20

127 49 23
                                    

Saat mesin mobil itu berhenti, keluarlah seorang pria berpawakan tinggi. Bisa dibilang tampan. Ia menghampiri Venta yang masih berdiri mematung disana.

"Hai" sapa pria tersebut. Venta tersentak kaget mendengar suara pria itu. Suaranya terlihat berat dan sangat sexy. Venta mencoba mengembalikan raut wajahnya menjadi biasa saja.

"Siapa?" tanya Venta.

"Kenalin gue Niko" ucap pria tersebut sambil menyodorkan tangan kanannya. Venta tidak menggubris uluran tangan dari Niko. Ia malah membuang mukanya kearah lain.

"Lo darimana?" Tanya Niko lagi.

"Sekolah" Yatuhan! Apakah Niko tidak melihat sekarang Venta sedang mengenakan seragam apa?

"Sekolah lo mana?" Tanya Niko masih ingin mengenal Venta lebih jauh.

"Galaksi Buana" Jawab Venta.

"Kalo gue di-"

"Gue nggak tanya!" Ketus Venta. Niko yang mendapat jawaban seperti itu hanya tersenyum miring. Tidak apalah, benaknya berkata.

"Mau gue anterin pulang?" Tawar Niko. Tidak ada jawaban. Venta diam sembari melihat jalanan yang masih ramai. Ia menunggu bus, hanya itu.

"Hei!" Niko mencoba mengalihkan pandangan Venta dari ramainya jalanan, tetapi ia malah mendapat balasan tatapan tajam dari Venta.

"Apasih lo? Ganggu aja!" Kata Venta dengan nada suara yang naik satu oktaf. Kalian masih ingat, bagaimana sikap Venta jika dia bertemu dengan seseorang yang belum ia kenal? Ya seperti inilah.

"Gue cuman nawarin lo buat pulang bareng gue" Kata Niko.

"Nggak ada, lo pulang aja" Oh ayolah! Mana bus yang biasanya berlalu-lalang disini? Venta memohon agar bus segera lewat.

"Ini udah sore kalo-" Lagi-lagi, ucapan Niko terhenti. Ia melihat Venta berjalan kearah bus yang sekarang terparkir dibelakang mobil Niko. Niko memandang bus yang ditumpangi Venta sambil tersenyum kecut.

Didalam mobil, Venta lekas mencari tempat duduk untuk dirinya. Setelah itu ia akan tidur sebentar mengusir lelah didalam tubuhnya. Jangan pikir rasa kesal Venta terhadap Ervin sudah hilang. Belum! Ia masih ingat dengan kejadian tadi.

***

Venta turun dari bus yang ia tumpangi. Lalu ia berjalan kearah komplek dimana rumahnya berada. Venta melihat, mobil yang ia kendarai tadi sudah terparkir di depan rumahnya.

Saat sampai di depan rumah, ia melihat seseorang berpakaian seragam persis yang ia kenakan sekarang sedang duduk di teras rumahnya.

Venta berjalan mendekati pria itu. Ervin, yaa benar itu Ervin. Dia mengambil alih tugas dari Bapak yang ada dibengkel untuk mengantarkan mobil ini kerumah pemiliknya.

"Ngapain lo?" Sapaan tidak sedap Venta keluarkan dari mulutnya. Ia masih kesal dengan perlakuan Ervin tadi.

Ervin mendongak menatap siapa yang berbicara kepadanya. Setelah mata mereka bertemu, barulah Ervin angkat bicara.

"Ini nganterin mobil lo" Jawab Ervin sambil memberikan senyum miliknya.

"Udah kan? Pulang sana!" What?! Ervin diusir? Ervin yang mendengar hanya melongo belum paham apa yang dibicarakan oleh Venta. Matanya mengerjap dua kali menyadarkan lamunannya. Belum pernah ia diusir dari rumah orang seperti ini.

"Ehemm, lo marah?" Tanya Ervin ragu-ragu.

"Nggak" Jawab Venta ketus.

"Kok jadi galak sih lo?"

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang