Ailee melirik jam di dinding kamarnya yang menunjukkan pukul 7 malam. Tinggal satu jam lagi untuk menunggu kedatangan Zuco dan keluarga berkunjung ke rumahnya. Saat ini Ailee sedang duduk di tepi tempat tidur dengan di temani Angga, Nayma dan juga Sara, teman sekelas di sekolah barunya bersama Zuco. Satu-satunya siswi yang membantu Ailee ketika Karin melabraknya.
"Lee, lo yakin?" Tanya Angga.
Nayma melempar Angga dengan sebuah boneka kecil milik Ailee. "Yakin lah, harus. Zuco itu udah paket lengkap. Bukan cuma visual sama materi, tapi dia juga bucin sama Ailee."
Ailee tersenyum mendengar hal itu.
"Tapi Nay, gue pernah liat dia marah di sekolah. Kayaknya posesif juga, iya gak sih?" Sara memastikan pada Ailee.
Ailee mengangkat bahu tak tahu harus menanggapinya seperti apa.
"Mungkin emang gitu cara nunjukin kasih sayangnya, iya gak lee?" Sahut Nayma.
Ailee hanya bisa diam dan menatap layar ponselnya, kemudian tersenyum melihat wajah tampan Zuco memenuhi layar ponselnya. Ia sempat ingin mengubah wallpaper itu, namun Zuco marah dan akhirnya Ailee kembali memakai foto Zuco. Sekarang Ailee sendiri yang tersenyum lucu mengingat hal itu.
"Nah kan, senyum-senyum sendiri. Ngeri gue," ucap Angga.
Ailee melirik sahabatnya itu. Sejak SMP Ailee lebih banyak berbagi cerita dengan Angga. Apa yang dirinya tidak katakan pada sang Ibunda, Ailee katakan pada Angga. Angga sudah seperti Kakak dalam kehidupan Ailee.
"Ga, gak ada waktu buat berubah pikiran. Setengah jam lagi Zuco pasti nyampe." Ucap Ailee.
Angga menepuk bahu Ailee dan tersenyum. "Apa pun keputusan lo, kita akan tetep dukung."
Nayma dan Sara mengangguk setuju.
"Ga, makasih karena selama ini lo selalu percaya sama gue bahkan di saat gue gak percaya sama diri gue sendiri." Ucap Ailee seraya membawa lengan kanan Angga ke dalam genggamannya.
Angga hanya bisa tersenyum, kemudian membuang pandangan karena matanya tiba-tiba saja berair.
"Kayak yang mau nikah aja anjir, buruan siap-siap, udah mau jam 8 nih!" Ujar Nayma seraya menarik Ailee untuk keluar dari dalam kamar.
Sedangkan Angga masih terduduk di tepi tempat tidur dengan pandangan tertunduk memandangi lengan kanannya yang Ailee genggam tadi.
"Friend zone emang berat, Ga. Sabar ya." Ucap Sara seraya menepuk bahu Angga.
Angga langsung menatap Sara dengan alis terangkat. "Maksud lo?"
Sara terkekeh pelan. "Gue tahu, lo suka sama Ailee, iya kan?"
Angga langsung gelagapan seraya mengusap rambutnya ke arah belakang. "Sok-- Sok tahu lo,"
"Aish... Gak ngaku juga gak pa-pa, gue gak peduli." Ujar Sara yang kemudian berlalu menyusul Nayma dan Ailee yang sudah bersiap menunggu kedatangan Zuco di ruang tamu.
Angga masih belum beranjak dari tempatnya. Ia terlihat memegangi dada sebelah kirinya. "Apa keliatan ya? Atau kedengeran? Aish, si Sara bikin parno."
Di luar sana, Ailee, ibu, adik, Sara dan juga Nayma tersenyum ramah menyambut Zuco yang sudah berdiri di ambang pintu dengan di temani Ayah juga sang Kakak, Kenan. Namun Ailee masih dapat merasakan ketegangan di antara Kakak Beradik itu.
Zuco terlihat tampan dengan baju batik yang dikenakannya. Ailee tak ingin kalah, ia terlihat begitu cantik dengan sebuah gaun sifon berwarna dark blue selutut. Mereka saling memandang untuk beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZUCO's Obsession
Teen FictionZulleon Corner, seorang pemuda yang terobsesi pada seorang gadis yang menghentikan aksi bunuh dirinya. Awalnya ia mengira, dirinya hanya merasakan kesepian lalu nyaman dengan gadis yang dengan senang hati menjadi temannya. Ternyata perkiraannya sala...