21

124 53 26
                                    

Kamar tidur yang cukup luas dengan dominasi cat berwarna abu-abu kini sedang ditempati oleh seorang gadis.

Terlihat gadis tersebut berguling kesana kemari diatas king size nya. Ya, ia masih ingat ajakan dari pria yang sempat mengantarkan mobil miliknya.

Apakah benar ia akan mengajak kencan Venta? Atau bahkan hanya omong kosong? Ia menampik jauh-jauh pikirannya itu. Yang terpenting sekarang ia harus membersihkan diri terlebih dahulu.

Venta bergegas memasuki kamar mandi yang berada di pojok kiri kamarnya. Tidak membutuhkan waktu lama, ia keluar dengan rambut tergerai basah.

Ia berjalan kearah cermin, sesekali menampilkan senyuman manis miliknya. Venta bingung, ia harus berpenampilan seperti apa malam ini?

Tak mau ambil pusing, ia berjalan kearah lemari besar yang berada di kamarnya. Ia mulai mencari baju yang pas untuk ia kenakan.

Sudah hampir 30menit ia mencari baju, menurutnya tidak ada baju yang masuk dalam kriteria nya hari ini. Tidak bisa jika ia harus memikirkannya sendiri. Ia harus meminta bantuan kepada temannya. Ya, Tasya!

"Hallo" sapa Venta sesekali mondar-mandir.

"Kenapa Ta?" Tasya pun menjawab.

"Lo kerumah gue sekarang" titah Venta.

"Mau ngapain?"

"Udah cepetan!" Venta memberi instruksi kepada temannya itu. Memang benar jika Venta tidak mau ada penolakan. Karena saat ini, ia sangat butuh temannya satu itu.

Tasya bukan hanya pandai dalam bidang akademik. Ia juga pandai dalam bidang non akademik.

Dulu waktu ia masih menduduki Sekolah Menengah Pertama, ia sempat menjadi ketua basket putri. Dibawah pimpinan Tasya, tim-nya bisa memperoleh juara satu. Bukan hanya karena Tasya, namun juga karena kerjasama satu tim yang kuat.

Tasya juga sangat cocok sebagai desainer. Karena mamahnya memang pengusaha butik yang sudah dikenal di kotanya. Asal kalian tahu, semua baju apik yang sudah jadi itu adalah kerangka dari Tasya. Patut saja Venta menyuruh Tasya untuk datang kerumahnya.

Ciiittt

Suara rem mobil terdengar di halaman rumah Venta. Venta lantas mendekat kearah jendela, mengecek siapa yang datang. Dan ternyata ia melihat Tasya yang sudah turun dari mobil hitamnya.

Biarin lah, nanti juga disuruh masuk Bibi- Batin Venta.

Dan benar saja, suara ketukan pintu dari kamar Venta membuat Venta seketika berbalik badan menghadap kearah pintu tersebut.

Ia berlari kecil menuju pintu, dilihatnya Tasya yang sedang menunggu pintu itu terbuka.

"Ayo masuk" kata Venta sambil membuka pintu lebih lebar.

"Tumben lo nyuruh gue kesini?" tanya Tasya curiga.

"Gue mau minta tolong sama lo" Venta mengeluarkan pupy eyes miliknya.

"Kenapa dah?" alis Tasya bertautan. Tanpa masih bingung apa yang akan Venta lakukan padanya.

"Gue nanti diajak Ervin jalan, dan gue bingung milih baju yang mana" jelas Venta.

"APA?!" kaget Tasya.

"Gausah lebay!" cibir Venta.

"Omay got omay nooo omay omay omay-mmmppph" Venta membekap mulut ceriwis itu. Seketika ia dibuat geram dengan kehadiran Tasya disini.

Tahan Venta tahan, saat ini lo butuh dia. Kalo nggak udah gue bakar hidup-hidup bocah ini- Batin Venta gemas.

"Gausah berisik bisa nggak?" sarkas Venta.

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang