05

479 221 55
                                    

"Eiitss, enak sekali kamu main pergi begitu saja! Bapak akan memberikan kamu hukuman!" Seketika tujuan Venta ingin melanjutkan tidur itu hangus. "Lari mengelilingi lapangan 7 kali!" Kata Pak Mamat dengan suara yang menggelegar. Saat itu juga badan Venta berbalik menghadap Pak Mamat.

"Sudah?" Tanya Venta kepada Pak Mamat. Saat Pak Mamat akan menjawab penuturan Venta, ia kembali bersuara "Terimakasih." Lalu ia meninggalkan ruang kelas tersebut.

Saat sedang asyik berjalan di koridor kelas, ia berpapasan dengan salah satu pria yang bisa dibilang sangat tampan.

Semakin mendekat, semakin mendekat dan, Ya! Pria itu Ervin. Ia sudah melewati Venta. Venta berjalan sedikit melirik Ervin, dan ia bergumam di dalam hati

Dia tukang kebun disini ya?

Saat akan berbelok kearah kiri, Ervin menyapa dengan sedikit berteriak.

"Hei!"

Tidak ada jawaban dari Venta. Ervin menghembuskan nafasnya gusar. Venta tetap melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.

Saat benar benar tidak ada jawaban dari gadis itu, Ervin melenggang pergi menuju toilet untuk melaksanakan hukumannya.

Saat Venta sudah sampai di pinggiran lapangan, ia mengamati lapangan terlebih dahulu. Lapangan itu sangat panas karena sinar matahari masuk tanpa melalui perantara apapun.

Ia mulai berlari mengelilingi lapangan. Keringat mulai keluar dari wajah cantik Venta. Sesekali ia menyeka keringat tersebut. Di putaran terakhir, ia menambah kecepatan gerak kakinya, agar hukumannya cepat selesai.

Setelah menghabiskan kurang lebih dua puluh menit untuk melakukan hukuman. Ia duduk di pinggir lapangan sambil membersihkan keringat yang masih menetes.

"Nih" Seorang cowok gagah memberikan minum kepada Venta. Dia Arkan. Ketua Osis di SMA Galaksi Buana, dia bisa dibilang saingan dari Ervin.

"Gue bisa beli sendiri" Kata Venta sambil mengalihkan pendanaannya kedepan. Lalu ia berdiri dan beranjak dari tempat itu. Saat ia melangkahkan kaki, Arkan kembali berbicara.

"Kalau dikasih itu diterima. Seenggaknya bisa melegakan orang yang ngasih." Kata Arkan. Venta menghentikan langkah kakinya dan berbalik menatap Arkan.

Arkan mengangkat botol minuman yang ada ditangannya. Ia menggoyang goyangkan kekanan dan kekiri botol tersebut. Lalu ia menyodorkan botol itu kepada Venta.

"Nih" Kata dia lagi.

"Thanks" Ia meraih botol yang ada digenggaman Arkan. Setelah mengucapkan kata itu, Venta melenggang pergi. Tujuannya saat ini adalah kantin.

Dilain tempat seorang pria sedang membersihkan toilet. Pria itu tak berhenti mengoceh sedari tadi. Ia terus menerus mengeluh perihal toilet itu bau, kotor dan lain sebagainya.

"Jijik banget sih, aaarrgghhh!" Frustasi Ervin.

"Kalau kemarin gue nggak balik tidur pasti tuh tugas udah kelar." Kata Ervin sambil terus membersihkan lantai bagian depan bilik.

Saat ini Ervin sedang membersihkan toilet laki laki yang berada di pojok sekolah dekat taman belakang. Saat sedang terus mengomel, tiba tiba ada seorang pria yang masuk kamar mandi tersebut.

Ia terlihat begitu rapi dengan pakaian yang ia kenakan. Badan sedikit berotot, tinggi dan mempunyai paras tampan.

"Eh, kok lo disini?" Kata Arkan saat menemui Ervin di luar bilik. Ya, dia adalah Arkan. Sang ketua Osis yang menjadi saingan Ervin saat ini.

"Ya lo liat sendiri lah!" Ketus Ervin.

"Oh, jadi lo dihukum suruh bersihin kamar mandi?"

"Hmm"

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang