22

113 45 25
                                    

Malam harinya, Venta sudah disibukkan dengan acaranya yang hanya ingin keluar dengan Ervin.

Ia mondar-mandir tidak jelas sesekali melirik jam ponsel miliknya yang tergeletak diatas meja riasnya.

Ia tidak pandai berdandan, apalagi memilih baju. Tetapi untunglah, tadi temannya sudah mau membantunya untuk mencari baju yang cocok untuk dirinya.

Ponsel berdering menandakan ada panggilan masuk. Dilayar ponsel Venta tertera nama Tasya disana. Ia lantas mendekati meja rias dan merampas ponsel itu.

"Hallo" sapa Venta cepat sebelum Tasya mengeluarkan suara.

"Kaget njir, gue belum nyapa kali" titah Tasya kesal.

"Gue gugup nih, berangkat nggak ya?" Tanya Venta sambil terus mondar-mandir dan menggigiti jari kukunya.

"Berangkat lah, gue udah carrin baju lo kan?"

"Iya udah, tapi-" ucapan Venta terhenti saat suara Tasya kembali terdengar.

"Sekarang lo dandan, apa perlu gue kerumah lo?" tanya Tasya.

"Nggak usah!" sergah Venta cepat. Ia lantas mematikan sambungan telepon tersebut dan berlari kecil menuju lemari hanya untuk mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Tasya.

Ia menempatkan pakaian tersebut paling atas. Pikirnya tidak ingin repot jika mencarinya nanti. Setelah ia memakai pakaian, ia berjalan mendekati meja rias miliknya.

Ia memandangi wajahnya yang nampak gugup malam ini. Apa apaan ini? Kenapa dirinya menjadi seorang cewek yang lembek? Hanya jalan dengan Ervin! Dia bukan siapa-siapa nya, jadi untuk apa gugup?

Venta mengusir rasa gugupnya. Ia mulai untuk merias wajahnya sendiri. Walaupun seumur hidupnya ia tidak pernah dandan.

Ia hanya tau bedak dan liptint. Venta mulai memoleskan bedak di wajah cantiknya. Sesekali rasa gugup menyerangnya.

Setelah cukup puas dandanan di wajah, ia beralih di bibir. Ia memberikan liptint merah marron yang tidak terlalu mencolok.

Jujur, dihati Venta ia dilanda gugup yang sangat bergejolak. Tidak percaya diri dengan dandanan jeleknya. Ia takut Jika Ervin akan malu dengan orang lain hanya karena ia tidak bisa dandan.

Ia terus memandangi wajahnya, takut ada yang salah sewaktu ia mengolesi tadi. Setelah puas memandang pantulan dirinya dari cermin, ia beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju ponselnya.

Venta ingin menghubungi Tasya sekarang juga. Ia akan meminta pendapat kepada Tasya apakah dandanannya sudah pas? Atau malah terlalu menor?

Ia mengubungi Tasya. Masa bodoh dengan dia yang sedang sibuk. Panggilan terhubung menampakkan wajah Tasya yang sedang serius mengerjakan soal-soal dihadapannya.

"Apa?" tanya Tasya ketus.

"Gimana udah pas belum?" tanya Venta was-was.

"Jelek banget lo sumpah!" cibir Tasya dan berhasil merubah bentuk bibir dari Venta yang semula sedikit girang sekarang melengkung kebawah.

"Gue jelek?" tanya Venta.

"Jelek banget!" Sungguh Tasya sangat jahat sekarang! Bukan saatnya untuk menggoda Venta, tuhan!!!

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang