Siwon menatap tangan yang melingkar di pinggangnya itu, sebuah cincin melingkar di jari wanita itu. dan ia mengenal cincin itu. ia segera berbalik.
"Yoong,,"
"Aku merindukanmu juga oppa" ia memeluk erat pinggang suaminya dan membenamkan wajahnya di dada suaminya.
"Oppa juga merindukanmu. Oppa mengira kamu benar meninggalkan oppa untuk selamanya" keduanya berpelukan erat di koridor hotel tanpa berniat melepaskan diri sama sekali.
"Oppa," panggil Yoona setelah ia merasa cukup menangis dan memeluk suaminya
"Ne?"
"Oppa membawa kunci kamar?" tanyanya dan Siwon menggeleng, ia hanya memakai baju tidur dan memegang ponselnya. Begitu juga Yoona, ia hanya memakai baju tidur yang ia pinjam dari sejeong tadi.
"Apa kamu membawanya?" tanya Siwon dan Yoona menggeleng "Lalu bagaimana kita masuk?"
"Bagaimana kalau kita bunyikan bel saja?" tanya Yoona
"No, no. kasihan Darren, dia sudah bermain seharian pasti lelah. Biarkan darren tidur saja" ujar Siwon,
"Lalu kita?" tanya Yoona
Siwon membawa Yoona ke arah lift, lalu keduanya turun ke lobi untuk menuju ke arah receptionist.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya receptionistnya, dia seorang wanita dan terus menatap ke Siwon, Yoona yang menghampirinya. Ia meminta Siwon ke samping,
"Tolong bukakan satu kamar untukku dan suamiku" ujar Yoona
"Kamar jenis apa nyonya?"
"Kamar terbaik untuk pasangan yang honeymoon" ujarnya
"Oh baiklah" ujarnya dan matanya masih melirik Yoona
"Nona, apa suamiku begitu tampan?" tanya Yoona dan membuat receptionist itu salah tingkah "Kamu pikir kamu sanggup menghadapinya? Dia itu suka kekerasan di atas tempat tidur"
"Maaf nyonya" ujarnya
"Sayang, sudah selesai?" tanya Siwon sambil merangkul Yoona
"Sekarang oppa tinggal bayar" ujar Yoona dan Siwon memberikannya ponselnya untuk melakukan pembayaran melalui proses transfer karena ia tidak memegang uang ataupun kartu.
"Passwordnya adalah tanggal pernikahan kita" bisik Siwon dan Yoona mengangguk.
***
Keduanya masuk ke kamar, Yoona tersenyum. Siwon memeluknya.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Siwon
"Gwenchana,"
"Tapi pipimu memerah" ujar Siwon, ia membawa Yoona duduk ke pangkuannya. "Lalu apa yang kamu katakan pada wanita tadi?" Bisik Siwon,
"Hanya sebuah peringatan" ujarnya, lalu ia bangkit dari pangkuan Siwon. Siwon menahannya
"Biarkan seperti ini sebentar saja sayang. Oppa merindukanmu, biarkan oppa merasakan semua ini nyata" ujar Siwon, ia mempererat pelukannya di pinggang Yoona. "Jangan tinggalkan oppa lagi"
Yoona menangis
"Aku mengira oppa akan berbahagia dengan Tifanny" ia memegang wajah suaminya.
"Tidak ada wanita lain selain kamu sayang. Oppa mencintaimu, hanya kamu,,"
"Tapi tifanny hamil dan ia mengatakan darren adalah anaknya dengan oppa" ujar yoona "aku mengira oppa sudah bosan denganku yang tidak bisa memberikan oppa seorang anak. maka oppa ingin menikahi tifanny"
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up
Fiksi PenggemarAku tidak pernah mencintaimu, aku menikahimu itu hanya sebatas terpaksa. Aku terpaksa bertanggung jawab atas benih dalam kandunganmu, aku tidak memiliki sedikit pun rasa padamu. Jika saja bukan karena putraku, aku tidak akan menahanmu lebih lama dis...