07

381 195 46
                                    

HAPPY READING❤️


Walaupun sudah diberi jawaban pedas oleh Venta, tetapi Ervin tetap Ervin. Sifat keras kepalanya tetap melekat di dirinya. Ervin berjalan menyusul Venta. Ia berhasil menyamai langkahnya.

"Naik apa lo?" Tanya Ervin setelah berhasil menyamai langkah Venta. Venta menunjuk dengan dagunya tanpa mengeluarkan kata apapun.

"Rumah lo dimana?" Tanya Ervin lagi.

"Gapunya rumah" Ketus Venta tetap melanjutkan jalannya.

Akhirnya mereka berdua sampai di parkiran sekolah. Venta menuju mobil yang dikendarainya diikuti oleh Ervin dibelakangnya. Padahal mobil Ervin berada di pojok Utara, sedangkan mobil Venta berada di Selatan.

"Ngapain lo?" Tanya Venta ketus.

"Pertanyaan gue belum lo jawab" Ucap Ervin.

"Gue gapunya rumah!"

"Lah terus lo tinggal dimana? Kalau gapunya rumah nginep di rumah gua aja, enak kok nyaman pula," jeda Ervin ketika sorot mata Venta menajam "Ups, maaf" Kata Ervin sambil menutup mulutnya malu karena cerewetnya keluar.

Venta hanya memandang Ervin dengan mata malas setelah Ervin meminta maaf tadi. Ia ingin sekali meninju mulut pria itu agar diam.

"Gajelas!" Setelah Venta mengucapkan kalimat tersebut, ia langsung memasuki mobil nya dan menancapkan gas pergi.

Di parkiran hanya ada Ervin. Ia memandang mobil yang dikendarai Venta. Semakin melaju jauh dan meninggalkan sekolah.

Ia merutuki dirinya sendiri. Kenapa dia sangat cerewet? Apa tidak bisa dia menjaga perkataannya tadi?

Dia menyesal sudah mengeluarkan kata kata tak berfaedah tersebut.

"Goblok banget sih gue!"

"Jaga image di depan cewe cantik dongg Vin!" Ucap Ervin emosi.

"Lo itu lagi usaha. Tapi nggak sikap cerewet kamu ini kamu keluarin gitu aja!" lanjut Ervin "Aaarrgghhh!"

Setelah merutuki dirinya sendiri, Ervin beranjak untuk memasuki mobil sportnya. Lalu meninggalkan pekarangan sekolah.

***

SMP Karta Jaya sedari tadi sudah membunyikan bel pulang. Tetapi masih ada beberapa anak yang masih disana. Entah menunggu jemputan, ikut ekstra atau belajar kelompok.

Di pos satpam depan sekolah, terdapat salah satu anak perempuan yang terlihat sangat kesal.

Sepertinya dia sedang menunggu jemputan. Tetapi mobil yang ia tunggu tak kunjung datang.

Ia ingin menunggu bus di halte. Tetapi dia takut, kalau dia meninggalkan sekolah ternyata yang ditunggu datang dia bisa membuat satu keluarganya bingung.

Sudah beberapa kali ia mengubungi nomor abangnya. Tetapi tetap saja, tidak ada sahutan dari sana.

Akhirnya ia memutuskan bejalan kaki menuju halte bus. Ia menunggu disana. Sebelum ia beranjak dari pos satpam. Dia sempat mengirimkan pesan kepada sahabat abangnya sekaligus tetangga samping rumah.

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang