Siwon mengajak Yoona berdansa, sambil menikmati pemandangan yang begitu indah dan nuansa romantis yang disiapkan Siwon.
"Saranghae yoong" bisik Siwon berulang-ulang
"Nado saranghae oppa"
"Maafkan oppa atas kesalahan oppa padamu selama ini. delapan tahun ini, tidak ada sedetik pun oppa memberikanmu kebahagiaan"
"Aku bahagia oppa, aku bahagia karena memiliki Darren dan saat ini oppa mencintaiku, semua pengorbananku selama ini tidak sia-sia" ia memeluk Siwon dengan erat "Jangan tinggalkan aku lagi oppa, aku tidak sanggup jika harus kehilangan oppa lagi"
"Kamu juga jangan pernah pergi dari oppa lagi, jika oppa berbuat salah lagi, tegurlah oppa. kamu bisa memukul oppa juga, tapi jangan pergi dari oppa lagi" ujar Siwon, ia mencium istrinya.
"Aku tidak akan pergi kemana pun lagi, aku akan tetap disisi oppa dan darren" ujar Yoona
"Hari ini adalah anniversary kita yang ke delapan, kamu tahu betapa malunya oppa karena baru kali ini merayakannya bersamamu" ujar Siwon
"Oppa harus menebusnya dengan perayaan di tahun depan, tahun depan dan seterusnya sampai anniversary pernikahan emas kita. saat kita sudah beruban dan jalan pun mulai lambat. Saat itu kita akan merayakan bersama cucu bahkan cicit kita" ujar Yoona dan Siwon mengangguk. Ia juga berharap memiliki waktu yang begitu panjang untuk menebus segala kesedihan yang pernah ia sebabkan pada istrinya.
"Oppa berjanji padaku harus hidup sehat" ujar Yoona lagi dan Siwon mengangguk. Ia memeluk erat tubuh istrinya.
"Ayo kita nikmati makan malam" ujar Siwon, ia membawa istrinya ke meja yang diset dengan begitu indah dan sudah dipenuhi makanan.
***
"Aku bahagia sekali oppa" ujarnya pada Siwon, keduanya sedang beristirahat di kamar. Keduanya tidak ada lagi pembahasan tentang memiliki anak kedua lagi. mereka hanya berdoa, jika Tuhan memberikannya maka mereka akan menerimanya dengan senang hati.
"Kalung ini begitu indah, oppa, untuk selanjutnya jangan menghabiskan uang untuk memberi barang mahal seperti ini lagi ya" ujar Yoona sambil menunjuk kalung yang ia pakai. Siwon baru memberikannya tadi sehabis makan malam. Sebuah kalung berlian bermata sapphire.
"Untuk istri oppa, semahal apapun itu sangat pantas" ujar Siwon
"Ini pemborosan oppa"
"Baiklah nyonya choi, lain kali kamu yang beli sendiri saja apa yang kamu inginkan ya" ujar Siwon dan Yoona mengangguk.
"Oppa,," yoona memanggilnya dan saat suaminya menoleh ke arahnya, ia mencium suaminya.
***
42 tahun kemudian,,
Yoona berdiri di depan pintu kamarnya, ia menangis seorang diri. Ia tidak bisa menangis di depan suaminya, tangannya yang sudah tampak berkerut, menutupi mulutnya supaya suara tangisnnya tidak terdengar siapapun.
"Mom, Mommy kenapa menangis?" tanya Calistha, menantunya. Selama ini Siwon dan Yoona hanya tinggal berdua sejak Darren menikah, dan beberapa hari ini Darren bersama keluarganya semua menginap disini untuk mempersiapkan pesta pernikahan emas kedua orang tuanya. Walaupun begitu hubungan Yoona dengan menantunya begitu baik. Ia memperlakukan menantunya seperti putrinya sendiri.
Yoona tanpa mengatakan apapun memeluk menantunya. Tidak ada yang tahu bagaimana kondisi Siwon yang memburuk, dokter mengatakan bisa bertahan hidup selama ini hanya dengan satu ginjal adalah sebuah keajaiban. Dan bulan lalu, penyakitnya mulai kambuh, tapi Siwon meminta Yoona untuk tidak mengatakan apapun pada Darren.
Yoona seperti ini karena tadi saat ia dan suaminya tengah berbicara, mendadak suaminya menutup mata dan tidak merespon saat ia panggil. Ia ketakutan, ia berusaha membangunkan suaminya walaupun akhirnya terbangun, tapi ia tetap ketakutan. Dokter mengatakan bisa saja Siwon pergi tanpa ada tanda apapun.
"Kondisi daddy sedang tidak baik, mommy hanya takut ia akan pergi meninggalkan mommY" ia menangis dalam pelukan menantunya
"Daddy sakit apa mom? Kenapa tidak memberitahu kita?"
Yoona hanya diam dan terus menangis. Setelah ia merasa lebih tenang, ia pun menghapus air matanya dan kembali ke dalam kamar.
"Sayang, kamu kenapa?" tanya Siwon, ia sedang duduk bersandar di tempat tidur. Menatap istrinya yang masuk sambil menunduk.
"Tidak oppa, aku hanya,,"
"Sayang sini sebentar"
Yoona menghampiri Siwon
"Jangan menangis, malam ini kamu harus tampil cantik" ujar Siwon, ia melihat sisa-sisa air mata di pipi Yoona.
"Aniy oppa, aku hanya terlalu bahagia" ujar Yoona "Oppa lihatkan gaunku begitu cantik. Tapi aku sudah sangat tua,"
"Kamu tetap yang tercantik sayang"
***
Darren yang menyiapkan acara istimewa ini untuk kedua orang tuanya. Yang hadir hanya orang terdekat saja, itu permintaan Siwon. sehun hadir bersama kedua anaknya, Sejeong sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.
Mereka melakukan foto keluarga, Siwon dan Yoona bersama Darren, istrinya dan ketiga anaknya bersama menantu pertamanya dan dua orang cucu. Siwon masih tampak gagah dengan balutan jas dan Yoona dengan gaun putihnya. Hasil rancangan cucu perempuannya.
Mereka menikmati makan malam setelah acara foto selesai.
"Hyung, chukkae ya. kamu dan noona masih bisa melewati ulang tahun pernikahan yang ke-50, aku dan sejeong bahkan sudah berpisah sebelum hari ini tiba" ujar Sehun
"Bantu hyung memperhatikan kakak iparmu seperti dulu jika hyung pergi lebih dulu" ujar Siwon, jika dulu ia cemburu Sehun mendekati istrinya maka sekarang perasaan itu tidak ada lagi, ia dan Yoona bukan hanya sebatas cinta tapi sudah memasuki level sebagai sahabat hidup.
Sehun mengangguk, ia tahu dari kakak iparnya tentang kondisi hyungnya. Ia sedih tapi juga ia sudah sangat berterimakasih pada Tuhan, hyungnya bisa hidup sampai setua ini.
"Apa kalian sedang bicara serius? Sepertinya aku mengganggu" ujar Yoona
"Tidak noona, kita sudah selesai. Duduklah disini, malam ini kamu ratunya" ujar Sehun mempersilahkan yoona duduk di samping Siwon.
"Kita duduk disini sambil bercerita sayang" ajak Siwon, yoona duduk di samping suaminya. Menyandarkan kepalanya di bahu suaminya. Lalu Siwon mengenggam tangan yoona yang mulai berkerut, tangan yang selalu merawatnya selama ini. ia menciumnya.
"Oppa,,"
"Berjanjilah, jika oppa pergi maka kamu tidak akan sedih" ujar Siwon "Jika tidak oppa tidak akan tenang meninggalkanmu"
Yoona mengangguk sambil menangis.
"Kita sudah melewati semuanya, merasakan hari tua bersama, melewati ulang tahun pernikahan kelima puluh dan juga memiliki dua orang cicit. Aku rasa sudah lebih dari cukup semua ini" ia mencium tangan istrinya lagi "Kamu tidak marahkan yeobo? Jika aku lebih dulu pergi?"
Yoona menangis
"Aku ingin bersamamu lebih lama lagi oppa. tapi jika memaksamu tetap berada disini membuatmu kesakitan, aku rela melepaskanmu" bisik Yoona, ia tidak bisa menghentikan air matanya. Beberapa bulan belakangan ini, Siwon meminum pereda sakit untuk mencegah penyakitnya dan itu ia lakukan sembunyi-sembunyi.
"Maafkan aku, maafkan oppa sayang" ia mencium kepala istrinya, ia juga menangis. "Saranghae choi yoona, saranghae" ujarnya berulang-ulang
"Aku rela oppa" ujar Yoona, ia mencium tangan suaminya. Dan ia menangis semakin keras setelah merasakan rangkulan tangan suaminya mulai mengendor dan tidak terdengar suaranya lagi, ia tidak berani menatap wajah suaminya. Ia takut jika suaminya sudah benar-benar pergi.
Semua orang yang berdiri tak jauh dari mereka, menangis melihat Yoona dan Siwon. yoona terus menangis sambil memeluk suaminya yang sudah mulai mendingin.
"Aku mencintaimu choi siwon, mencintaimu" bisiknya berulang-ulang.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up
FanfictionAku tidak pernah mencintaimu, aku menikahimu itu hanya sebatas terpaksa. Aku terpaksa bertanggung jawab atas benih dalam kandunganmu, aku tidak memiliki sedikit pun rasa padamu. Jika saja bukan karena putraku, aku tidak akan menahanmu lebih lama dis...