Part ini gak ada darah tinggi awowkk...
Semoga suka...
Dan jangan lupa vote sama komentarnya...Ailee tersenyum pada Zuco yang sudah menunggunya di depan kelas untuk pulang bersama. Setelah guru yang mengajar di kelasnya keluar, Ailee serta para siswa dan siswi lainnya pun menyusul pergi.
Zuco mengusap rambut Ailee saat gadis itu berdiri di hadapannya dengan tersenyum manis. Membuat Zuco semakin gemas saja
"Pulang?" Ailee menganggukkan kepalanya.
"Aku gak sabar ketemu Ibu dan ceritain sekolah baru ini," ucap Ailee.
Zuco mengangguk pelan, kemudian ia genggam lengan Ailee dan menuntunnya pergi menuju tempat parkir.
"Sekolah ini luas banget, banyak gedungnya." Ucap Ailee dengan mata yang terus memandangi sekitarnya. "Zuco, yang di sana itu gedung apa?" Ailee menunjuk sebuah gedung yang hanya terlihat atapnya saja karena terhalang bangunan kelas.
"Itu kolam, jadi kalau ada jadwal renang atau ujian, kita gak perlu ke luar." Jawab Zuco, Ailee kembali di buat takjub oleh sekolah barunya ini.
Sesampainya di tempat parkir, Zuco langsung membukakan pintu mobil untuk kekasihnya.
"Yaang, kita makan dulu yah? Mau kan?"
Ailee terlihat berpikir. "Emh, okay. Tapi kali ini aku yang bayar,"
Zuco tersenyum haru. "Dengan senang hati sayang," ucap Zuco, kemudian ia menyusul masuk ke dalam mobil.
Kini mereka berada di perjalanan untuk mencari makan siang, dengan Ailee yang menjadi penentu.
"Kita makan di mana yaang?" Tanya Zuco karena Ailee belum juga mengatakan tempatnya.
Ailee menatap Zuco dengan senyumannya.
"Ada apa yaang? Jangan manis-manis deh, gemesin tahu." Ucap Zuco.
"Dih, Zuco... Hari ini kita makan di wartegnya Bu Tina yah, di perempatan san--aduh!" Pisuh Ailee karena Zuco menghentikan mobilnya dengan tiba-tiba.
Zuco melirik Ailee sekilas. Ailee mengernyit heran, pasalnya Zuco terlihat kebingungan.
"Ada apa?" Tanya Ailee.
Zuco tersenyum ragu seraya mengusap tengkuknya beberapa kali. Hal itu membuat Ailee menatapnya penuh tanya.
"Zuco?" Ailee mengusap bahu Zuco dengan lembut.
"Emh, yaang... Gimana kalau kita makan di restoran atau rumah makan yang--"
Senyuman di wajah Ailee seketika luntur. "Emangnya kenapa?" Tanya Ailee memastikan, walaupun sebenarnya ia tahu kenapa.
Zuco meraih lengan kanan Ailee dan menggenggamnya dengan lembut. "Yaang, tapi warteg kan tempatnya... Maaf, tapi--"
"Zuco, warteg Bu Tina bersih kok. Makanannya juga gak kalah enak sama restoran yang sering kamu datengin," ucap Ailee meyakinkan dengan mengusap punggung tangan Zuco.
Zuco terlihat menghela nafas panjang dan, "yaang, aku--"
Ailee mengangguk paham, kemudian ia menarik lengannya dari genggaman Zuco. Zuco terdiam saat Ailee memandang ke arah luar dengan raut wajah sedih.
"Aku mau ngajak kamu makan ke tempat yang kamu mau, tapi aku gak bisa, uang jajan aku seminggu pun mungkin gak akan cukup." Ucap Ailee seraya memainkan jari jemarinya.
Zuco memejamkan mata sejenak. "Zuco bodoh, bisa-bisanya lo nolak niat baik cewek lo sendiri." Geramnya pada diri sendiri.
"Kok jadi murung gitu sih, okay kita ke wartegnya Bu Tina itu. Jangan sedih gitu dong, maafin aku yah..." Ucap Zuco seraya mengecup lengan Ailee beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZUCO's Obsession
Teen FictionZulleon Corner, seorang pemuda yang terobsesi pada seorang gadis yang menghentikan aksi bunuh dirinya. Awalnya ia mengira, dirinya hanya merasakan kesepian lalu nyaman dengan gadis yang dengan senang hati menjadi temannya. Ternyata perkiraannya sala...