03

589 253 79
                                    

Untuk memecahkan keheningan di dalam mobil. Ervin menyalakan musik. Terdengar dentuman musik yang mengiringi perjalanan mereka. Ervin sekilas melirik adiknya yang terlihat tengah menikmati lagu ciptaan Fiersa Besari-Garis Terdepan.

Ada rasa penasaran yang muncul dibenak Ervin. Ia ingin bertanya perihal sikapnya yang cuek dan boleh dibilang itu disebabkan oleh Papah nya sendiri.

"Dek!" Panggil Ervin dengan pandangan mata yang masih fokus ke arah jalan.

"Hm?" Jawab Bilqis

"Lo kenapa sih belum juga bisa nerima Papah dihati lo?" Sekilas sorot matanya beralih menatap Bilqis. Tak lama ia kembali fokus menyetir.

"Pasti Abang juga tau." Ucap Bilqis sambil mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil.

"Itu kan udah lama, Ayolah lupain itu. Kamu tau kan Abang juga bisa ngerubah sikap Abang. Kenapa kamu nggak coba?" Tanya Ervin.

"Sekali Abang tanya, gue loncat!" Jawab Bilqis dengan mata menyorot tajam kearah Abangnya.

Tak lama kemudian, mereka sampai didepan gerbang SMP Karta Jaya. Bilqis meraih tangan Ervin lalu membuka pintu tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

"Nanti balik, Abang yang jemput!" Ucap Ervin seraya sedikit berteriak. Sebagai jawaban, Bilqis mengacungkan jarinya yang mengisyaratkan kata Oke.

Ervin lalu pergi meninggalkan halaman sekolah itu. Dia menuju ke sekolah nya SMA Galaksi Buana. Galaksi Buana salah satu sekolah yang bisa dibilang elit dan menduduki peringkat dua setelah Nusa Bangsa.

Dalam persaingan di bidang Akademik, SMA Nusa Bangsa yang unggul. Tapi, jika dilihat dari bidang Non-akademik, Galaksi Buana lah yang paling unggul.

SMA Galaksi Buana dipegang oleh salah satu keluarga Ervin. Pak Dillon, ya ayah Ervin. Beliau menjadi Ketua Yayasan di SMA tersebut.

Ervin membuang stir kearah kiri. Dia sudah sampai di sekolah yang selalu ia banggakan. Dia memarkirkan mobilnya, lalu pergi menuju kelas.

Saat sedang berjalan santai di koridor, dua sejoli alias Verro dan Zidan menepuk pundak Ervin. Dan si empunya seketika langsung menoleh kebelakang.

"Anj*rr! Bisa nggak sih kalian jangan ngagetin gitu?!" Kesal Ervin

"Hehe, ya habisnya lo sih Vin, udah berapa kali juga gue ngagetin lo, lo masih aja kaget." Balas Verro sambil menyamakan langkah kaki Ervin lalu dibalas pelototan tajam dari Ervin.

Tanpa sengaja, Verro menyenggol bahu seorang gadis yang sedang membawa banyak buku. Buku yang dibawa gadis itupun jatuh dan berserakan di lantai koridor.

Gadis itu berjongkok untuk membereskan bukunya yang terjatuh. Tak disangka, Ervin yang sedari tadi melongo melihat tingkah sohibnya langsung ikut berjongkok untuk membantu gadis tersebut.

1 detik

2 detik

3 detik

Pandangan mereka bertemu. Tetapi gadis itu langsung mengalihkan pandangannya kearah buku tersebut.

Setelah semua beres, gadis itu berdiri. Tampak dari wajahnya dia terlihat sangat kesal.

"Jalan pake mata!" Sentak gadis itu. Lalu dia meninggalkan ketiga orang tersebut.

"Eh mbak! Dimana mana jalan pake kaki!" Ucap Ervin sambil berteriak.

Cantik juga, tapi judes- Batin Ervin

Kenapa tadi gue nggak sempet ngeliat name tag nya?

"Woi bos!! Udah kali ngeliatnya!" Ucap Zidan yang sedari tadi hanya menyimak tingkah mereka bertiga. "Ayo masuk!" Zidan kembali berbicara.

Mereka bertiga berjalan di ramainya koridor kelas. Banyak murid murid yang berlalu lalang kesana kemari, duduk ditepi lapangan yang dimana pemandangan langsung kearah lapangan basket.

Setelah mereka sampai di dalam kelas, mereka kembali membicarakan gadis yang sempat mereka jumpai tadi.

Ngomong ngomong, tuh cewe cantik juga ya- Gumam Ervin tiba tiba. Tak disangka ternyata kedua temannya mendengar apa yang baru saja diucapkan Ervin.

"Wah wah, pandangan pertama" Verro bernyanyi.

"Awal aku berjumpa.." Timpal Zidan melanjutkan lagu yang sempat dinyanyikan Verro tadi.

"Ada yang tau namanya siapa?" Tanya Ervin.

"Nggak!" Jawab Verro dan Zidan bersamaan.

"Gue harus cari tau nih tentang cewek tadi!" Ucap Ervin serius.

Menurutnya, gadis yang dijumpai tadi berbeda dengan perempuan lain. Biasanya kaum hawa SMA nya jika melihat Three Most Wanted  langsung berteriak histeris. Tapi berbeda dengan perempuan satu ini.

Ada rasa penasaran di benak Ervin. Kenapa gadis tadi begitu mengacuhkan nya?. Sifat gadis tersebut mungkin bisa dibilang dingin. Dia menjadi penasaran dengan gadis tadi.

Bel masuk berbunyi, semua siswa berlarian menuju kelas nya masing masing. Dan para guru mulai keluar dari kantor untuk mengajar para murid nya.

Pak Handoko, selaku guru Ips memasuki ruang kelas yang bertuliskan XII IPS 3. Ruang yang ditempati Three Most Wanted tersebut.

Pak Handoko atau lebih sering dipanggil dengan Pak Han, mempunyai rambut sedikit bergelombang, kumis tebal dan mempunyai perawakan tinggi besar. Terlihat gagah memang. Ia mulai memasuki ruang kelas tersebut dan seketika langsung hening.

"Selamat pagi anak anak" Ujar Pak Han seraya menyatukan tangannya di bagian depan bawah.

"Pagi Pak!!!" Jawab para muridnya.

"Oke baiklah, tugas kliping Minggu kemarin bisa dikumpulkan dimeja depan sekarang." Kata beliau sambil melihat ekspresi para anak didiknya yang menurutnya mencurigakan.

Ervin menepuk jidatnya, ia lupa mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Han Rabu kemarin. Dan sekarang, sudah saatnya tugas itu dikumpulkan.

Nasibnya, satu kelas yang berjumlah 32 orang, hanya dia seorang yang tidak mengerjakan tugas.

Pak Han memang tidak bisa main main tentang pekerjaan rumah. Terlebih waktu pengerjaan tugas yang bisa dibilang lama. Satu Minggu, lama bukan?

"Gue lupa nih tugasnya, gimana dong?" Bingung Ervin.

"Mampus lo! Siap siap aja sama hukuman Pak Han." Balas Verro sambil beranjak dari tempat duduk.


Hukuman apa ya yang diberikan Pak Han untuk Ervin?
Tunggu part selanjutnya!!
Jangan lupa Vote yaa guys.
Jangan menjadi Silent Readers:)



Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang