09

280 131 41
                                    

Sebelum membaca, budayakan VOTE dulu ya!

Happy Reading❤️

Ervin bergegas turun dari motornya. Ia langsung berlari menghampiri preman preman tersebut.

Bugh

Bugh

Dua preman tersungkar ke jalanan yang sepi. Ia hendak mendendang perut preman yang masih berdiri dihadapannya, namun ia lebih dulu mendapat bogeman keras dari preman yang tadi sudah jatuh.

Ervin terpental kebelakang. Tetapi dia masih kuat menghadapi preman itu. Ini adalah hal biasa untuk Ervin. Biasanya ia bisa mengalahkan puluhan orang dalam tawuran.

Ervin berdiri mendekati preman itu. Pukulan keras dari Ervin berhasil membuat satu preman memuncratkan darah segar dari mulutnya.

Tidak cukup sampai disitu, ia menunggangi preman yang sudah tergeletak lemas tersebut.

Bugh

Bugh

Ervin meninju tepat di muka nya. Sepertinya singa yang berada di dalam diri Ervin mulai keluar.

Ia memang tidak bisa melihat seseorang dicelakai oleh orang lain. Apalagi itu wanita. Menurut Ervin, wanita segalanya. Ervin akan melindungi semua wanita yang ia cintai. Terutama Bunda.

"Awssh" Rintih preman itu sambil menutupi wajahnya dengan tangan. Dua preman yang lain sudah kabur entah kemana.

Saat Ervin ingin mengeluarkan bogeman terakhir, suara gadis itu berhasil menghentikan aksi Ervin.

"Cukup!!" Teriak gadis itu dengan posisi terduduk lemas.

Ervin langsung menoleh setelah mendengar teriakan tersebut. Ia berdiri dan sedikit memberi tendangan di bagian kaki.

Ervin sedikit berlari kecil menghampiri gadis yang sedang menangis sesenggukan. Ia tidak tega melihat seorang wanita menangis.

"Arventa?" Kaget Ervin saat berhasil mengenali wajah gadis itu. Jujur dia belum sempat melihat gadis itu tadi.

Spontan Ervin langsung menarik badan Venta dan dibawa di pelukannya. Sedikit menenangkan gadis itu.

Tak disangka, Venta juga membalas pelukan dari Ervin. Hal itu sontak membuat Ervin tambah bersemangat untuk mendapatkan hati Venta.

Venta terus menangis di dada bidang milik Ervin. Ia masih takut dengan kejadian yang baru ia alami sekarang.

Venta berfikir, jika tadi Ervin tidak menolong mungkin dia sudah dibawa pergi oleh ketiga preman itu.

"Lo gapapa?" Tanya Ervin lembut.

"Gapapa" Jawab gadis itu dengan posisi badan yang masih melekat dengan Ervin.

Venta menjauhkan tubuhnya dari Ervin. Ia merasa tidak enak dengan Ervin karena sudah lancang memeluk tanpa meminta izin.

"Gue anterin pulang" Kata Ervin lagi

"Bibir lo berdarah"

Mendengar penuturan dari Venta, Ervin sontak memegang bibirnya. Dan benar, darah terlihat di tangan Ervin yang tadi ia gunakan untuk memegang.

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang