08

318 159 44
                                    

Karena bahagia itu tidak untuk didambakan, tetapi untuk diciptakan.

-DifferentProperties

Waktu menunjukkan pukul 19.00, namun Ervin belum juga pulang kerumah. Ia mungkin masih asik di basecamp bersama dengan teman temannya yang lain.

Hal tersebut sudah dianggap biasa oleh keluarganya. Karena Papahnya lah yang menyuruh Ervin untuk menjadi ketua geng tersebut. Dan semuanya harus mau mengambil resiko apapun yang akan terjadi oleh Ervin.

Keluarga Pak Dillon sedang melakukan makan malam bersama di meja makan. Kaluarga itu memang terlihat harmonis dari luar, tetapi siapa sangka keluarga itu justru sering bercekcok tentang kegiatan Ervin. Dan hebatnya, mereka bisa menutupi itu semuanya agar terlihat biasa saja.

"Bilqis makan dulu nak" Ajak Bunda. Bilqis pun berjalan malas kearah meja makan.

Di meja makan sudah ada Pak Dillon yang sedang menunggu sang istri mengambil hidangan.

Beruntung, hari ini Findi memasak makanan kesukaan suaminya. Sup Buntut dengan lauk tempe dan juga tahu.

Setelah Findi selesai menyiapkan makanan untuk Pak Dillon, sekarang beralih untuk Bilqis. Bukan manja, hanya saja itu kemauan dari sang Bunda nya. Mungkin jika ada Ervin disana, pasti ia juga akan mendapatkan perlakuan sama dari Bundanya.

Sembari menunggu bunda menyiapkan makan malam untuk dirinya, ia sesekali mengecek ponselnya. Hanya untuk mengalihkan pandangannya dari Pak Dillon.

"Nih" Ucap Bunda seraya menyodorkan piring yang berisi hidangan makan malam itu.

"Aku makan dikamar" Jawab Bilqis sambil meraih piring tersebut.

Findi yang melihat tingkah laku putrinya hanya tersenyum tipis sambil menghela napas. Pak Dillon yang menyadari itu langsung tau apa yang dirasakan oleh sang Istri.

"Tidak apa, mungkin dia masih butuh waktu" Kata Pak Dillon sambil menunjukkan senyumnya.

"Iya pah" Jawab Findi sendu.

Pintu tiba tiba terbuka menampakkan seorang pria yang masih mengenakan baju seragam SMA nya. Ia terlihat membawa jaket berwarna hitam yang diletakkan di pundak kirinya.

Ia memasuki rumah tersebut tak lupa ia mencium tangan orang tuanya.

"Mandi dulu Vin, abis itu makan" Kata Bunda lembut.

"Iya Bun" Jawab Ervin tak kalah lembut.

Dulu Bunda Findi dengan Pak Dillon pernah bertengkar hanya karena Ervin yang melanjutkan posisi kakeknya.

Flashback On

Saat itu Ervin masih menginjak kelas 3 SMP. Masih menjadi lelaki yang sangat dingin karena ia belum bisa menerima kenyataan masalalu antara bunda dengan papahnya.

"Nggak bisa gitu dong mas!" Bentak Findi "Kamu tau kan ketua Victory itu harus gimana? Kamu mau anak kita luka luka karena itu semua? Hah?!" Lanjut Findi dengan emosi yang memuncak.

"Kita bisa bicarakan ini baik baik" Jawab Dillon sambil mengelus pundak istrinya.

"Bicarakan baik baik gimana? Jelas jelas itu nggak baik buat anak kita, kamu malah terima tawaran itu!"

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang