31

106 14 7
                                    

Pagi-pagi Ervin sudah berada di depan rumah milik Pak Bram. Ia semangat sekali hari ini bisa bersama Venta setiap saat. Ralat, bukan hari ini. Mungkin akan seterusnya.

Ervin turun dari mobil menuju pintu utama rumah Pak Bram. Tidak ada satpam disana, hanya ada satpam komplek yang menjaga di gang depan.

Tok Tok

Ervin menunggu ada seseorang yang membukakan pintu tersebut. Dan benar saja, pintu di depannya sekarang sudah terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya. Bisa dipastikan itu adalah pembantu Venta.

"Assalamualaikum, Venta nya udah bangun?" tanya Ervin kepada pembantu tersebut.

"Masuk dulu aja den, kaya nya neng Venta belum bangun. Bibi bangunin dulu yaa" ucapnya. Ervin mengangguk dan duduk di sofa empuk berwarna coklat itu.

Rumah besar ini selalu sepi, kemarin waktu Ervin kemari suasana nya tidak jauh berbeda dengan sekarang. Sepi. Ya memang sepi, hanya ada tiga orang di dalam rumah tersebut. Itu pun kalau pembantu dari Venta belum pulang, kalau sudah pulang bisa dipastikan rumah ini akan sangat sepi.

Ervin mengambil ponsel nya, menghubungi Verro apakah ia akan berangkat sekolah hari ini. Dan ternyata, Verro dan Tasya sudah bisa berangkat sekolah hari ini juga.

Wanita paruh baya itu menuruni tangga dan berjalan ke arah Ervin. Sepertinya ia gagal membangunkan Venta.

"Eh, anu den. Neng Venta susah dibangunin. Coba Aden yang bangunin" pinta bibi tersebut.

"Boleh saya masuk kamar Venta Bi?" tanya Ervin.

Bibi mengangguk "Boleh" lalu keduanya berjalan dengan Bibi berada di depan sedangkan Ervin dibelakang.

"Ini kamarnya den" ucap Bibi.

Ervin mengamati pintu kamar Venta yang bercat putih itu. Disana ada tulisan "Ketuk dahulu sebelum masuk" dijadikan poster. Entah siapa pelakunya, yang jelas Ervin bisa membaca itu dengan jelas.

"Terimakasih Bi" ucap Ervin lalu Bibi meninggalkan nya sendirian.

Untung lah pintu kamar Venta tidak dikunci, jadi ia bisa leluasa masuk tanpa mengetuk pintu tersebut. Lancang memang.

Ervin mendekat kearah king size milik Venta, mulai menyibak selimut yang menutupi seluruh badan Venta.

"Woii bangun, udah pagi" ucap Ervin seraya menggoyang-goyangkan badan Venta.

Tidak ada pergerakan sama sekali.

"Venta bangun, udah jam tujuh!!" heboh Ervin.

"Enggh" lenguh Venta belum juga membuka mata. Tetapi posisinya sudah berganti, yang awalnya telentang sekarang sudah tengkurap.

"Kebakaran!!!" teriak Ervin.

Venta sontak merubah posisi tidurnya menjadi duduk "Dimana yang kebakaran?" tanya Venta panik. Sepertinya ia belum paham dengan kehadiran Ervin disini.

Ervin tertawa cekikikan, muka bantal milik Venta sangat lucu. Ingin sekali ia mencium wajah Venta saat ini juga. Eh!

Merasa tidak ada jawaban, Venta kembali tidur. Menarik selimutnya kembali sampai di bagian leher.

Ervin mengamati, bagaimana cara nya agar Venta bisa bangun? Ah ya! Satu ide terlintas di otak Ervin. Ia lantas mengambil gayung yang sudah terisikan oleh air. Mencipratkan air tersebut tepat di wajah milik Venta. Venta yang merasa risih akhirnya membuka matanya.

"AAAA!!" teriak Venta.

"Kenapa lo?" tanya Ervin.

"Kok lo ada disini? jangan-jangan" ucap Venta sambil memelototkan matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang