26

86 39 12
                                    

Vote dan Komen dulu yuk, nanti takutnya lupaa. Hehe:)

Happy Reading💜

Mentari mulai tenggelam, menghilang dan sekarang digantikan oleh rembulan malam. Keberadaan rumah Ervin lagi-lagi sangat sepi. Karena memang tidak ada anak sulungnya.

Dirumah besar bernuansa putih tersebut ada dua wanita yang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Findi, Bunda Ervin sedang menghangatkan masakan yang tadi ia buat. Sedangkan Bilqis sedang mengerjakan tugas di ruang tamu.

"Bilqis, bantu Bunda dulu sini" panggil Findi lembut. Bilqis pun meninggalkan tumpukan buku yang berada didepannya.

"Kenapa Bun?" tanya Bilqis saat sudah berada di samping sang Bunda.

"Tolong kamu bikinin Papah minuman dulu ya, Bunda mau ambil piring di belakang" tutur Bunda kepada Bilqis. Bilqis diam, belum melakukan pergerakan apapun.

"Kenapa?" tanya Bunda bingung.

"Nggak papa" jawabnya.

"Keberatan?" tanya Bunda lagi sambil mendekat kearah Bilqis.

"Nggak kok" telak Bilqis. Ia lantas mengambil bubuk teh yang berada di almari bagian atas. Bunda tersenyum melihat tingkah putri nya tersebut.

"Bunda kebelakang dulu" pamit Findi.

"Hm"

Setelah Bilqis selesai dengan kegiatannya tadi, ia lantas berjalan kembali ke meja ruang tamu untuk melanjutkan mengerjakan tugas.

***

Malam sudah akan larut, tetapi Papah dan juga Abangnya belum juga pulang. Sedangkan Bilqis belum mengubah posisinya sejak tadi. Ia masih setia duduk di bawah sambil mengerjakan tugasnya.

"Bun, Bang Ervin kemana?" tanya Bilqis saat melihat Findi melangkah ke arah kulkas.

"Oh, dia nungguin Bang Verro" jawab Findi enteng. Bilqis menautkan kedua alisnya bingung.

"Kenapa?" tanya Bilqis.

"Kenapa?" ulang Bunda menirukan kata yang barusan diucapkan oleh putrinya.

"Bang Verro kenapa," Bilqis pun memperjelas pertanyaan tadi.

"Dia kecelakaan tadi, sama pacarnya" jelas Bunda.

"Kenapa nggak ada yang ngabarin aku?" tanya Bilqis pada dirinya sendiri.

Bundanya pun menyahut "Bang Verro nggak parah kok, sama kaya pacarnya juga nggak parah. Emang kalau Abang ngabarin kamu, kamu bakalan jenguk bang Verro?" tanya Bunda. Telak sudah. Ia kicep, tidak tahu apa yang harus ia jawab sekarang.

Benar juga, apakah ia akan menjenguk Bang Verro jika tadi Bundanya memberi tahu? Pasti tidak lah.

Bilqis menghembuskan nafas pelan. Ia mulai memberesi buku-buku yang tadinya berserakan di atas meja. Menjadikan satu lalu membawa kekamarnya.

Pintu terbuka menampilkan sosok sang Papah. Dimatanya, ia terlihat sangat lelah. Mata yang memancarkan kelelahan sangat terlihat dari situ.

"Assalamualaikum" ucap Pak Dillon.

"Waalaikumsallam, tumben pulang lebih lama Pah?" tanya Bunda.

"Iya, ada meeting tadi dadakan. Maaf nggak ngabarin" ucap Papah.

"Aku kekamar" pamit Bilqis mulai menginjakkan kakinya ke tangga.

"Nggak makan dulu?" tanya Pak Dillon kepada Bilqis.

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang