"Mommy tidak mau darren lagi?" tanyanya lagi dan air matanya mengalir terus, begitu juga Yoona.
"Sayang, dengarkan mommy. Mommy bisa jelaskan" ujar Yoona yang masih menangis, ia mengutuk mulutnya. Seharusnya ia tidak bertengkar dengan Siwon tadi.
"Darren tidak memiliki siapapun selain mommy, bagaimana mommy bisa tidak menginginkanku lagi?" ia berlari ke kamar dan menangis. Yoona menyusulnya.
Siwon juga ikut dengan mereka, tapi ia tidak masuk. Ia berdiri di depan pintu kamar putranya.
"Jangan menangis lagi sayang," ujar Yoona, ia berusaha membujuk Darren yang menelungkupkan badannya dan menutup wajahnya dengan bantal "Kamu sudah seperti darah daging mommy, mommy merawatmu dari kamu masih merah, bagaimana mommy bisa tidak menginginkan kamu. Kamu juga tahu kan sayang, mommy sering menangis karena bertengkar dengan daddy, mommy tidak pernah menyerah karena mommy tidak mau berpisah denganmu. Mommy tetap bertahan dengan daddy walaupun hati mommy sakit, semua ini demi kamu, bagaimana bisa mommy tidak menyayangimu lagi?" ia terduduk di lantai dan menangis
"Semua orang boleh tidak peduli pada mommy, tapi jika kamu juga tidak peduli pada mommy lagi, mommy sangat sedih" ia menangis sampai seluruh tubuhnya bergetar "Mommy begitu menyayangimu Darren, tapi kali ini mommy tidak bisa membawamu ikut dengan mommy. Mommy tidak bisa menyakiti perasaan orang yang lebih berhak atas kamu sayang. Dia juga menyayangimu, kamu pasti bisa melupakan mommy. Mungkin untuk beberapa bulan akan terasa berat, tapi kamu akan terbiasa nantinya"
Siwon berdiri di depan pintu, air matanya menetes juga. Darren bangkit dari tidurnya dan ia segera memeluk mommynya, saat Yoona hanya bisa menangis tanpa mengatakan apapun lagi.
***
Esok paginya, Darren yang baru keluar dari kamarnya melihat Tifanny.
"Aku tidak tahu apa yang kamu dan daddy rencanakan sampai membuat mommyku sedih, aku tidak pernah menganggapku eomma" ujar Darren
Tifanny hanya diam, ia melihat bagaimana Darren menyayangi mommynya
"Tapi aku mohon aunty, kita berpura-pura berdamai di depan mommy supaya mommy tidak meninggalkanku. Aku tidak akan memusuhi aunty, aku akan membiarkan aunty memiliki daddy, tapi aku tidak mau mommy pergi" ia menangis
"Darren,,"
"Aku mohon aunty"
Tifanny menganggukkan kepalanya, ia menghapus air matanya juga. Ia merasa begitu jahat saat ini.
***
Yoona mengantar Darren ke sekolah dan putranya itu tidak mau turun dari mobil
"sayang sudah sampai, nanti kamu telat" ujar Yoona
"Aku tidak mau sekolah mom" ujarnya
"Kenapa? Apa kamu sakit?" yoona memeriksa suhu tubuh darren, semuanya normal
"Aku takut, aku takut kalau aku masuk ke sekolah dan mommy akan pergi meninggalkanku" ia mulai menangis
"Bukankah mommy sudah katakan mommy tidak akan pergi tanpa pamit dengan Darren"
"Aku takut mommy bohong"
"Apa mommy pernah bohong padamu?" tanya Yoona dan Darren menggeleng. Ia menghapus air mata putranya "Jangan menangis, mommy janji tidak akan pergi saat ini"
"Promise?" ia memberikan jari kelingkingnya
Yoona mengangguk
"Mommy promise" ia menautkan jari kelingkingnya ke jari putranya.
"Aku masuk dulu mom, love you" ia mencium mommynya lalu berlari masuk ke dalam sekolah.
***
Sehun mendatangi Yoona setelah mendengar kabar kalau penthouse yang Yoona beli beberapa tahun yang lalu sudah ia jual.

KAMU SEDANG MEMBACA
Break Up
FanfictionAku tidak pernah mencintaimu, aku menikahimu itu hanya sebatas terpaksa. Aku terpaksa bertanggung jawab atas benih dalam kandunganmu, aku tidak memiliki sedikit pun rasa padamu. Jika saja bukan karena putraku, aku tidak akan menahanmu lebih lama dis...