27

1.8K 84 13
                                    

Budidayakan vote terlebih dulu sebelum membaca

.

.


.

Happy reading Guys!

.

.

.












Athalla memarkirkan motornya tepat di depan basecamp Atvernus. Melihat kerusakan yang begitu parah pada basecampnya. Dirinya pun segera masuk ke dalam basecamp yang sudah terdapat Noki, Nyok dan juga Rafly yang sama-sama mematung melihat kondisi dalam basecampnya itu.

Ada beberapa kaca yang pecah dan juga barang yang rusak akibat, lemparan batu dari kedua geng yang nampaknya sudah saling bersengkongkol itu.

"Kita gak bisa diam aja ta, tempur sekarang juga!" seru Nyok yang sudah tidak sabar lagi untuk menghadapi kedua geng yang sama-sama sudah menjadi musuh geng Atvernus.

"Sabar, Nyok. Kita pikirin strategi dulu kalo misalnya, kita gak ada strategi buat nyerang mereka berdua kita bisa kalah Nyok" jelas Athalla selaku ketua geng Atvernus yang berhak mengurus anggotanya itu.

"Bener, kata Athalla. Pikirin dulu rencana kita buat nyerang kedua geng itu" ucap Rafly setuju.

Nyok pun menghela nafas. Lalu, mengikuti saja arahan dari sang ketua geng tersebut.



******

"Makasih ya, nif. Udah mau, nganterin pulang" ucap Keyra menoleh kearah Hanif seraya membuka gagang pintu mobil.

"Sama-sama, key" ucap Hanif. Namun, disaat Keyra ingin turun secair darah menetes pada hidungnya. Membuat Hanif benar-benar khawatir dengan keadaan gadis itu.

"Key, lo mimisan lagi" ucap Hanif pada Keyra. Dengan sigapnya Hanif langsung turun dari mobilnya. Sambil mengeluarkan sapu tangan miliknya dari sakunya itu. Lalu, memberikannya kepada Keyra. "Pake ini key, biar darah lo gak netes banyak" ucap Hanif seraya memberikan sapu tangannya tersebut.

Keyra pun langsung mengambilnya dari tangan Hanif. Lalu, menutup hidungnya itu menggunakan sapu tangan milik Hanif.

"Yaudah, gue gendong lo aja ya, biar cepet" ucap Hanif.

Padahal Keyra belum memperbolehkan laki-laki itu untuk menggendongnya. Laki-laki itu malah langsung menggendong Keyra dan membawanya ke rumah gadis itu. Menekan bel terlebih dulu. Lalu, seorang wanita paruh baya pun membukanya.

"Aduh, aden Hanif, non Keyra kenapa?" tanya Bi Sum yang tak kalah khawatir melihat wajah Keyra yang memucat.

"Mimisan, bi" jelas Hanif pada Bi Sum.

"Yaudah, langsung bawa ke kamarnya aja den" jelas Bi Sum.

Hanif pun mengangguk. Lalu, langsung berjalan ke lantai atas dan menaruh Keyra pada tempat tidurnya itu. Dan tak lupa membuka kedua sepatu yang Keyra pakai sedari tadi, dan juga kaos kaki miliknya.

"Makasih, sekali lagi ya nif" ucap Keyra pada Hanif.

Hanif pun tersenyum. "Sama-sama. Yaudah, gue pulang dulu, ya. Kalo, kondisi lo belum mendingan, besok jangan sekolah dulu. Dan kalo ada apa-apa lo langsung telepon gue, ya" ucap Hanif.

"Iya" ucap Keyra.

Hanif pun segera keluar dari kamar Keyra. Lalu, berjalan pulang menaiki mobilnya menuju ke rumahnya itu. Kini, Keyra merogoh ponsel miliknya yang berada di dalam tasnya itu. Mencari tahu, apa yang terjadi pada dirinya saat ini lewat internet. Melihat artikel yang mengatakan penyakit-penyakit serius membuat dirinya segera menutup layar ponselnya.

AthallaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang