Kejadian semalam membuat Ailee pulang larut malam yang berimbas pada jam tidurnya. Tapi ia harus tetap bersekolah dan mengikuti jam pelajaran sebaik mungkin walau rasa kantuk sesekali membuatnya menguap dan kehilangan fokus.
Seperti saat ini, ia terlihat menahan kelopak matanya agar terbuka sempurna dan mencatat materi secepat mungkin.
"Aissh sialan, ngantuk banget..." Geramnya seraya meneguk bekal air minumnya.
Nayma menatap teman sebangkunya itu dengan aneh. "Lo kenapa sih? Dari tadi berisik mulu, ngedumeeeel teruuus..."
Ailee menghentikan kegiatan mencatatnya dan menopang dagu. "Ngantuk..." Rengeknya.
"Lo tidur jam berapa? Biasanya juga jam sepuluh udah ke Amerika," tanya Nayma.
"Jam 3, terus bangun jam 5. Pengen nangis woy, ngantuk banget sumpah!" Jawab Ailee yang membuat Nayma menatapnya tak percaya.
"Kok bisa?"
Ailee menyandarkan punggungnya pada tembok kelas, pasalnya ia duduk di bangku ke 3 baris pertama dekat jendela.
"Semalam kan jam 10 kalau gak salah, gue abis dari rumah sakit jenguk Nenek. Karena Mamah nginep, jadi gue balik sendiri." Ucap Ailee membuka cerita.
Nayma menegakkan posisi duduknya dan memasang telinganya dengan fokus pada cerita Ailee.
"Kalau dari jalan raya kan jembatan keliatan jelas, nah gu--"
"Jembatan mana?"
"Yeu ganggu, jembatan yang deket kebun yang luas itu." Jelas Ailee.
Nayma mengangguk paham. "Ouh, yang mau ke kebunnya Jhonatan Corner?"
"Iya yang-- wait, siapa?" Tanya Ailee saat mendengar nama yang tak asing di telinganya.
"Jhon Corner, itu pebisnis yang beli tanah itu. Itu tanah pribadi, makanya di portal, gila Lee, gue pernah masuk diem-diem dan luaaaas banget, mana tanamannya bagus-bagus, buah-buahan yang di tanam pun jadi semua..." Ucap Nayma yang terlihat sangat senang dan takjub saat menceritakan pengalamannya.
Sedangkan Ailee, ia terdiam memikirkan semua kejadian yang di alaminya semalam.
"Zulleon Corner..." Gumam Ailee.
Nayma mengernyit heran. "Lo, lo kenal sama anaknya?"
Ailee menatap Nayma dengan mata yang membulat sempurna. "Anaknya?"
"Iya, kata Papah aku, dia itu ganteng. Soalnya Papah gue kan karyawannya Pak Jhonatan, pas tahlilan istrinya yang meninggal, dia liat anaknya." Ucap Nayma menceritakan.
Mulut Ailee membuka tak percaya. Ia menepuk keningnya berkali-kali. "Jadi semalam? Ya tuhaaan... Untung banget gue nolongin tuh cowok, penerusnya Corner gak ilang..." Ucapnya yang membuat Nayma menatap teman sebangkunya itu geli.
"Apaan sih anjir, gaje."
Ailee memegang bahu Nayma dan menatapnya dengan serius.
"Semalam gue nolongin cowok yang mau loncat dari atas jembatan itu." Ucapnya.
Nayma seketika terdiam dan fokus mendengarkan.
"Dari angkot, gue langsung lari masuk kolong portal terus narik baju tuh cowok. Dia emang ganteng, namanya ya itu, Zulleon Corner."
Nayma menatap temannya itu tak percaya. "Demi apa? Itu beneran Leon?"
Ailee menganggukkan kepalanya. "Iya, gue gak banyak tanya sih. Abis ngebujuk dia, ya gue bawa dia buat beli coklat panas di tepi jalan. Sampe akhirnya gue pulang jam 3 gara-gara nemenin dia cerita."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZUCO's Obsession
Teen FictionZulleon Corner, seorang pemuda yang terobsesi pada seorang gadis yang menghentikan aksi bunuh dirinya. Awalnya ia mengira, dirinya hanya merasakan kesepian lalu nyaman dengan gadis yang dengan senang hati menjadi temannya. Ternyata perkiraannya sala...