15

131 60 17
                                    

Sebelum baca, Vote dulu ya!!

Happy Reading💕

SMA Galaksi Buana sudah memasuki jam pelajaran terakhir hari ini. Mungkin kebanyakan para siswa menantikan jam pelajaran terakhir, karena memang tidak terasa jika harus menunggu sang guru menjelaskan.

Dan benar saja, bel pulang pun berbunyi. Semua siswa-siswi SMA Galaksi Buana berhamburan keluar kelasnya masing-masing. Sama seperti ketiga gadis yang sedang mendengarkan penuturan dari seorang guru.

"Sampai disini saja, kalian bisa berkemas-kemas" Ucap guru tersebut sambil menenteng tas yang beliau bawa.

"Terimakasih Pak!" Ucap para murid IPA 1.

Seketika seluruh murid IPA 1 keluar kelas dengan wajah yang nampak berbeda-beda. Ada yang menampilkan wajah senang karena jam pelajaran telah usai, ada juga yang menampakkan wajah sedih karena mungkin ia malas berada dirumah.

"Kaki lo?" Tanya Venta tiba-tiba.

"Gapapa kok, udah baikan" Jawab Tasya.

"Gue pulang duluan" Pamit Nadia dan melenggang pergi begitu saja. Kebiasaan Nadia memang seperti itu.

"Beneran?" Tanya Venta memastikan.

"Iya, tumben deh lo khawatir in gue kaya gitu. Biasanya juga nggak"

"Mau nggak?"

"Iye dehh, gue kedepan ya" Pamit Tasya.

Tasya keluar gerbang tidak sendirian. Ia ditemani oleh Venta. Gadis itu mengantarkan temannya sampai di depan gerbang, setelah itu ia pamit untuk kembali kerumah.

"Lama banget sih" Gerutu gadis tersebut.

"Nungguin siapa?" Suara yang bisa membuat Tasya menegang seketika. Ia membalikan badannya dan menjumpai lelaki yang sempat membantunya tadi.

"Eh, e-elo," gugup Tasya "Itu nungguin jemputan"

"Bareng gue mau nggak?" Tanya Verro.

"Nggak usah, gue dijemput kok" Sergah Tasya.

"Yaudah gue tungguin" Ucap Verro. Sepertinya lelaki itu tidak menerima penolakan. Tasya hanya mengangguk mengiyakan perkataan lelaki tadi.

Hampir 20 menit mereka menunggu jemputan milik Tasya. Tetapi tidak kunjung datang.

"Gue anterin aja" Kata Verro tiba-tiba.

Saat Tasya hendak menjawab, Verro lebih dulu meninggalkan Tasya menuju parkiran. Alhasil, mereka berdua pulang bersama.

Dilain tempat, seorang pria sedang melamun entah memikirkan apa. Ia sedari tadi tidak bertemu dengan seseorang yang menurutnya special.

Bodohnya saat bertemu, Ervin malah mengusir gadis tersebut. Entah, gadis itu marah atau tidak ia juga tidak tahu.

"Woi, napa lo?" Sentak Zidan membuat Ervin kaget.

"Nggak ada" Jawabnya.

"Lo takut cewe tadi marah?" Tanya Zidan tepat sasaran.

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang