Beb... Harusnya kemarin tuh part gak kayak gitu)ㅠㅠ, itu tuh buat agak nantian... Tapi, udah terlanjur dah lanjut aja awowkk...
***
"Angga!!" Panggil Ailee dari luar rumah sahabatnya itu. Saat ini ia sedang benar-benar marah kepadanya.
Ceklek.
"Ailee, kamu kok nangis?" Tanya Ibu Angga yang membukakan pintu untuknya.
Ailee menghapus air matanya, walau percuma saja karena tangisannya masih belum mau berhenti. "Angga mana Tante, mau aku pukul dia!!"
"Ya ampun, kalian berantem? Kamu diapain sama anak Tante, Lee?"
"Tante, Angganya mana ih..."
"Udah dong nangisnya, Angga ada di kamarnya. Kamu temuin aja,"
Tanpa mengatakan apapun lagi, Ailee langsung naik ke lantai dua menuju kamar Angga. Tangannya sudah gatal ingin menjambak sahabat kejamnya itu.
Ceklek.
"Ketuk du--"
"Berisik!! Sini lo!!" Ailee langsung naik ke atas tempat tidur dan menutup wajah Angga yang sedang berbaring dengan bantal. "Tega lo!! Kampret!!"
"Fyuuh... Lee, engap woe..."
Ailee langsung menjambak rambut Angga dan menguyelnya ke depan belakang, kiri dan kanan."
"Lee, ampun... Pusing Lee..." Mohon Angga agar Ailee melepaskan jambakkannya.
Ailee pun melepaskannya. Ia langsung menatap Angga dengan penuh kemarahan.
"Jadi lo yang kirim pesan, ke Zuco?"
Angga mengangguk dengan santai.
"Maksud lo apa? Lo kira lucu?"
Angga mengangguk paham. "Sabar dulu, Zuco aja santai."
"Hah? Lo!!"
Angga langsung beringsut turun dari tempat tidur ketika Ailee hendak menyerangnya kembali.
"Zuco setuju sama apa yang gue omongin. Lo juga selama ini tertekan, kan? Salah gue di mana? Gue cuma mau bantu lo." Ucap Angga.
Ailee menatap sahabatnya itu dengan tatapan tak percaya. "Nyesel gue banyak cerita ke lo."
"Lee, maksud gue baik."
"Dengan lo bikin gue sama Zuco break?"
"Lee, gue--"
"Tapi cara lo salah. Sekarang Zuco berpikir gue ngejelek-jelekin dia di depan lo,"
Angga langsung menggelengkan kepalanya. Ia tahu pasti, Zuco tidak berpikiran seperti itu. "Itu cuma pikiran lo, Zuco ngerti posisi lo."
"Bukannya lo mau buktiin yang Zuco rasain itu Cinta atau Obsesi, iya kan? Lo liat aja, kalau Zuco biasa aja selama break atau bahkan beneran ngilang, berarti dia cuma terobsesi. Tapi kalau cinta, mau sejarang apapun kalian ketemu, dia akan pulang ke lo." Tambah Angga.
Ailee kembali terisak.
"Gue udah terbiasa sama kehadiran dia. Gue udah terbiasa jadi tuas rem dua, gue udah terbiasa dengan dia yang manja... Gue-- Angga, gue sedih..." Ucapnya.
Angga mengangguk paham.
"Ini yang gue takutin. Kalau lo terus-terusan kayak gini, mau sampai kapan? Bagaimanapun lo cewek, suatu saat lo pasti butuh pelindung." Ujar Angga.
"Lo bahkan sempet mimisan, dan saat itu tubuh lo lagi gak fit gara-gara gak tidur nungguin Zuco. Tapi lo tetep buka mata dan berusaha bikin Zuco baik-baik aja. Mau sampai kapan?" Tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZUCO's Obsession
Teen FictionZulleon Corner, seorang pemuda yang terobsesi pada seorang gadis yang menghentikan aksi bunuh dirinya. Awalnya ia mengira, dirinya hanya merasakan kesepian lalu nyaman dengan gadis yang dengan senang hati menjadi temannya. Ternyata perkiraannya sala...