10

247 111 43
                                    

Basecamp

"Ngantuk gue nih," Ujar Verro setelah menguap "Ervin lama banget dah"

Basecamp sudah dipenuhi oleh anggota Victory, tetapi tanpa ketua. Entah Ervin sedari tadi belum juga menginjakkan kaki di basecamp.

"Coba lo telfon bunda" Titah Verro kepada Zidan.

Zidan pun menurut, dan ia mulai  menghubungi bunda. Tidak perlu membutuhkan waktu lama, bunda langsung menerima panggilan tersebut.

"Halo bun"

"..."

"Ervin nya ada?"

"..."

"Loh, disini nggak ada bun"

"..."

"Aku udah telfon dia Bun, tapi nggak diangkat"

"..."

"Yaudah Bun, makasih"

"..."

Zidan mematikan panggilan tersebut. Dengan wajah bingung yang kembali menyelimuti nya.

Setelah ia tidak mendapat jawaban dari Ervin tadi, ia sudah mulai lupa tentang itu. Karena teman temannya mengajak berbincang, agar kecemasan Zidan menghilang.

Tetapi setelah ia menghubungi bunda, dan Ervin tidak ada dirumah. Kecemasan itu kembali muncul.

Pikiran Zidan berkecamuk kemana mana. Ia takut bos nya dalam bahaya, meskipun Ervin pandai dalam bela diri.

Setelah Zidan memberi tahu kalau Ervin tidak ada dirumah. Suara deru motor tiba tiba terdengar di depan basecamp.

Semua yang sedang melakukan aktivitas nya sontak terhenti mendengar suara motor itu. Itu suara motor Ervin, benar.

Saat Ervin mulai memasuki basecamp, anggota Victory memandang dengan tatapan bingung.

Dari mana bos nya?

Kenapa wajah nya babak belur?

"Dorr!" Sentak Ervin karena ia mendapatkan tatapan horor oleh teman temannya.

"Dari mana lo?" Tanya Zidan sedikit emosi karena melihat memar di sudut bibir Ervin.

"Pacaran lah" Jawab Ervin santai.

"Pacaran kok babak belur" Timpal Verro.

"Pacaran gue beda dari yang lain bro" Alibi Ervin.

Ervin lalu duduk disebelah Verro dengan kaki kanan yang ditumpangkan di kaki satunya.

Ia mengeluarkan sebatang rokok di saku jaket, lalu menghisapnya. Ia masih mendapat tatapan horor dari anggota Victory yang lain.

"Lo dari mana?" Tanya Ardhian.

"Abis gelut" Jawab Ervin sesekali menghisap rokok miliknya.

"Sama?"

"Tau tuh preman ngeselin" Jawab Ervin.

"Ceritain kronologinya bambangg!" Geram Verro.

"Oke, dengerin gue," Semua anggota Victory menghadap Ervin dengan serius "Serius amat!" Canda Ervin.

Semua anggota Victory kesal karena Ervin tidak terus terang dengan mereka. Sempat sempat nya ia melawak dikondisi yang sedang serius seperti ini.

"Oke oke, calm semua. Jadi gini, gue abis berantem sama tiga preman. Mereka ngehadang satu cewe yang habis belanja dari Alfamart. Kalian kan tau sendiri gue paling nggak tega sama cewek yang disakitin sama laki laki brengsek kaya preman atau sebagainya. Nah, gue bantuin. Yaudah deh, terjadilah baku hantam 4 orang." Jelas Ervin panjang lebar.

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang