitu kecil untuk mengerti ini semua. Dan aku tidak ingin ia memiliki trauma di masa kecilnya yang seharusnya begitu indah.
"Mommy kenapa menangis?" Ia memegang wajahku yang masih basah karena air mata. Aku tidak pernah ingin menangis di hadapannya tapi tadi aku terpaksa melarikan diri ke kamarnya, karena hanya disini pria itu tidak akan masuk dan melukaiku. Dia membenciku tapi dia tidak pernah tampil sebagai daddy yang buruk di hadapan putranya.
Dia melukaiku karena aku menolak untuk melayaninya. Aku tidak mengijinkan ia menyentuhku lagi, sejak kejadian beberapa bulan yang lalu dengan kejam ia membawaku ke dokter kandungan untuk menggugurkan kandunganku saat mengetahui aku kembali hamil.
"Sayang, mommy hanya terlalu bahagia memilikimu" aku memeluknya
"Mommy terluka, apa karena daddy?" Tanyanya lagi dan aku menggeleng "Sudah malam, ayo tidur, mommy temani kamu"
Aku tidak tahu harus menjawab apa jika ia terus bertanya. Jadi aku memaksanya untuk segera tidur.
***
Yoona bangun awal untuk menghindari Siwon yang masih tertidur di dalam kamar. Yoona menyesal saat masuk ke dalam kamar, suaminya tidak sendirian tapi bersama seorang wanita yang yoona ketahui merupakan kekasihnya. Pakaian mereka berserakan di lantai.
Yoona segera mengambil pakaiannya dan semua perlengkapannya untuk berangkat kerja. Ia memutuskan untuk mandi di kamar mandi depan.
Ini bukan pertama kalinya, sudah berulang kali dalam lima tahun ini. Walaupun mereka tinggal bersama orang tua Siwon, ini bukan hal yang baru lagi. Siwon semakin menjadi karena apa pun yang ia lakukan, eommanya selalu membelanya.
"Noona, mengapa tidak memakai kamar mandi dalam saja?" Tanya Sehun, dia si bungsu keluarga Choi. Dia merupakan teman sekelas Yoona dan dia juga yang membawa yoona kesini lima tahun yang lalu untuk menuntut tanggung jawab hyungnya yang sudah membuat yoona hamil. Sejak Yoona menjadi kakak iparnya, ia satu-satunya orang yang paling menghargainya.
"Hyungmu sedang memakainya" ujar Yoona berbohong
"Apakah ada wanita lain didalam?" Tanyanya dan Yoona hanya diam, "Melihatmu seperti ini aku begitu menyesali apa yang terjadi saat itu"
"Sehun a, aku tidak menyesal. Kamu juga jangan pernah menyesalinya" ujar yoona
"Dia akan mendapatkan karmanya. Percayalah noona"
"Gomawo sudah baik padaku. Tapi jangan pernah mengutuk hyungmu" ujar Yoona, ia berlalu meninggalkan Sehun. Banyak hal yang harus ia lakukan.
***
Yoona bukan ibu rumah tangga yang baik, ia tidak bisa memasak sehingga eomma mertuanya juga tidak menyukainya. Yoona hanya menyiapkan dua potong roti dan juga segelas susu untuk sarapan Darren. Ia sendiri tidak pernah ikut sarapan di meja makan. Terkadang jika appa mertuanya lebih dulu tiba di dapur. Ia akan meminta ahjumma untuk menyiapkan dua kotak bekal untuk menantu dan cucunya.
Dia menyayangi yoona, karena kejujuran wanita itu.
"Semalam apa lagi yang kalian ributkan?" Tanya eomma mertuanya saat ia baru datang dan duduk di meja makan. Yoona sedang menyuapi Darren roti panggang. "Rumah menjadi sial karenamu, bukannya menjadi istri yang patuh. Selalu saja membuat suamimu marah. Pantas saja dia lebih betah dengan Tifanny"
"Eomma, mengapa eomma suka memancing keributan?" Tegur Sehun
"Kamu menjadi tidak sopan karena terlalu banyak bergaul dengannya" ujar nyonya choi "apa yang eomma katakan itu kenyataan, buktinya suaminya masih betah di kamar dengan kekasihnya"
"Eomma, aku tidak tahu apakah eomma itu benar seorang wanita? Jika iya berarti eomma adalah wanita yang tidak memiliki hati" ujar Sehun, ia membatalkan niat sarapannya. "Noona, aku akan ke rumah sakit. Ayo aku antar sekalian"
***
Setelah menurunkan Darren di sekolah. Sehun mengantar yoona ke butiknya. Ia membangun butik ini dengan modal yang ia pinjam dari appa mertuanya. Dan tahun lalu, ia sudah bisa mengembalikan semua pinjamannya itu sehingga saat ini butik ini resmi miliknya.
"Apakah penthousemu sudah selesai?" Tanya Sehun dan Yoona tampak terkejut "Aku tidak akan memberitahu siapapun. Tenang saja"
"Sehun a, pura-puralah tidak tahu apapun tentangku" ujar Yoona "Dan jangan membantah eommunim, jangan membelaku. Aku sudah terbiasa dengannya. Kamu tidak perlu membelaku"
"Hyung melukaimu lagi?" Sehun baru melihat sedikit memar di dekat bibir yoona
"Aku tidak terbiasa membicarakan masalah pribadi dengan orang. Terutama keluarga suamiku" ujar yoona, ia selalu menyimpan apapun seorang diri. Ia tidak pernah menceritakan apapun pada siapapun.
***
Di kamar Siwon, kedua manusia brengsek itu baru bangun saat matahari sudah menyinari di atas kepala mereka. Siwon bukan pemalas seperti itu, tapi karena masalah selangkangannya yang tak bisa diajak kompromi tadi malam, ia jadi kesiangan karena ia baru saja tidur menjelang pagi tadi.
"Oppa," wanita itu mencium dada toples Siwon dan membuat tanda disana.
"Ne?"
"Aku sudah membuat oppa senang bukan?" Tanyanya, ia datang tengah malam tadi saat Siwon memintanya.
"Tentu saja" Siwon membelai rambutnya
"Aku boleh belanja hari ini?" Tanyanya dan Siwon mengambil black card no limitnya dari dompetnya dan memberikannya pada wanitanya itu.
"Belanjalah sepuasmu"
"Gomawo oppa" ia mencium Siwon "Aku akan memuaskan oppa sekali lagi"
***
Nyonya Choi datang ke butiknya Yoona bersama teman-temannya. Ia tidak begitu tertarik tapi karena temannya mengatakan baju yang dijual di butik menantunya itu berkualitas baik dan terkenal, ia pun masuk.
"Ambil saja baju yang kalian sukai. Ini toko menantuku, kalian tidak perlu bayar, aku yang traktir" ujar nyonya choi dan Sejeong, assistennya yoona, ia yang kesal melihat nyonya choi
Ia menatap yoona yang berdiri tak jauh darinya. Wanita itu hanya mengangguk. Ia tahu yoona tidak mendapat untung besar, maka harga baju di toko mereka masih terjangkau. Jika ia memberikan gratis ke beberapa orang ini, tentu saja atasannya itu akan rugi.
Setelah puas memilih, mereka pun pergi begitu saja.
"Aku rasa ini tidak akan berpengaruh, mengingat kamu memakai uang putraku untuk usahamu ini" ujar nyonya choi saat pakaiannya sudah dibungkus dengan rapi.
"Eonni, kamu akan rugi jika begitu terus" ujar Seohyun setelah beberapa ahjumma tak tahu malu itu pergi
"Gwenchana. Kamu totalkan berapa belanjaan mertuaku,"
"Total 20 baju dan 3 tas yang mereka ambil itu senilai 18juta won eonni" ujarnya
Yoona mengeluarkan dompetnya dan memberikan kartu debit ke Sejeong.
"Bayarkan pakai kartu ini saja" ujarnya, walaupun ini toko miliknya, ia selalu membuat administrasinya dengan jelas sehingga ia bisa melihat berapa besar untung dan ruginya. Keuntungannya setiap bulan akan ia bagikan ke beberapa staff yang bekerja untuknya.
"Eonni, ini tokomu, apa perlu membaginya begitu jelas?"
"Kalian tidak boleh rugi karena apa yang diambil mertuaku" ujarnya
"Aku katakan padamu eonni. Jika sekali lagi dia datang, kamu tidak boleh keluar, biar aku yang tangani dia"
"Jangan tidak sopan"
"Dia yang tidak tahu diri" ujar sejeong
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up
FanfictionAku tidak pernah mencintaimu, aku menikahimu itu hanya sebatas terpaksa. Aku terpaksa bertanggung jawab atas benih dalam kandunganmu, aku tidak memiliki sedikit pun rasa padamu. Jika saja bukan karena putraku, aku tidak akan menahanmu lebih lama dis...