Zuco mengembuskan nafas kasar dan mengangguk pasti.
"Okay, gue gak akan marah." Ucapnya pada Angga yang berdiri di hadapannya.
Angga tersenyum senang.
"Ailee gak ada niat buat nyembunyiin tentang dia yang kerja part time di rumah makan. Dia mau bilang, tapi gak sekarang." Ucap Angga.
Zuco terdiam seraya menyandarkan tubuhnya pada mobil.
"Heh, malah diem. Awas aja kalau lu marah-marah apalagi nyebut nama gue, gua ancurin hubungan lo." Ujar Angga yang takut jika Zuco mengatakan bahwa dirinyalah yang memberitahunya, seperti waktu itu.
Zuco mengusap wajah gusar.
"Dia lagi butuh banget uang?"
"Ho'oh."
"Harusnya dia bilang. Gue bahkan udah nawarin bantuan, tapi dia nolak." Ucap Zuco heran.
Angga tertawa hambar. "Gue udah temenan sama dia dari SMP, jadi lain kali, kalau Ailee butuh uang, jangan kasih bantuan uang. Tapi kerjaan atau tenaga."
"Ya kan biar gak usah cape-cape,"
Angga menepuk bahu Zuco. "Ailee itu gak enakan, dia juga punya harga diri anjir. Dia masuk sekolah karena bantuan lo aja dikata-katain kan sama mantan lo. Dia gak mau dikira cewek matre."
"Ailee ngomong gitu?"
"Mas Zuco, gue udah dari SMP--"
"Berisik. Sekarang Ailee di rumah makan mana?"
"Di rumah makan Hana'ang. Rumah makan sunda di--"
"Thanks." Potong Zuco yang langsung kembali masuk ke dalam mobil untuk menemui tunangannya.
Angga menarik nafas dan menyabarkan diri. Kemudian, "INGET JANGAN MARAHIN DIA!!" teriaknya ketika mobil Zuco semakin jauh dari pandangannya.
Angga tersenyum miris. Cinta pertamanya tidak berjalan mulus, bukannya tidak ingin berjuang, tapi pada kenyataannya Ailee lebih membutuhkan orang berpower seperti Zuco.
Di sisi lain Zuco terus menambah kecepatan agar bisa cepat sampai di rumah makan yang Angga ucapkan. Ia ingin menemui Ailee dan memeluk gadis keras kepalanya itu.
"Harusnya gue ngerti. Harusnya gue punya pola pikir kayak Angga. Harusnya gue tahu kalau Ailee gak akan nerima bantuan gitu aja." Gumamnya sepanjang jalan.
Setelah melewati dua tikungan, Zuco pun sampai di sebuah tempat yang dipenuhi beberapa toko, salah satunya adalah rumah makan hana'ang. Tak menunggu waktu lama, Zuco langsung memarkirkan mobilnya.
Kemudian ia berjalan masuk ke dalam dan mengedarkan pandangannya.
"Mas, ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang pelayan berkerudung.
Zuco menganggukkan kepalanya. "Saya--"
Zuco menghentikan kalimatnya ketika matanya menemukan Ailee yang sedang menundukkan wajahnya di depan seorang pria yang sudah jelas jauh lebih tua dari dirinya.
"Mas?"
"Menu spesial di sini, take away." Jawab Zuco yang kemudian berlalu menghampiri Ailee.
Gadis itu terlihat menunduk takut mendengar setiap kata yang penuh dengan tekanan dari pria yang berada di hadapannya. Hal itu membuat Zuco memanas, ia tidak suka melihat orang lain memarahi gadisnya.
"Kamu gimana sih?! Masa bawa nampan aja sampe gemetaran, minuman sama makanannya jadi tumpah kan!!" Ujar si Pria yang merupakan pengelola rumah makan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZUCO's Obsession
Teen FictionZulleon Corner, seorang pemuda yang terobsesi pada seorang gadis yang menghentikan aksi bunuh dirinya. Awalnya ia mengira, dirinya hanya merasakan kesepian lalu nyaman dengan gadis yang dengan senang hati menjadi temannya. Ternyata perkiraannya sala...