Jangan lupa Vote dan komen...
Semoga sukaaa ya... Ini juga panjang loh. Maaf kalau ceritanya absksueiwuuehekakh...
Zuco mengusap wajahnya kasar, ia sangat mengkhawatirkan keadaan Ailee yang tengah memejamkan mata untuk mengistirahatkan tubuhnya. Saat ini ia memakai pakaian milik Zuco dengan dibantu oleh asisten rumah tangga yang memang khusus untuk membantu mengurusi kebutuhannya.
"Den, Dokter bilang kan Non Ailee sudah tidak pa-pa. Sebaiknya Den Zuco juga beristirahat." Ucap Asisten rumah tangga yang sejak Zuco SMP ia panggil Nanny Sarnah.
Zuco terlihat mengepalkan lengannya menahan rasa kesal. Kemudian ia bangkit dan berlalu dari dalam kamar .
Ia berjalan setengah berlari menuruni anak tangga, membuat sang Ayah dan Kakak yang sudah mengenakan pakaian biasa menatap ke arahnya, para tamu pun sudah meninggalkan rumah, kini hanya para pegawai katering dan pegawai yang membereskan dekor rumah."Zuco, kamu mau ke mana?" Tanya Kenan seraya menahan lengan sang adik untuk menjawab pertanyaannya.
Zuco menepis lengan sang Kakak dan kembali melanjutkan langkahnya.
Kenan tak tinggal diam, ia kembali menghadang langkah sang adik. "Stop! Zuco!" Sentak Kenan yang kini memegang kedua bahu Zuco.
Dan Zuco hanya berdiri dengan tangan yang mengepal dan mata yang menyorot tajam.
"Pah! Papah, liat sini dong! Ini Zuco mau pergi, malah diem mulu..." Panggil Kenan.
Jhonatan terlihat menghembuskan nafas kasar dan berjalan ke arah kedua putranya.
"Zuco tenang, nak... Kita udah liat dan tahu siapa pelakunya dari CCTV, Papah rasa gadis itu juga gak tahu kalau Ailee gak bisa berenang." Ucap Jhonatan berusaha menenangkan putra bungsunya itu.
Zuco menatap sang Ayah. "Andai Papah sama Kak Kenan gak nahan aku, udah dari tadi aku kasih pelajaran perempuan itu dan semua yang hanya diam tanpa ngelakuin apapun di sana!" Geram Zuco.
"Dek, listen to me...--"
"Apa, hah? Bahkan tadi lo ngunci gue!" Sentak Zuco seraya mendorong tubuh Kenan kasar.
Kenan mengangguk paham. "Kamu butuh istirahat, tidur sana."
Zuco tersenyum miris, "gua harus--"
"Harus apa? HARUS BIKIN MASALAH MALEM-MALEM KAYAK GINI, HAH?!"
Zuco mencengkeram kerah baju yang Kenan kenakan, "lo gak perlu ikut campur." Tekannya.
Melihat itu, Jhonatan menggeram tertahan, ia langsung menarik bahu Zuco dan mengangkat tangan kanan hendak menamparnya.
Namun Kenan langsung menahan lengan sang Ayah dan menggelengkan kepalanya tak setuju. "Jangan pernah mukul Zuco depan aku." Ucapnya.
"See! Lihat Kakak kamu! Kamu udah gak sopan tapi dia masih belain kamu," ujar Jhonatan.
Zuco hanya diam dengan memandangi sudut rumah yang saat ini terlihat menarik baginya.
Kenan merangkul bahu Zuco dan membawanya untuk kembali ke kamar. "Besok aja, okay? Sekarang kamu temenin Ailee, kasihan kalau ditinggal."
Ceklek.
Zuco langsung mengunci kamarnya tanpa memberikan Kenan kesempatan untuk berbicara, bahkan hanya untuk mengucapkan selamat malam.
Zuco berjalan menghampiri Ailee yang masih memejamkan matanya, kemudian ia duduk di tepi tempat tidur dengan menggenggam lengan Ailee dan menatapnya dalam diam.
"Zuco..."
"Eh, loh kamu kok bangun? Kebangun yah gara-gara aku," ucap Zuco seraya membantu Ailee untuk bersandar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZUCO's Obsession
Teen FictionZulleon Corner, seorang pemuda yang terobsesi pada seorang gadis yang menghentikan aksi bunuh dirinya. Awalnya ia mengira, dirinya hanya merasakan kesepian lalu nyaman dengan gadis yang dengan senang hati menjadi temannya. Ternyata perkiraannya sala...