16

164 67 38
                                    

"Pengen tau aja sih" Jawab Venta.

"Ah elah, bilang aja masih peduli"

"Nggak"

Mereka berdua sesekali menyesap minumannya. Seraya berkomentar rasa yang ada di dalam minuman tersebut.

"Oh ya, gue belum selesai ngomong tadi Ta"

"Ngomong aja"

"Jadi gini, tadi kan Bara bolos pelajaran, terus pas balik muka dia babak belur. Pas ditanya sama guru mapel, jawabnya abis gelut sama sekolah samping" Jelas Jodie panjang.

"Sekolah samping?" Tanya Venta masih belum paham. Yang dimaksud Jodie adalah SMA Galaksi Buana. Karena dari dulu dua sekolah tersebut tidak pernah akur.

"Sekolah lo!"

"Siswa sekolah gue?" Tanya Venta lagi.

"Iya lah" Jawab Jodie greget.

Venta menimang-nimang apa yang dikatakan oleh Jodie. Siapa siswa sekolahnya yang kenal dengan Bara?

"Gue cabut!" Pamit Venta tiba-tiba.

"Yaelah, baru juga kangen-kangen an Ta!" Teriak Jodie kepada Venta. Tetapi Venta tidak menggubris perkataan dari temanya tadi.

****

Di dalam mobil Venta memikirkan tentang Bara. Dia kenal salah satu siswa dari SMA nya? Siapa? Tidak ada yang dikenal Bara selain dirinya. Tetapi temannya bilang dia berkelahi dengan siswa sekolahnya.

Venta melajukan mobilnya menuju rumah. Saat sudah sampai rumah, ia bergegas memasuki kamar. Rumah Venta selalu sepi. Ayah yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Venta tidak memiliki siapapun selain Ayah dan juga sahabat terdekatnya. Ia terbiasa hidup sepi didalam rumah. Jika tidak ada Ayahnya, ia terbiasa dengan Bi Suti.

Venta masih sering melamun, memikirkan ibunya yang sudah tidak ada. Ia rindu dengan ibunya. Ia rindu dengan kasih sayang seorang Ibu. Ia rindu itu.

Ia memasuki kamar nya, lalu merebahkan tubuhnya di king size miliknya. Tidak ada pikiran untuk membasuh badan dari diri Venta. Ia ingin istirahat, cukup lelah dengan kegiatan hari ini.

***

Ervin pulang dari basecamp diikuti oleh Verro dibelakangnya. Rencananya ia ingin bermain PS di rumah Verro. Tapi Verro menolak, Ervin harus mandi terlebih dahulu sebelum kerumahnya. Huh, dasar.

Ervin memasuki rumah dengan senang ria. Senyuman tanpa paksaan terus dikeluarkan dari bibir Ervin.

"Assalamualaikum Bun" Ucap Ervin saat sudah membuka pintu. Hening, tidak ada jawaban. Kemana Bundanya? Kalau Papah, sudah pasti beliau dikantor.

Keluarga Ervin tidak memiliki ART. Karena Bundanya masih mampu membersihkan rumah atau bahkan mengurus anak-anaknya.

Ervin melangkahkan kakinya menuju kamar yang berada di lantai atas. Ia lantas membuka pintu dan menuju kamar mandi untuk membasuh diri.

Sekitar 15 menit berlalu, Ervin keluar dari kamar mandi. Ia keluar dari kamar mandi mengenakan Hoodie berwarna putih. Dengan bawahan jeans selutut.

Ia keluar rumah menuju rumah Verro. Seperti yang tadi Author bilang, ia akan bersenang-senang di rumah Verro. Sekedar melepas penat yang Ervin rasakan. Toh, rumah nya sedang sepi.

***

"Assalamualaikum," Sekarang Ervin berdiri didepan pintu bercat putih. Itu rumah Verro, benar.

Different PropertiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang