23

106 42 13
                                    

Pukul 22.30 Ervin mengantarkan Venta pulang kerumahnya. Ervin bergegas pulang karena memang sudah malam.

Venta memasuki kamar miliknya dengan senyuman yang mengembang. Ia merasa bahagia malam ini.

Berdua dengan Ervin bisa membuat hati Venta sedikit bergejolak. Saat bersamanya, ia merasa ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di hatinya.

Di dalam hati, ia berdoa agar selalu dalam lindungan Allah dan didekatkan dengan orang-orang baik.

Venta sangat bahagia, sungguh.

***

Ervin meninggalkan pekarangan rumah Venta dengan kecepatan sedang. Tidak hanya Venta yang bahagia di malam ini. Kebahagiaan itu juga datang di dalam hati Ervin.

Pria itu tidak merubah raut bahagianya sama sekali. Tampak jelas ia bahagia malam ini.

Bukan pulang, melainkan menuju basecamp Victory. Setelah memakan perjalanan 10menit, ia sampai di basecamp.

Disana masih banyak anggota Victory yang belum pulang. Terlihat sedang bermain kartu, dan ada pula yang sedang mabar. Kalian tau mabar? Pasti tahu lah, pacar kalian pasti begitu.

Ervin turun dari mobil dan berjalan kearah teman-teman nya. Jangan lupakan senyuman yang terukir dibibir pria tersebut.

"Senyum-senyum sendiri kaya orang gila!" ucap salah satu anggota Victory.

"Iri bilang boss!" jawab Ervin santai dan masih terus melanjutkan langkahnya.

"Tumben bawa mobil Vin?" tanya Verro saat Ervin sudah duduk disampingnya.

"Iya dong" katanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Dari mana lo?" sekarang Zidan yang bertanya.

"Jalan dong"

"Palingan juga sama keluarga, ahaha" ejek Verro kepada Ervin.

"Ndasmu!" jawab Ervin ketus.

Ia hanya pasrah dengan apa yang temannya katakan. Toh, kalaupun dia menjelaskan mana mungkin bisa percaya.

"Kok jadi kusut gitu wajahnya?" timpal Ardhian saat tawanya sedikit mereda.

"Bodo!" sepertinya Ervin marah.

"Bos kita marah guys! Kaya cewek aja, digodain sedikit ngambek. Cihh!" ucapan Verro berhasil membuat Ervin naik darah.

"Kalau pun gue bilang gue habis jalan Venta, apa kalian percaya? Nggak kan?" kesal Ervin. Sekarang jangan tanyakan, wajah yang mulai merah karena godaan dari teman-temannya.

"Hah?! Apa?! Serius lo?!" kaget salah satu anggota Victory.

"Tuh kan, nggak percaya pasti" kata Ervin memutar bola matanya lengah.

"Mbok, kopi satu!" teriak Ervin kepada Mbok Sri.

"Siap!" jawaban dari Mbok Sri.

Ervin mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Ia mulai mengotak atik ponsel tersebut. Membuka 'Galeri' dan mulai menggeser kesana-kemari.

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang