25

88 40 11
                                    

"Terus gimana ini?" panik Tasya.

"Lo tenang dulu, pegangan yang kenceng ya" peringat Verro.

Motor yang dikendarai Verro sama sekali belum mengurangi kecepatannya. Ia panik bukan main, kenapa pada saat ia bersama Tasya kejadian ini berlangsung?

Terlihat motor dan mobil yang sudah berhenti sana. Berbeda dengan motor yang dikendarai oleh Verro saat ini.

Verro menabrak kan motonya kearah pohon besar yang ada di samping lampu merah tersebut.

Braak

Tasya dan Verro terpental jauh dari motornya. Pandangan yang semula terlihat jelas sekarang mulai memburam.

Tasya yang dilanda pusing diarah kepalanya tidak bisa bertahan. Ia pun perlahan menutup matanya dan gelap melanda dirinya.

***

Di dalam mobil tidak ada yang membuka suara. Venta dan Ervin masih begitu kaku untuk memulai pembicaraan.

Padahal ia sudah pernah jalan berdua.

"Em-" gugup Ervin.

"Kenapa?" tanya Venta.

"Nggak papa" jawab Ervin. Venta memutar bola matanya malas. Membuang muka kearah luar jendela, lebih baik melihat jalanan sekitar.

Ponsel milik Ervin berdering, Ervin pun membuka ponselnya dan tertera nama Zidan disana. Ia mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo?" ucap Ervin kepada sang penelpon.

"Vin, lo dimana?" tanya Zidan panik.

"Lagi dijalan, kenapa?" tanya Ervin santai.

"Vin, anuu-"

"Anu apa?" potong Ervin.

"Anu Vin, Duh!" panik Zidan.

"Lo kenapa sih goblok, dari tadi anu anu. Ngomong yang jelas!" ketus Ervin.

"Itu, Verro kecelakaan!" teriak Zidan.

Ervin pun menegang. Venta yang memang mendengar interaksi keduanya tadi juga langsung kaget.

"Dimana?"

"Sebelum lampu merah Jalan Tabanan!"

Tut.

Ervin mematikan panggilan sepihak. Mereka bergegas kembali ke Jalan Tabanan. Karena mereka berdua sudah melewati jalanan itu tadi.

Saat mobil milik Venta sudah mendekat. Disana hanya tinggal sepeda Verro yang tergelak diatas tanah dengan rusak yang lumayan parah.

Ervin dan Venta pun berjalan keluar mobil, mendekat kearah bapak-bapak yang masih berdiri disana.

"Pak, udah dibawa ke rumah sakit ya?" tanya Ervin sopan.

"Iya sudah, ke rumah sakit Kartika Farma"

"Yasudah pak, terimakasih" tutur Ervin.

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang