Darren masih saja menemani daddynya yang belum sadar. Sehun masuk bersama Sejeong setelah ia selesai menangis.
"Daddy, daddy harus cepat bangun supaya kita bisa mencari mommy" ujar Darren, ia memegang wajah daddynya. Ia menangis . "mommy meninggalkan aku, dia mengatakan tidak menginginkan aku lagi karena aku bukan anaknya dad"
Sehun yang baru masuk pun meneteskan air mata lagi, bagaimana cara ia mengatakan pada mereka jika Yoona sudah tidak ada lagi.
"Oppa, jika kamu menangis, darren akan tambah sedih" ujar Sejeong
Sehun memeluk keponakannya.
"Uncle akan membantumu mencari mommy" bisiknya, ia menangis bersama keponakannya itu "jika kamu merindukan mommy, kamu bisa menganggap aunty sejeong sebagai mommymu"
"Uncle, aku ingin mommy" ia memeluk Sehun
"Ne kita akan mencarinya" ujarnya, ia menunggu hyungnya sadar, ia akan mengatakan kenyataan.
Pintu ruangan terbuka, Tifanny datang dengan seorang pria.
"Apa sudah ada kabar tentang yoona?" Tanya Tifanny pada Sehun, Sehun menatap Sejeong. Wanita itu pun membawa darren keluar.
"Noona yang mendonorkan ginjalnya untuk hyung" ujar Sehun,
Tifanny meneteskan air matanya
"Dulu aku cemburu dengannya karena Siwon oppa begitu mencintainya, sampai ia rela memutuskan hubungan denganku sejak menikahinya. Dan sekarang aku sadar, aku tidak ada apa-apanya dibandingkan Yoona" ujar Tifanny dan pria disampingnya merangkulnya
"Mianhae" bisik pria itu.
"Sehun a, jika saja aku tahu akhirnya akan seperti ini, aku tidak akan membantu hyungmu. Aku tidak akan membantunya membohongi yoona kalau aku sedang menggandung anak hyungmu" ujar Tifanny "Yoona terlalu baik, dia mengira suaminya berselingkuh dan dia masih mengorbankan hidupnya untuk pria itu"
"Aku tidak tahu harus bagaimana mengatakan pada hyung,," ujar Sehun
"Dia harus tahu, jangan sampai ia seperti Yoona. Pergi tanpa tahu kenyataan" ujar tifanny "Siwon oppa harus bertanggung jawab atas darren dan ginjal yoona yang ada dalam tubuhnya"
Sehun mengangguk
"Mianhae, karena aku membutuhkan uang dari hyungmu. Aku menjadi wanita tidak berperasaan" ujar tifanny, "kamu tenang saja, kandunganku bukan milik hyungmu, aku sudah menikah sejak aku dan hyungmu putus"
"Aku yang menyeret tifanny menjadi seperti ini. Aku tidak berguna dan meminta tifanny untuk mendapatkan uang untukku" ujar Nickhun, pria yang sejak tadi berada disisi tifanny
"Sehun a, Siwon oppa tidak pernah mengkhianati pernikahannya. Ia hanya memanfaatkan aku untuk memancing yoona yang tidak menunjukkan ekspresi apapun. Lalu ia sangat sedih saat Darren lebih menyukaimu daripada dirinya"
***
Nyonya choi yang menjaga Siwon. Ia duduk disamping putranya bersama darren. Beberapa hari ini darren selalu ke rumah sakit sepulang sekolah.
"Grandma, tangan daddy bergerak" ujar darren. Ia mengenggam jari tangan daddynya dan ia merasakan gerakan di tangannya.
"Sayang,," nyonya choi memperhatikan putranya. Lalu perlahan Siwon membuka matanya.
"Eomma,," ujar Siwon saat ia melihat eommanya di sampingnya. Darren memeluk daddynya.
"Darren, kamu jaga daddy. Grandma panggil dokter dulu" ujar Nyonya choi dan darren mengangguk
"Daddy cari siapa?" Tanyanya saat ia melihat Siwon melirik kesana sini.
"Mommy?"
Darren menangis saat daddynya menyebut mommynya.
"Sayang,,"
Belum sempat darren bercerita. Dokter masuk bersama beberapa perawat dan Sehun juga ikut masuk.
Setelah dokter memeriksa Siwon dan kondisinya sudah stabil, Sehun akan mengajak darren keluar untuk membiarkan hyungnya istirahat.
"Sehun, tunggu" ujar Siwon, Sehun berbalik dan ia menatap hyungnya.
"Hyung, aku memiliki jadwal operasi 15 menit lagi" ia berbohong. Ia tidak siap bercerita. "Nanti malam aku akan kesini dan kita bercerita"
"Darren, mommy dimana?" Tanya Siwon pada putranya. Darren menatap Sehun dan Sehun memberi kode untuk tidak bicara.
"Daddy istirahat dulu. Nanti mommy akan datang" ujar Darren berbohong.
Siwon tampak curiga dengan kedua orang itu. Tapi setelah mereka keluar tidak ada satu pun orang yang masuk kecuali suster yang mengantarkan makanan.
***
Darren sudah diantar Sejeong pulang. Sejeong menemaninya, mereka tinggal di rumah tuan choi.
Sehun masuk ke ruangan hyungnya.
"Hyung,," ujar Sehun saat melihat hyungnya duduk melamun
"Dia tidak datang"
"Hyung, ada hal yang ingin aku katakan" ujar Sehun
"Kenapa?" Tanya Siwon, dia sudah tampak lebih fit. Walaupun wajahnya masih sedikit pucat. Mungkin masih tahap penyesuaian.
"Hyung berjanji akan baik-baik saja setelah aku mengatakannya"
Siwon mengangguk, Sehun menghapus air mata yang mengalir mendadak.
Ia tak sanggup bicara, lalu ia memutuskan untuk memberikan surat dari Yoona.
Dear oppa,
Jika oppa menemukan surat ini, berarti aku sudah pergi dan kita tidak akan bertemu lagi. Sesuai janjiku, oppa harus sembuh dan aku akan menghilang dari kehidupan oppa. Hiduplah berbahagia dengan tifanny dan anak-anakmu oppa. Tifanny wanita yang baik, beberapa bulan dia tinggal bersama kita, aku mengenalnya cukup baik. Dia tidak sejahat apa yang aku pikirkan. Maafkan aku pernah muncul dalam hidupmu.Hiduplah dengan baik oppa, aku mendoakanmu. Jagalah dirimu dan darren untukku. Aku mencintaimu oppa.
Your ex-wife
Yoona"Dia kemana?" Tanya Siwon, ia menangis.
"Hyung,,"
"Aku tanya kemana dia?"
"Noona yang mendonorkan ginjalnya untukmu hyung" ujar Sehun dan Siwon semakin terpukul. Ia akan mencabut semua infus dan selang yang melekat di tubuhnya.
"Hyung, jangan begini"
"Bawa aku menemuinya" ujar Siwon, ia menangis. Sehun menahan tubuh Siwon yang ingin turun dari ranjang.
"Hyung, aku janji akan membawa hyung menemuinya tapi tidak sekarang. Diluar sedang hujan dan hyung belum sehat" ujar Sehun
"Seharusnya kamu tidak memberitahunya, dia begitu bodoh mengorbankan diri untuk pria jahat sepertiku" ia memeluk adiknya
"Hyung harus kuat, darren juga belum tahu tentang noona" ujar Sehun
"Dia bahkan tidak mengijinkan aku melihatnya untuk terakhir kalinya" ujar Siwon, ia tidak bisa menerima kenyataan kejam seperti ini "Buat apa aku sembuh jika aku harus kehilangan dia, kehilangan separuh jiwaku, buat apa aku harus terus hidup Sehun a"
"Noona meninggalkan Darren untukmu hyung. Kamu harus kuat untuk putramu" ia memeluk hyungnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up
Fiksi PenggemarAku tidak pernah mencintaimu, aku menikahimu itu hanya sebatas terpaksa. Aku terpaksa bertanggung jawab atas benih dalam kandunganmu, aku tidak memiliki sedikit pun rasa padamu. Jika saja bukan karena putraku, aku tidak akan menahanmu lebih lama dis...